Pemilik Panti Asuhan Samuel: Saya siap dipancung
Merdeka.com - Chemuel, pemilik panti asuhan Samuel berdalih jika kekerasan sekaligus pelecehan seksual yang terjadi di panti miliknya adalah fitnah. Dia membantah jika telah melakukan kekerasan terhadap anak-anak di panti binaannya tersebut.
"Itu fitnah," katanya saat dihubungi melalui seluler, Senin (23/2).
Selain itu dia juga membantah soal pembiaran balita sakit hingga akhirnya meninggal dunia. "Meninggalkan karena serangan panas, jangan konteksnya saya yang membunuh,” ujarnya.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Kenapa orang bunuh diri di Air Panas Semurup? Banyak Fenomena Bunuh Diri Hingga saat ini misteri penyebab orang-orang memilih untuk bunuh diri kawasan Air Panas Semurup belum terpecahkan.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
Untuk menegaskan alibinya, Chemuel mengaku siap dihukum pancung jika hal itu terbukti. "Saya siap dipancung, " katanya.
Namun pernyataan Chemuel justru berbanding terbalik. Henok (20), salah satu penghuni Panti Asuhan Samuel punya cerita lain. Dia bercerita kerap dimarahi dan kena pukulan.
Selain itu, selama menjadi penghuni panti tersebut Henok sering kali mendapat perlakuan kasar dan kekerasan serta caci maki. Henok juga mengaku kerap diusir ketika mengeluh jika disuruh kedua pemilik panti. Tak hanya itu, setiap hari dirinya hanya diberi makanan dengan menu mi instan.
"Caci maki setiap hari, diomel-omelin juga sering. Saya juga ditempeleng sama pemilik panti," kata Henok di LBH Mawar Sharon, Sunter, Jakarta Utara.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap motif pembunuhan pria dalam sarung yang dilakukan keponakan korban.
Baca SelengkapnyaTak hanya istri, pelaku juga membakar rumahnya di Musi Rawas
Baca Selengkapnya