Pemkab Banyuwangi dorong terobosan sistem pertanian organik
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi mendorong adanya terobosan untuk sistem pertanian organik, terutama komoditas beras. Pasalnya, produk pertanian organik mempunyai pasar yang besar, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Belum lagi, sertifikasi bebas bahan kimia juga telah diraih dari otoritas terkait.
Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Banyuwangi Ikrori Hudanto mengatakan, pemerintah daerah terus memperluas areal tanam pertanian organik untuk meningkatkan stok beras organik.
Jika tiga tahun lalu beras organik baru dikembangkan di lahan seluas 5 hektar, kini sudah mencapai 70 hektare. "Tentu ke depan terus kami kembangkan, karena prospeknya sangat bagus. Tinggal bersama-sama mendampingi petani agar mau beralih ke organik," katanya.
-
Apa yang dihasilkan dari lahan pertanian produktif? Kelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa mampu mendapatkan tambahan penghasilan setelah berhasil mengubah tempat penampungan sampah menjadi lahan pertanian produktif.
-
Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Timur? “Kesejahteraan petani harus meningkat seiring dengan peningkatan produktifitas pertanian kita. Untuk itu saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun“
-
Bagaimana pupuk organik membantu hasil panen? Saat masih menggunakan pupuk urea, produktivitas panen dalam satu hektare lahan padi sebesar 7 ton. Sedangkan saat menggunakan pupuk organik atau pupuk kandang, produktivitas hasil panen mencapai 9,6 ton.
-
Apa produk unggulan dari Kelompok Tani Jaya Lestari? Kelompok ini membawa produk unggulan berupa salak pondoh.
-
Kenapa Jawa Timur jadi andalan sektor pertanian? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung. Enam daerah ini menjadi andalan sektor pertanian Jawa Timur.
-
Apa manfaat pupuk organik? Penggunaan pupuk organik tersebut dinilai sebagai pilihan yang tepat untuk petani di tengah sulitnya mendapatkan pupuk kimia bersubsidi. Selain lebih ekonomis, penggunaan pupuk organik juga membuat tanah lebih subur. Harapannya kesejahteraan petani bisa meningkat dengan penggunaan pupuk kandang.
Untuk menyukseskan program ini, Pemkab Banyuwangi telah memberikan sarana dan prasarana teknologi pertanian, termasuk pemberian pupuk dan pemberantas hama organik. Mereka juga mengucurkan bantuan alat pencacah pupuk organik (APPO) dan membuka sekolah lapang bagi para petani.
"Alhamdulillah, beras organik Banyuwangi juga telah mendapat sertifikasi yang menunjukkan memang semua prosesnya, dari A-Z, bebas bahan kimia. Dalam waktu dekat, Banyuwangi akan membentuk asosiasi produsen beras organik. Dengan berorganisasi, pengembangan beras organik bisa lebih cepat," jelasnya.
Salah satu kelompok tani (Poktan) pertanian organik di Banyuwangi adalah Poktan Sumber Urip dari Desa Watukebo, Kecamatan Rogojampi. Poktan ini juga telah mendapatkan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS) sebagai produsen beras organik.
LeSOS adalah salah satu lembaga sertifikasi pertama di Indonesia yang berhak melakukan investigasi, mengeluarkan sertifikat dan label organik untuk berbagai macam produk organik, petani dan kelompok tani, koperasi, perusahaan, dan lainnya yang telah memenuhi persyaratan.
"Kelompok ini secara legal dan konsisten telah memenuhi persyaratan dalam memproduksi padi organik. Ini pencapaian yang membanggakan bagi Banyuwangi yang tengah getol mengembangkan pertanian organik," terangnya.
Beberapa jenis padi yang mereka kembangkan secara organik ialah padi hitam, situgendit, ciherang, towuti, dan IR 64. Ikrori pun menegaskan, beras organik Banyuwangi sudah dinyatakan aman konsumsi, bebas dari pestisida dan pupuk kimia berdasarkan pedoman SNI 67259-2013 dan Dokumen Internal Control System (ICS).
"Produktivitas dengan sistem organik naik signifikan. Sebelum menerapkan sistem ini, produktivitas padi hanya 5,5 ton per hektar. Setelah menerapkan pertanian organik, produktivitas nya meningkat hingga mencapai 7-9 ton per hektar," tegasnya.
"Ini sangat laris dan dicari masyarakat. Penetapan harganya juga setelah mendapatkan Sertifikat Prima 3 dari otoritas terkait," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sumber Urip Moch Suyadi mengatakan, menggunakan pupuk dan bahan organik bisa menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Dirinya menjelaskan, untuk mendapatkan sertifikat organik, proses penilaian selama satu tahun, mulai dari penilaian proses penanaman hingga pengambilan sampel lahan untuk memastikan bebas bahan kimia.
"Kami berkomitmen tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Kami lebih memilih menggunakan agensi hayati untuk pengendalian hama penyakit," ujarnya.
Menurutnya, petani termotivasi mewujudkan pertanian organik seiring dengan bantuan pemerintah kepada Poktan. Mulai dari chopper untuk pembuatan pupuk organik sebanyak enam unit, rice transplanter (alat tanam padi) dua unit, combine harvester satu uni, hand tractor tiga unit, pompa air dua unit, paddy power (mesin perontok) sepuluh unit, dan power thresher delapan unit. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan harga pasar bawang merah Rp 11.000 per kilogram, kelompok tani ini mampu menghasilkan Rp3,12 miliar.
Baca SelengkapnyaSetelah menggunakan pupuk organik, produktivitas hasil pertanian naik hingga 2,6 ton
Baca SelengkapnyaBeranggotakan 30 petani, dalam sebulan mereka mampu memproduksi 5 ton gula merah aren organik.
Baca SelengkapnyaMelalui program PKT BISA, Pupuk Kaltim membantu para petani untuk meningkatkan kembali daya dukung lahan, dengan menggiatkan pemanfaatan kompos.
Baca SelengkapnyaMas Adi mengimbau masyarakat untuk melakukan budidaya cabai, terong di pekarangan rumah.
Baca SelengkapnyaSebelumnya dikenal sebagai daerah penghasil padi, kini Desa Semboro menjelma menjadi pusat budidaya jeruk berkualitas tinggi.
Baca SelengkapnyaProgram ini mendorong petani untuk tidak ketergantungan terhadap pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi kembali menggelar Banyuwangi Fish Market Festival yang dipusatkan di kawasan Kampung Mandar Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPembagian pupuk organik dilaksanakan di Desa Selisihan Kawan sebanyak 40 ton dan Desa Gembalan sebanyak 10 ton.
Baca SelengkapnyaDesa ini dikenal sebagai sentra beras organik dan memiliki areal perkebunan kopi yang cukup luas.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Wali Kota Tarakan Bustan menegaskan, jangan sampai tengkulak juga memanfaatkan program dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnya"Satu kilo benih saja bisa dijual hingga ratusan ribu rupiah,"
Baca Selengkapnya