Pemkab Gunung Kidul Perbarui Data Kemiskinan agar Bantuan Tepat Sasaran
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menginisiasi satu data kemiskinan yang terus diperbarui. Hal ini di antaranya untuk menghindari kesalahan penerima bantuan dari pemerintah.
"Jangan sampai lagi muncul istilah BLS (Bantuan Langsung Sakmatine), ini protes keras warga, karena kecewa yang mendapatkan bantuan hanya orang itu-itu saja," kata Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi kepada wartawan, Selasa (24/9). Dikutip dari Antara.
Oleh karena itu, Pemkab Gunung Kidul bekerja sama dengan Combine Resource Institution (CRI) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) tentang 'Satu Data Kemiskinan: Bagaimana Mencapainya dan Untuk Siapa?'.
-
Mengapa data penting untuk program penanggulangan kemiskinan? Data merupakan komponen utama dalam program penanggulangan kemiskinan. Tanpa data yang akurat, program-program penanggulangan kemiskinan akan berisiko besar tidak tepat sasaran.
-
Bagaimana Banyuwangi melakukan penanganan kemiskinan? Menko mengapresiasi program-program penanganan kemiskinan yang dilakukan Banyuwangi dengan program-program partisipatif.
-
Bagaimana cara Kemensos mengusulkan perbaikan data? 'Sejak awal saya menjabat sebagai Menteri Sosial, saya menerima banyak surat cinta dari BPK, BPKP atau lembaga lain yang isinya data kami tidak berintegritas. Kemudian ada juga masalah transparansi dan regulasi data bansos. Dari sanalah kami bertekad melakukan perbaikan,' ujar Mensos Risma.
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka kemiskinan? 'Apa yang kami rencanakan tersebut disesuaikan dengan arah pembangunan ke depan yang telah dicanangkan secara nasional, maupun oleh pemerintah provinsi, dengan menyesuaikan dengan dinamika lokal di Banyuwangi,' papar Ipuk. Ipuk mencontohkan dalam upayanya menekan angka kemiskinan. Seluruh komponen masyarakat dari tingkat kabupaten hingga unit terkecil di tingkat Rukun Tetangga dilibatkan. Tak terkecuali komponen sosial kemasyarakatan lainnya.
-
Apa program pengentasan kemiskinan Banyuwangi? 'Saat ini, Banyuwangi terus menekan angka kemiskinan yang ada. Meskipun sudah rendah, tapi berbagai intervensi masih harus dilakukan agar rakyat Banyuwangi benar-benar sejahtera,' ungkap Bupati Ipuk.
-
Bagaimana cara Pemprov Kaltim tekan angka kemiskinan? 'Angka kemiskinan itu masih memungkinkan untuk ditekan melihat laju pertumbuhan ekonomi Kaltim yang cukup positif sebesar 6,34 persen. Atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen,' jelas Yusliando.
Immawan ingin data kemiskinan tidak ada lagi persoalan. Data kemiskinan di Gunung Kidul yang masih disebut daerah miskin ini karena ada historis, pada 1963 Gunung Kidul mengalami tragedi kelaparan hingga ada orang busung lapar.
Peristiwa ini sangat membekas, akibatnya orang Gunung Kidul tidak mau menjual hasil pertanian. Ini sikap kearifan lokal, karena mereka bertanggung jawab atas nasib keluarganya.
"Namun menjadi masalah karena BPS menyebut salah satu kriteria miskin dari tidak adanya transaksi perdagangan. Ini kan ada metodologi yang tidak sama dengan kearifan lokal," kata Immawan.
Ia mengatakan hal ini menjadi problem karena ada fakta yang tidak berdasarkan realitas dan ada data yang tidak berdasarkan fakta.
Warga, kata dia, menyimpan beras minimal satu keluarga 30 kilogram hingga mampu hidup sampai setengah tahun, tetapi ini dianggap miskin karena tidak ada transaksi perdagangan.
"Kami tetap menghargai data BPS, karena itu data resmi, tetapi kami juga memiliki data yang berasal langsung dari masyarakat," terang Immawan.
Ketua Dewan Pembina CRI Dodo Juliman mengatakan data kemiskinan yang tidak akurat menjadi penyebab program pemerintah tidak tepat sasaran dan rawan memicu konflik sosial di masyarakat.
"Meskipun sudah ada Peraturan Presiden No 39/2019 tentang Satu Data Indonesia, tetapi di lapangan masih terjadi kesimpangsiuran data," katanya.
Ia menyebut bahwa ada problem soal satu data kemiskinan. Padahal dengan satu data kemiskinan yang lebih dikenali, mudah diakses oleh pemangku kepentingan kementerian terkait dan media menjadi penting.
"Itu penting untuk mencapai keadilan sosial, pengentasan kemiskinan yang lebih akurat," kata Dodo.
Komisioner Komisi Informasi Pusat Arif Adin Kuswardono juga menyoroti soal kesimpangan data ini. Ia menyebut contoh terbaru soal simpang siur data ini yakni data produksi beras.
"Data beras yang tidak sinkron antara Bulog, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian. Data yang tidak sama menyebabkan pertengkaran di publik. Ini contoh terbaru soal tidak adanya kesamaan data," kata Arif.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data merupakan komponen utama dalam program penanggulangan kemiskinan.
Baca SelengkapnyaSuswono menilai dalam beberapa tahun terakhir, data penerima KJP dinilai belum akurat.
Baca SelengkapnyaProgram ini disebut bisa mengentaskan kemiskinan dan menurunkan angka stunting
Baca SelengkapnyaDinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta menemukan, sebanyak 1.143.639 orang tak layak menerima bantuan sosial.
Baca SelengkapnyaMuhadjir Effendy mengatakan, ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Gus Ipul sebagai Mensos.
Baca SelengkapnyaKemenko PMK telah memanfaatkan data PK sebagai basis data Pensasaran Percepatan Penurunan Kemiskinan EKtrem (P3KE).
Baca SelengkapnyaBagi Warga Jakarta bisa cek status penerimaan bansos melalui link ini
Baca SelengkapnyaSetidaknya terdapat 130.101 data calon penerima KJP Plus yang diverifikasi ulang pada tahap I gelombang kedua ini.
Baca SelengkapnyaGanjar menuturkan, program KTP Sakti merupakan jawaban atas keluhan masyarakat terkait permasalahan data penerima bantuan.
Baca SelengkapnyaProgram itu dijalankan dengan melakukan pemberdayaan keluarga miskin maupun warga yang masih pengangguran
Baca SelengkapnyaBantuan pangan sudah dimulai awal 2023 kemudian diperpanjang April hingga Juni 2024.
Baca SelengkapnyaAngka kemiskinan nasional berdasar data BPS masih 9,36 persen, jauh di atas target pada RPJMN 2020-2024 sebesar 6,5 – 7,5 persen.
Baca Selengkapnya