Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemkab Gunung Kidul Perbarui Data Kemiskinan agar Bantuan Tepat Sasaran

Pemkab Gunung Kidul Perbarui Data Kemiskinan agar Bantuan Tepat Sasaran ibu pengemis gendong anaknya mencari uang. ©2017 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menginisiasi satu data kemiskinan yang terus diperbarui. Hal ini di antaranya untuk menghindari kesalahan penerima bantuan dari pemerintah.

"Jangan sampai lagi muncul istilah BLS (Bantuan Langsung Sakmatine), ini protes keras warga, karena kecewa yang mendapatkan bantuan hanya orang itu-itu saja," kata Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi kepada wartawan, Selasa (24/9). Dikutip dari Antara.

Oleh karena itu, Pemkab Gunung Kidul bekerja sama dengan Combine Resource Institution (CRI) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) tentang 'Satu Data Kemiskinan: Bagaimana Mencapainya dan Untuk Siapa?'.

Orang lain juga bertanya?

Immawan ingin data kemiskinan tidak ada lagi persoalan. Data kemiskinan di Gunung Kidul yang masih disebut daerah miskin ini karena ada historis, pada 1963 Gunung Kidul mengalami tragedi kelaparan hingga ada orang busung lapar.

Peristiwa ini sangat membekas, akibatnya orang Gunung Kidul tidak mau menjual hasil pertanian. Ini sikap kearifan lokal, karena mereka bertanggung jawab atas nasib keluarganya.

"Namun menjadi masalah karena BPS menyebut salah satu kriteria miskin dari tidak adanya transaksi perdagangan. Ini kan ada metodologi yang tidak sama dengan kearifan lokal," kata Immawan.

Ia mengatakan hal ini menjadi problem karena ada fakta yang tidak berdasarkan realitas dan ada data yang tidak berdasarkan fakta.

Warga, kata dia, menyimpan beras minimal satu keluarga 30 kilogram hingga mampu hidup sampai setengah tahun, tetapi ini dianggap miskin karena tidak ada transaksi perdagangan.

"Kami tetap menghargai data BPS, karena itu data resmi, tetapi kami juga memiliki data yang berasal langsung dari masyarakat," terang Immawan.

Ketua Dewan Pembina CRI Dodo Juliman mengatakan data kemiskinan yang tidak akurat menjadi penyebab program pemerintah tidak tepat sasaran dan rawan memicu konflik sosial di masyarakat.

"Meskipun sudah ada Peraturan Presiden No 39/2019 tentang Satu Data Indonesia, tetapi di lapangan masih terjadi kesimpangsiuran data," katanya.

Ia menyebut bahwa ada problem soal satu data kemiskinan. Padahal dengan satu data kemiskinan yang lebih dikenali, mudah diakses oleh pemangku kepentingan kementerian terkait dan media menjadi penting.

"Itu penting untuk mencapai keadilan sosial, pengentasan kemiskinan yang lebih akurat," kata Dodo.

Komisioner Komisi Informasi Pusat Arif Adin Kuswardono juga menyoroti soal kesimpangan data ini. Ia menyebut contoh terbaru soal simpang siur data ini yakni data produksi beras.

"Data beras yang tidak sinkron antara Bulog, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian. Data yang tidak sama menyebabkan pertengkaran di publik. Ini contoh terbaru soal tidak adanya kesamaan data," kata Arif.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Upaya Pemkab Bantul untuk Mengatasi Kemiskinan, Siapkan Aplikasi Berbasis Data
Upaya Pemkab Bantul untuk Mengatasi Kemiskinan, Siapkan Aplikasi Berbasis Data

Data merupakan komponen utama dalam program penanggulangan kemiskinan.

Baca Selengkapnya
Suswono Janjikan KJP Bakal Jangkau Anak-anak dari Keluarga Kurang Mampu
Suswono Janjikan KJP Bakal Jangkau Anak-anak dari Keluarga Kurang Mampu

Suswono menilai dalam beberapa tahun terakhir, data penerima KJP dinilai belum akurat.

Baca Selengkapnya
Tiap Desa Dapat Dana Rp1 Miliar, Ini 5 Fakta Program Reformasi Kelurahan Pemda DIY
Tiap Desa Dapat Dana Rp1 Miliar, Ini 5 Fakta Program Reformasi Kelurahan Pemda DIY

Program ini disebut bisa mengentaskan kemiskinan dan menurunkan angka stunting

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Temukan 1,1 Juta Orang Tak Layak Terima Bansos
Pemprov DKI Temukan 1,1 Juta Orang Tak Layak Terima Bansos

Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta menemukan, sebanyak 1.143.639 orang tak layak menerima bantuan sosial.

Baca Selengkapnya
Menko PMK Ungkap PR untuk Gus Ipul sebagai Mensos Baru Menggantikan Risma
Menko PMK Ungkap PR untuk Gus Ipul sebagai Mensos Baru Menggantikan Risma

Muhadjir Effendy mengatakan, ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Gus Ipul sebagai Mensos.

Baca Selengkapnya
Begini Jurus BKKBN Lawan Stunting hingga Kemiskinan Ekstrem dari Tingkat Keluarga
Begini Jurus BKKBN Lawan Stunting hingga Kemiskinan Ekstrem dari Tingkat Keluarga

Kemenko PMK telah memanfaatkan data PK sebagai basis data Pensasaran Percepatan Penurunan Kemiskinan EKtrem (P3KE).

Baca Selengkapnya
Dinsos Jakarta Evaluasi Data Penerima Bansos, Warga Bisa Cek Status di Link Ini
Dinsos Jakarta Evaluasi Data Penerima Bansos, Warga Bisa Cek Status di Link Ini

Bagi Warga Jakarta bisa cek status penerimaan bansos melalui link ini

Baca Selengkapnya
Kabar Gembira, KJP Plus Gelombang 2 Dicairkan Pekan Depan
Kabar Gembira, KJP Plus Gelombang 2 Dicairkan Pekan Depan

Setidaknya terdapat 130.101 data calon penerima KJP Plus yang diverifikasi ulang pada tahap I gelombang kedua ini.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Kerja KTP Sakti Program Ganjar Pranowo
Begini Cara Kerja KTP Sakti Program Ganjar Pranowo

Ganjar menuturkan, program KTP Sakti merupakan jawaban atas keluhan masyarakat terkait permasalahan data penerima bantuan.

Baca Selengkapnya
Adakan Program Padat Karya, Begini Cara Pemkab Bantul Berdayakan Keluarga Miskin
Adakan Program Padat Karya, Begini Cara Pemkab Bantul Berdayakan Keluarga Miskin

Program itu dijalankan dengan melakukan pemberdayaan keluarga miskin maupun warga yang masih pengangguran

Baca Selengkapnya
Pemerintah Siap Revisi Aturan Bantuan Pangan Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem
Pemerintah Siap Revisi Aturan Bantuan Pangan Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem

Bantuan pangan sudah dimulai awal 2023 kemudian diperpanjang April hingga Juni 2024.

Baca Selengkapnya
Kejar Target Penurunan Kemiskinan, Wapres Ma'ruf Amin Minta Anggaran Subsidi Dikaji Ulang
Kejar Target Penurunan Kemiskinan, Wapres Ma'ruf Amin Minta Anggaran Subsidi Dikaji Ulang

Angka kemiskinan nasional berdasar data BPS masih 9,36 persen, jauh di atas target pada RPJMN 2020-2024 sebesar 6,5 – 7,5 persen.

Baca Selengkapnya