Pemkab Wonosobo Bangun Biodigester Cegah Pencemaran Limbah Ternak
Merdeka.com - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, membangun instalasi pengelolaan limbah (IPAL) berupa biodigester di beberapa titik dekat kandang sapi milik warga untuk mencegah pencemaran dari limbah ternak.
Kabid Penataan Pengkajian Dampak dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Wonosobo Dibyo Astu Sigit Pramana mengatakan biodigester dibangun di Desa Larangan Kulon, Kecamatan Mojotengah dan Desa Mergosar, Kecamatan Sukoharjo.
Ia mengatakan upaya pemanfaatan limbah ternak untuk diolah menjadi biogas sebagai bagian dari pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.
-
Mengapa rumah potong hewan mengolah limbah? Sebelumnya, ide ini muncul usai keberadaan limbah diprotes warga. Pengelolaan limbah ini menimbulkan keresahan karena memunculkan bau tidak sedap.
-
Kenapa limbah organik penting diolah? Meskipun limbah organik bisa membusuk secara alami, kita tidak boleh membuang limbah organik secara sembarangan.
-
Dimana rumah potong hewan yang mengolah limbah jadi pupuk? Berawal dari protes warga, rumah potong hewan di Cilegon ini sulap limbah jadi pupuk organik.
-
Bagaimana mengolah limbah organik jadi pupuk? Menjadi pupuk kompos dengan cara mencampurkan limbah organik basah dengan tanah dan menambahkan mikroorganisme pengurai.
-
Kenapa limbah rumen bisa dimanfaatkan? Mengutip situs Polbangtan Yogyakarta Magelang, rumen berisi pakan yang belum tercerna sehingga masih memiliki kandungan nutrisi dan mikroba yang tinggi.
-
Bagaimana cara mengatasi polusi pabrik? “Saya minta, Polri segera turun tangan untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap pabrik-pabrik di Jabodetabek, yang diduga telah melanggar batas emisi. Jika ada yang melanggar beri sanksi tegs,“ ujar Sahroni dalam siaran persnya, Selasa (15/8).
Filosofi pembuatan IPAL ternak/biodigester, menurut Sigit sebagai upaya mitigasi atau pencegahan pencemaran serta kerusakan lingkungan.
"Seperti diketahui, di dekat kandang ternak dengan puluhan ekor sapi itu ada DAS nasional Sungai Serayu sehingga apabila kotoran atau limbah dari ternak di sebelahnya tidak diolah, maka potensi pencemaran sungai akan membahayakan lingkungan," katanya dilansir Antara, Jumat (1/10).
Ia mengakui pembangunan biodigester menjadi kegiatan kolaboratif antara DLH dengan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan yang menjadi pendamping usaha ternak warga.
Sigit menyampaikan usaha ternak tersebut jelas menjadi salah satu sumber kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, tanggung jawab terhadap bahaya atau dampak negatif yang kemungkinan muncul dari kotoran ternak apabila tidak diolah menjadi tanggung jawab DLH.
"Mengingat potensi bahaya itulah kemudian kami memutuskan untuk membantu pembangunan IPAL dengan volume kapasitas olahannya mencapai 16 meter kubik, dengan asumi mampu menampung kotoran dari sekitar 20an ekor sapi per hari," katanya.
Hasil olahan biodigester IPAL ternak, katanya akan ada gas ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan warga setempat untuk keperluan memasak, sementara komposnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik.
Kepala Seksi pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Retno Sri Rejeki mengatakan program IPAL ternak merupakan pelaksanaan dari program pengendalian pencemaran udara dan air di DLH.
"Tahun 2019 kami membangun 2 unit IPAL serupa di Desa Manggis, Kecamatan Leksono, dan Desa Slukatan, Mojotengah, dan tahun 2021 juga di dua desa, yaitu di Larangan Kulon ,Kecamatan Mojotengah, dan Desa Mergosari, Kecamatan Sukoharjo," katanya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga di Desa Dompyong, Trenggalek menggunakan energi biogas yang berasal kotoran sapi.
Baca SelengkapnyaLimbah tahu yang meresahkan warga sekitar, kini menjadi berkah hingga desa tersebut mendapat julukan desa mandiri energi.
Baca SelengkapnyaBerawal dari protes warga, rumah potong hewan di Cilegon ini sulap limbah jadi pupuk organik.
Baca SelengkapnyaSampah bukan lagi masalah yang mengancam kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaHasil dari teknologi ini yang berupa pupuk cair nantinya akan dibagikan kepada masyarakat dengan gratis.
Baca SelengkapnyaProses pemanfaatan biogas itu sudah tersambung ke beberapa rumah warga di sekitar peternakan.
Baca SelengkapnyaMenurut Bey, seharusnya sosialisasi sudah secara masif dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat dan pemda kota/kabupaten.
Baca SelengkapnyaKini tak perlu pusing dengan keberadaan limbah rumen
Baca SelengkapnyaInovasi ini muncul karena permasalahan warga desa yang kurang efektif dalam mengelola limbah kotoran sapi
Baca SelengkapnyaIstalasi itu dibangun di sebuah rumah tua berusia 200 tahun
Baca SelengkapnyaFokus penelitian untuk peningkatan produksi biogas yang ramah lingkungan melalui tandan kosong kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaDesa Sambak masuk dalam 15 besar Desa BRIlian dan mendapatkan pelatihan yang diadakan oleh BRI.
Baca Selengkapnya