Pemkot Banda Aceh akan kembangkan sampah menjadi listrik
Merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh bakal mengubah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh menjadi energi listrik. Direncanakan akhir tahun 2018 ini sudah bisa beroperasi.
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) ini berkapasitas 10 mega watt kerja sama Pemkot Banda Aceh dengan PT Mega Power Mandiri dan perusahaan Aalbord Industri Indonesia. Perusahaan ini sudah pernah berhasil mengembangkan sampah menjadi listrik di beberapa daerah di Indonesia.
CEO Aalborg Industri Indonesia, Teddy Sujarwanto mempresentasikan tentang program PLTSa yang kini sudah beroperasi di TPA Sumur Batu, Bekasi. Kedua belah pihak juga membahas skema dan prosedur kerja sama pengelolaan sampah di Banda Aceh nantinya.
-
Dimana warga mengolah sampah menjadi batu bara? Kegiatan ini dilakukan guna mengurangi penumpukan di tengah kondisi darurat sampah yang dialami Kota Bandung.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Bantul untuk mengatasi sampah? “Mohon kerja sama kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah penanganan sampah secara mandiri di wilayah masing-masing. Penutupan itu juga hasil kesepakatan rapat Sekda DIY dengan Sekda Kabupaten Sleman, Sekda Kabupaten Bantul, dan Sekda Kota Yogyakarta,“ katanya melalui sebuah surat edaran.
-
Siapa yang mengolah sampah menjadi batu bara? Ketua RW 07 Sarijadi, Deddy Dharmawan mengatakan jika di tahap terakhir adalah pengolahan menjadi bahan bakar serupa batu bara.'
-
Mengapa Wali Kota Tarakan menekankan pengelolaan sampah? Dalam arahannya, Wali Kota menyampaikan beberapa poin penting terkait pengelolaan sampah demi kenyamanan dan keindahan kota Tarakan melalui program TPS3R.
-
Apa yang dibangun di Bantul dengan sampah plastik? Di Bantul, tepatnya tak jauh dari TPST Piyungan, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah bangunan yang cukup unik bernama Monumen Antroposen.
Wali Kota Aminullah Usman mengatakan, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan dirinya ke PLTSa Sumur Batu, Bekasi, beberapa waktu yang lalu.
"Setelah berkunjung ke sana, kami menaruh harapan baru untuk memodernisasi pengelolaan sampah di Banda Aceh," jelas Aminullah Usman, Banda Aceh, Kamis (31/5).
Selama bulan puasa di Banda Aceh, sebutnya, setiap hari volume sampah sekira 300 ton, bertambah 100 ton dari 200 ton hari normal. Tentu ini potensi yang sangat besar untuk diolah menjadi energi listrik yang dapat dimanfaatkan untuk banyak hal ke depan.
Dengan pengelolaan sampah yang modern, kata Aminullah, Pemkot Banda Aceh juga akan mendapat tambahan Anggaran Penapatan Belanja Kota (APBK), dan pihaknya hanya perlu menyediakan lahan sedangkan investasi lainnya ditanggung investor.
"Proyek ini direncanakan dalam tahun ini juga, dan perangkat PLTSa ini sudah tersedia tinggal kita bawa pulang ke Banda Aceh jika semua hal terkait perizinan dan lain sebagainya sudah beres," jelasnya.
Sementara itu, Teddy Sujarwanto mengatakan TPA Gampong Jawa sangat strategis sebagai lokasi pembangunan PLTSa. "PLTSa berkapasitas 10 mega watt dapat kita bangun di sana, dan kami pastikan aman untuk lingkungan. Bahkan limbah dari rumah sakit juga bisa kita olah dengan mesin ini," ungkap Teddy.
Ia juga mengatakan, dengan penggunaan PLTSa biaya pengelolaan sampah yang dikeluarkan akan jauh lebih murah. "Sementara listrik yang dihasilkan akan kita jual ke PLN dengan skema kerja sama tertentu, atau dapat kita gunakan sendiri untuk keperluan cold storage misalnya dan lain-lain. Dan PLTSa yang kita rancang ini dapat dengan mudah kita pindahkan jika diperlukan nantinya," jelasnya.
Katanya, Pemkot Banda Aceh hanya perlu menyiapkan lahan dan perizinan tingkat daerah. "Soal perizinan di pusat kami yang akan mengurusnya," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka membeberkan langkahnya memecahkan masalah sampah di Solo
Baca SelengkapnyaTotal luas lahan TPPAS Lulut Nambo yakni 55 hektare. Hasil pengolahan sampahnya berupa Refuse Derived Fuel (RDF).
Baca SelengkapnyaPengolahan limpah alat kampanye itu dilakukan berdasarkan jenisnya. Untuk bambu dan kayu akan didaur ulang menjadi kompos.
Baca SelengkapnyaPusat daur ulang sampah plastik di Medan Belawan memproduksi tiang lampu taman yang berbahan dasar sampah plastik
Baca SelengkapnyaFasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi terus melakukan berbagai langkah pengolahan sampah.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Banyumas menjadi tuan rumah acara tersebut karena reputasinya sebagai salah satu daerah yang memiliki inovasi dalam pengelolaan sampah.
Baca SelengkapnyaTPS berkapasitas 84 ton per hari tersebut dijadwalkan bakal segera beroperasi penuh pada September 2023 mendatang.
Baca SelengkapnyaPembebasan ini merupakan insentif untuk mendorong warga Jakarta agar lebih peduli terhadap pengelolaan sampah.
Baca SelengkapnyaHal itu karena sampah di Jakarta tidak hanya bisa di tampung di Bantar Gebang. Meski begitu, Pramono meminta agar rencana tersebut tidak merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Ingin DLH DKI Tiru Singapura, Sampah Jakarta Bisa Dikelola di Laut atau Teluk
Baca SelengkapnyaTPST ini merupakan pengolahan sampah sirkuler dan berkelanjutan sebagai bagian dari inisiatif program Banyuwangi Hijau.
Baca Selengkapnya