Pemkot Mataram akan nikahkan 1.300 pasangan
Merdeka.com - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, selama 2014 menargetkan akan menikahkan 1.300 pasangan dengan dana bantuan Rp 250.000 setiap pasangan.
"Dari jumlah tersebut, baru akan terlaksana untuk 600 pasangan karena keterbatasan buku nikah, sehingga harus melapor dan memesan dulu ke Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram M Ridwan di Mataram, seperti dikutip dari Antara Rabu (30/4).
Saat memimpin rapat koordinator lintas sektor, dia menjelaskan, buku nikah tersebut masih ada, namun untuk yang menikah reguler, artinya nikah yang bukan secara masal, sementara untuk nikah massal bukunya harus dipesan terlebih dahulu.
-
Siapa saja yang ikut nikah massal di Bandung? Delfa dan Ardiansyah pun bahagia mimpinya terwujud di tahun ini.'Tentu, sangat bahagia. Sudah ada keinginan menikah tahun ini,' kata Delfa, mengutip situs bandung.go.id, Senin (23/9).
-
Apa tujuan diadakannya nikah massal di Bandung? 'Semoga kegiatan nikah massal ini dapat memberikan kepastian hukum dalam administrasi kependudukan, terutama bagi masyarakat yang telah menikah secara sah menurut agama tetapi belum memiliki buku nikah resmi dari pemerintah. Acara ini juga bertujuan membantu pasangan yang terkendala biaya atau waktu untuk menikah secara resmi,' katanya.
-
Kapan nikah massal di Bandung diselenggarakan? Keduanya diketahui mengikuti program nikah massal gratis yang digelar oleh Pemerintah Kota Bandung pada Sabtu (21/9) lalu.
-
Siapa yang mau nikah? 'Ya doainlah secepatnya. Ya doain semoga bisa secepatnya menikah, karena siapa sih yang nggak mau menikah,' tutur Bastian.
-
Kenapa Pernikahan Lampung di lakukan secara besar? Menentukan Status Keluarga Dikutip dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, pernikahan adat Lampung ini mampu menentukan status keluarga terlebih bagi anak laki-laki tertua. Maka dari itu, pelaksanaannya harus dengan upacara adat yang bernama hibal serba atau upacara secara besar lalu dilanjutkan dengan begawi balak cakak pepadun.
-
Kenapa Delfa dan Ardiansyah ikut nikah massal? 'Tentu, sangat bahagia. Sudah ada keinginan menikah tahun ini,' kata Delfa, mengutip situs bandung.go.id, Senin (23/9).
Persediaan buku nikah atau akta nikah di Kantor Kementerian Agama Kota Mataram dan sejumlah kabupaten dan kota masih langka, sehingga setiap ada pernikahan, kedua mempelai belum menerima buku nikah.
"Buku nikah atau akta nikah dibutuhkan masyarakat, apalagi yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) untuk melengkapi berbagai persyaratan administrasi," ujar M Ridwan.
Menurut dia, kelangkaan buku nikah tidak hanya terjadi di Kota Mataram, namun juga di Lombok Barat, masyarakat tidak langsung menerima buku nikah seusai pernikahan atau ijab kabul.
Dia mengatakan, masyarakat yang akan melangsungkan pernikahan terlebih dahulu membayar atau menyelesaikan surat-surat termasuk pembayaran buku nikah kepada kepala kampung atau kepala dusun.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD NTB TGH Mukhlis mengatakan, kelangkaan buku nikah tidak boleh terjadi terus menerus. Karena itu, diminta Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, kabupaten dan kota untuk segera menyediakan buku nikah karena dibutuhkan masyarakat.
"Kita tidak ingin terulang kembali buku nikah yang ditunda-tunda dan hanya dijanjikan petugas. Janji seminggu, sebulan bahkan setahun yang akhirnya terlupakan," pungkas M Ridwan.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak seratus pasang pengantin mengikuti nikah massal oleh Pemerintah Kota Palembang.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Delfa Azzahra dan Ardiansyah tak sia-sia. Mereka rela datang sebelum subuh untuk mewujudkan mimpinya ke jenjang pernikahan setelah penantian panjang.
Baca SelengkapnyaWarga Surabaya berkesempatan nikah mewah murah. Begini caranya
Baca SelengkapnyaPernikahan mereka mengusung konsep pesta kebun yang dapat dihadiri masyarakat umum.
Baca SelengkapnyaWarga miskin atau duafa di Kabupaten Bekasi bisa menikah menggunakan dana zakat.
Baca SelengkapnyaPernikahan ini diketahui berlangsung di Pangandaran, Jawa Barat. Mempelai pria memberikan mas kawin Rp25 ribu hingga mobil.
Baca SelengkapnyaTren ini muncul seiring bantuan finansial yang diberikan pemerintah.
Baca SelengkapnyaSaking banyaknya, si pengantin bahkan menghitung mahar menggunakan mesin uang.
Baca SelengkapnyaAcara yang dijadwalkan pada bulan Oktober ini ditujukan bagi kaum muda berusia 23 hingga 43 tahun yang tinggal atau bekerja di distrik tersebut.
Baca SelengkapnyaMelakukan akad nikah di KUA belakangan ini memang tengah jadi tren. Penasaran dengan biayanya?
Baca SelengkapnyaMempelai laki-laki bernama Muhammad Faisal dan pengantin perempuan Qurrotu Aini Rahman atau akrab dipanggil Ning Qu.
Baca SelengkapnyaBabinsa TNI, Serka Warsito menceritakan pengalaman kerjanya selama menjadi babinsa multitalenta
Baca Selengkapnya