Pemkot Medan Kesulitan Atasi Kiriman Bangkai Babi, Penguburan Massal Terkendala
Merdeka.com - Ratusan bangkai babi yang mengambang di Sungai Bederah dan Danau Siombak, Medan, masih menjadi persoalan. Pemerintah setempat kesulitan untuk mengatasinya, bahkan penguburan massal pun tertunda karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Rencana petugas gabungan untuk mengubur massal ratusan bangkai babi itu, hari ini, Senin (11/11), batal. Air pasang naik membuat proses itu tidak dapat terlaksana.
"Tadi, setelah berkoordinasi dengan Camat Medan Marelan, penguburan massal bangkai babi hari ini terpaksa dibatalkan karena air pasang naik," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Armasyah Lubis.
-
Siapa yang mengubur bayi-bayi di bawah batu naga? Sebuah penemuan arkeologi mengungkap batu setinggi 3,5 meter yang berasal dari abad ke-16 SM, digunakan oleh masyarakat prasejarah yang disebut Armenia untuk mengubur dua bayi baru lahir dan seorang wanita dewasa di bawahnya.
-
Kenapa banyak bayi dan remaja dikuburkan di situs ini? Sekitar 30-40 persen orang yang dimakamnkan di situs ini meninggal ketika masih bayi dan remaja.
-
Bagaimana cara anak-anak dikuburkan? Analisis selanjutnya menunjukkan metode penguburan berbeda-beda tergantung pada usia orang yang meninggal—anak-anak dikuburkan, sedangkan mayoritas orang dewasa dikremasi. Orang dewasa yang dikuburkan tanpa kremasi ditempatkan di peti mati kayu, sedangkan anak-anak ditempatkan di kotak atau lubang yang lebih sederhana dan ditutup dengan penutup, menurut pernyataan itu.
-
Apa yang terjadi di kuburan massal? Menurut Pak Darmadi, di makam yang berada tepat di bawah sutet tegangan tinggi itu terdapat puluhan jasad korban anggota PKI.
-
Mengapa sisa bangkai hewan ditemukan? Dr Russel meyakini, temuan sisa bangkai hewan di sejumlah lubang itu adalah bagian dari persembahhan terhadap dewa dan dewi dari masyarakat kala itu sebagai permohonan kesuburan dan panen sukses tanaman.
-
Dimana bangunan rumah pemotongan babi berada? Di sekitar rumah pemotongan sapi itu, terdapat sebuah bangunan kecil yang kini terbengkalai. Bangunan itu luasnya 4x10 meter.
Air Danau Siombak naik mengikuti pasang laut pada siang hari. Danau itu memang berhubungan dengan muara Sungai Bederah.
Sementara ratusan bangkai babi sudah ditarik petugas gabungan ke tepi danau sejak pagi untuk dikuburkan di satu titik. Namun, penggalian belum sempat dilakukan, air terlanjur pasang.
Eskavator ampibi yang baru tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB. Alat berat ini pun belum dapat melakukan penggalian.
Proses penguburan ratusan bangkai babi itu diperkirakan baru dapat terlaksana besok pagi. "Rencananya kita lakukan mulai pukul 06.00 WIB," sebut Armansyah.
Bangkai Terseret Air Pasang
Sementara petugas BPBD Kota Medan masih terus mengumpulkan bangkai babi ke dekat titik penguburan. Langkah ini dilakukan, karena puluhan bangkai terus masuk ke danau itu terseret air pasang.
Sementara pemerintah mulai memperketat distribusi babi antardaerah di Sumatera Utara. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran wabah hog cholera atau kolera babi.
Hog cholera saat ini telah menjangkiti di 11 kabupaten/kota di Sumut. Tidak kurang dari 5.800 ekor babi mati.
Pendirian Posko Wabah Hog Cholera
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, mengatakan, mereka tengah merumuskan rencana pendirian posko di tiap kecamatan daerah-daerah yang terkena wabah hog cholera.
"Posko ini yang akan mengawasi lalu-lintas babi antardaerah," kata Azhar.
Selama ini, distribusi babi memang terjadi antardaerah di Sumut. Kondisi ini dikhawatirkan akan memperluas penyebaran virus hog cholera.
"Kami juga mengimbau peternak memperhatikan kesehatan babi sebelum dijual," kata Azhar.
Bangkai Babi Kena Hog Cholera
Seperti diberitakan, ratusan bangkai babi mengambang di Sungai Bedera dan Danau Siombak, Medan Marelan, sejak lebih dari sepekan lalu. Bangkai serupa juga ditemukan di sungai-sungai lain.
Pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut menduga kuat bangkai-bangkai babi itu terjangkit virus hog cholera yang kemudian sengaja dibuang warga di hulu sungai.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanah perkuburan di Seberang Padang, Kota Padang, longsor pada Jumat (14/7) dini hari. Akibatnya,13 jenazah berserakan dan dimakamkan kembali secara massal.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan 14 jenazah di Kota Padang keluar dari kubur karena terbawa oleh tanah longsor yang menerjang area pemakaman tersebut.
Baca SelengkapnyaDari 43 tersebut, 19 orang berasal Kabupaten Agam, 14 Tanah Datar, 8 Padang Pariaman serta 2 dari Padang Panjang.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaBelasan makam di pesisir Pantai Muara Sikabaluan, Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, terseret ke laut akibat diterjang ombak dan abrasi.
Baca SelengkapnyaTanggul peninggalan Belanda ini jebol mengejutkan warga karena berlangsung pukul 04:00 WIB dini hari.
Baca SelengkapnyaSuasana Kali Bekasi tepatnya di titik kawasan Jatiasih Pondok Gede mendadak ramai petugas, Minggu (22/9).
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan bersama masyarakat di Kota Ternate, Maluku Utara, terus melakukan pencarian korban banjir bandang.
Baca SelengkapnyaHasil penelitian di Afrika Selatan yang membuktikan jika spora yang dihasilkan dari bakteri Antraks ini bisa bertahan hingga 250 tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaKondisi para korban saat dievakuasi sangat mengenaskan. Mereka tinggal menyisakan kerangka saja.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaBNPB Pastikan Relokasi Rumah Rusak Berat akibat Banjir Lahar di Sumbar
Baca Selengkapnya