Pemkot Medan Kesulitan Atasi Kiriman Bangkai Babi, Penguburan Massal Terkendala

Merdeka.com - Ratusan bangkai babi yang mengambang di Sungai Bederah dan Danau Siombak, Medan, masih menjadi persoalan. Pemerintah setempat kesulitan untuk mengatasinya, bahkan penguburan massal pun tertunda karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Rencana petugas gabungan untuk mengubur massal ratusan bangkai babi itu, hari ini, Senin (11/11), batal. Air pasang naik membuat proses itu tidak dapat terlaksana.
"Tadi, setelah berkoordinasi dengan Camat Medan Marelan, penguburan massal bangkai babi hari ini terpaksa dibatalkan karena air pasang naik," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Armasyah Lubis.
Air Danau Siombak naik mengikuti pasang laut pada siang hari. Danau itu memang berhubungan dengan muara Sungai Bederah.
Sementara ratusan bangkai babi sudah ditarik petugas gabungan ke tepi danau sejak pagi untuk dikuburkan di satu titik. Namun, penggalian belum sempat dilakukan, air terlanjur pasang.
Eskavator ampibi yang baru tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB. Alat berat ini pun belum dapat melakukan penggalian.
Proses penguburan ratusan bangkai babi itu diperkirakan baru dapat terlaksana besok pagi. "Rencananya kita lakukan mulai pukul 06.00 WIB," sebut Armansyah.
Bangkai Terseret Air Pasang
Sementara petugas BPBD Kota Medan masih terus mengumpulkan bangkai babi ke dekat titik penguburan. Langkah ini dilakukan, karena puluhan bangkai terus masuk ke danau itu terseret air pasang.
Sementara pemerintah mulai memperketat distribusi babi antardaerah di Sumatera Utara. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran wabah hog cholera atau kolera babi.
Hog cholera saat ini telah menjangkiti di 11 kabupaten/kota di Sumut. Tidak kurang dari 5.800 ekor babi mati.
Pendirian Posko Wabah Hog Cholera
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, mengatakan, mereka tengah merumuskan rencana pendirian posko di tiap kecamatan daerah-daerah yang terkena wabah hog cholera.
"Posko ini yang akan mengawasi lalu-lintas babi antardaerah," kata Azhar.
Selama ini, distribusi babi memang terjadi antardaerah di Sumut. Kondisi ini dikhawatirkan akan memperluas penyebaran virus hog cholera.
"Kami juga mengimbau peternak memperhatikan kesehatan babi sebelum dijual," kata Azhar.
Bangkai Babi Kena Hog Cholera
Seperti diberitakan, ratusan bangkai babi mengambang di Sungai Bedera dan Danau Siombak, Medan Marelan, sejak lebih dari sepekan lalu. Bangkai serupa juga ditemukan di sungai-sungai lain.
Pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut menduga kuat bangkai-bangkai babi itu terjangkit virus hog cholera yang kemudian sengaja dibuang warga di hulu sungai.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya