Pemkot Samarinda Beli Alat Tes Corona dari Korea, Diklaim Lebih Valid dari Rapid Test
Merdeka.com - Pemkot Samarinda membeli dua alat uji cepat Covid-19 bernama Imunoflouresensi Assay, dan mulai digunakan hari ini, Senin (4/5). Alat itu didatangkan dari Korea Selatan dan baru ada 12 unit di Indonesia, termasuk di Samarinda.
Alat itu diyakini memiliki prosentase lebih valid ketimbang penggunaan Rapid Diagnostic Test (RDT) yang digunakan selama ini, dan stoknya pun terbatas.
Dua alat itu mulai digunakan untuk melakukan uji cepat 50 tenaga medis, yang bertugas di RS Karantina Covid-19 Samarinda, di Bapelkes Kalimantan Timur.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa yang dideteksi oleh alat dari Jogja? Dikutip dari berbagai sumber, saat gempa CIanjur pada 21 November 2022, tim dari UGM mengklaim sudah mendeteksi tanda-tanda gempa beberapa hari sebelumnya.
-
Dimana teknologi ini diuji coba? Dalam penelitian mereka menyebutkan bahwa sinyal WiFi dapat mengintip ruangan-ruangan melalui dinding. Ketika ruangan tersebut menangkap sinyal WiFi lalu akan muncul huruf alfabet berbentuk 3D. Namun, teknologi ini masih dalam tahap uji coba untuk bisa sampai mengintip ke dalam isi rumah-rumah pribadi masyarakat.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Sudah kita gunakan untuk yang bertugas di RS Karantina dulu. Alhamdulillah yang kita uji cepat 50 tenaga medis hasilnya negatif," kata Pelaksana Tugas Kadinkes Kota Samarinda dr Ismed Kusasih, Senin (4/5).
Ismed menerangkan, selain petugas medis di RS Karantina Covid-19, uji cepat serupa juga dilakukan terhadap anggota DPRD Samarinda. Meski begitu, belum semua anggota DPRD berjumlah 45 orang datang menjalani uji cepat yang digelar pagi dan siang ini tadi.
"Belum semuanya anggota dewan yang hadir. Hasil rapid tadi yang datang semuanya negatif," sebut Ismed.
Masih dijelaskan Ismed, nantinya setelah pandemi Corona selesai, dua alat baru Imunoflouresensi Assay bisa digunakan untuk 37 pemeriksaan lain selain Covid-19.
"Bisa untuk 37 pemeriksaan selain Covid. Jadi kalau Covid selesai, bisa untuk pemeriksaan DBD (Demam Berdarah Dengue), campak dan penyakit virus lainnya," ungkap Ismed.
Lalu, bagaimana dengan petugas medis lain di Samarinda, yang bertugas di rumah sakit rujukan RSUD AW Syachranie dan RSUD IA Moeis? "Kalau di AW Syachranie dan Moeis melakukan (uji cepat) sendiri," demikian Ismed.
5 Kasus Baru
Pemprov Kaltim mencatat penambahan lima kasus pasien baru terkonfirmasi positif terjangkit virus SARS-CoV-2. Sehingga total 167 kasus. Sementara di kabupaten Penajam Paser Utara, bocah perempuan 11 tahun, dilaporkan meninggal dengan gejala Covid-19.
Pasien itu, ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) dengan gejala demam, dan sesak napas berat sejak 26 April 2020 dan melakukan perawatan jalan usai berobat di Puskesmas.
"Jadi pada hari Sabtu (2/5), pasien dibawa ke IGD RSUD Ratu Aji Putri Botung di Penajam," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim Andi Muhammad Ishak, saat telekonferensi.
Andi menerangkan, dari pemeriksaan medis, pasien itu juga memiliki gambaran pneumonia pada paru. "Kondisinya memburuk, dan dilaporkan meninggal pada hari Sabtu jam 5.30 pagi," ujar Andi.
Pasien anak itu merupakan satu dari 11 kasus PDP baru, yang dilaporkan hari ini. Sehingga, total PDP yang masih menunggu hasil pemeriksaan swab di laboratorium berjumlah 167 orang.
"Sedangkan untuk pasien dalam pemantauan atau orang dalam pemantauan (ODP), masih berjumlah 1.133 orang," sebut Andi.
Sementara untuk penambahan 5 kasus positif baru, di kabupaten Paser dan kabupaten Penajam Paser Utara, masing-masing memiliki 1 kasus. Sementara 3 kasus lainnya, ada di kota Balikpapan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur kini telah menyediakan alat Skrining HIV Mandiri (SHM).
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan meminta dukungan Indonesia sebagai Tuan Rumah APEC 2025. Selain itu, Korea Selatan juga akan melakukan diseminasi IK-CEPA pada 2025.
Baca SelengkapnyaPembangunan pabrik yang berlokasi di Cikarang ini merupakan strategi global untuk memperkuat basis produksi dan distribusi produk.
Baca SelengkapnyaRute Proyek MRT itu adalah Fatmawati-Kampung Rambutan dengan jarak tempuh kurang lebih 12 kilometer.
Baca SelengkapnyaJokowi Resmikan Indonesia Digital Test House Dengan Anggaran Hampir Rp1 Triliun
Baca SelengkapnyaTemuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaJusup mengatakan PET/CT ini mampu mendiagnosis kanker lebih akurat dengan durasi waktu yang singkat.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya