Pemprov Aceh diminta selamatkan koin emas yang ditemukan warga
Merdeka.com - Fenomena penemuan koin emas beberapa waktu lalu di Gampong Pande, Kecamatan Kuta Raya, Banda Aceh yang di ambil oleh warga membuat prihatin beberapa ahli sejarah di Aceh. Mereka mendesak Pemerintah Aceh agar turun tangan untuk menyelamatkan artefak tersebut.
Sejarawan dan juga kolektor manuskrip kuno Aceh, Tarmizi Abdul Hamid menyatakan, koin emas yang ditemukan itu merupakan kekayaan khasanah Aceh yang mesti diselamatkan untuk membuktikan kekayaan dan peradaban Aceh masa lampau.
"Ini indentitas Aceh, bukti kejayaan yang pernah dimiliki Aceh di masa lalu. Oleh sebab itu pemerintah harus segera turun tangan untuk menyelamatkannya," sebut Tarmizi Abdul Hamid, Rabu, (13/11) di Banda Aceh.
-
Siapa yang menemukan koin emas tersebut? Penemuan ini diumumkan pada 27 Agustus lalu oleh Dr. Stiliyan Ivanov dari Institut Sejarah Nasional dengan museum di Akademi Ilmu Pengetahuan Bulgaria, yang memimpin ekspedisi arkeologi yang menjelajahi benteng 'Kaleto' di atas desa tersebut.
-
Siapa yang menemukan koin emas? Dari Abad ke-3 SM Dilansir laman Arkeonews, arkeolog yang menggali situs Tophet, Kartago, mengumumkan temuan kumpulan persembahan untuk ritual itu.
-
Bagaimana koin emas tersebut ditemukan? Ketika tim arkeolog Prancis menggali situs ini pada 1921, mereka menemukan lebih dari 20.000 tempayan, masing-masing berisi abu seorang anak (sebagian besar baru lahir, tetapi ada juga anak-anak hingga usia empat tahun).
-
Siapa yang menemukan koin-koin ini? Saat meneliti bagian situs yang rusak, arkeolog dari Universitas Tubingen Jerman melihat koin-koin kecil berkilauan di tanah yang gembur.
-
Siapa yang memiliki harta karun koin tersebut? Para ahli meyakini harta karun tersebut merupakan tabungan dari seorang petani lokal yang kaya, yang memperoleh kekayaannya dengan memasok gandum dan ternak kepada tentara Romawi.
-
Di mana koin emas ditemukan? Dari Abad ke-3 SM Dilansir laman Arkeonews, arkeolog yang menggali situs Tophet, Kartago, mengumumkan temuan kumpulan persembahan untuk ritual itu.
Bila penemuan koin emas dibiarkan tanpa ada penanganan dari pemerintah, ditakutkan artefak tersebut akan berpindah tangan kepada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. "Makanya perlu pemerintah untuk melindungi kawasan tersebut demi jati diri Aceh dan untuk ilmu pengetahuan, bahkan menebus koin emas itu yang sudah di tangan warga agar tidak berpindah tangan pada pihak luar Aceh," imbuhnya.
Hal senada juga juga disampaikan oleh sejarawan lainnya, Rusdi Sufi, seharusnya pemerintah harus sigap menyelamatkan setiap sesuatu barang di Aceh yang sudah berusia 50 tahun ke atas. Karena undang-undang telah mengamanahkan demikian rupa, bahwa itu sudah menjadi cagar budaya.
"Perintah harus pro-aktif menjaga artefak itu, karena bila itu berpindah tangan, ke mana mencari nantinya bukti sejarah Aceh," tukas Rusdi.
Sementara itu, salah seorang arkeolog Aceh, Husni Ibrahim mengatakan, Gampong Pande dulunya merupakan pusat perindustrian di Aceh. Di lokasi tersebut merupakan tempat kerajinan dan lokasi produksi berbagai macam produk, termasuk di antaranya memproduksi persenjataan.
"Dulu lokasi itu pusat industri kerajaan Aceh," ungkap Husni.
Mengenai koin emas tersebut, Husni memprediksikan emas permintaan luar negeri yang belum sempat dikirim. Ataupun juga koin emas milik kerajaan yang disimpan, karena lokasi tersebut pusat industri dan perdagangan kerajaan. "Ini butuh penelitian lebih lanjut kebenarannya," ujar. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Baca SelengkapnyaSaat itu penduduk hendak menguburkan seorang warga yang baru meninggal.
Baca SelengkapnyaPara korban cepat dilarikan ke puskesmas setempat dan Rumah Sakit Yulidin Away Tapaktuan.
Baca SelengkapnyaSA mengaku berasal dari Kabupaten Aceh Timur. Perempuan itu diamankan petugas pada, Senin malam (30/9) lalu.
Baca SelengkapnyaSi pelaku berhasil menukarkan uang recehnya ke minimarket sebesar Rp1,8 Juta
Baca SelengkapnyaHarta karun tersebut ditemukan dekat kuburan kuno yang keberadaannya dikuak gelombang tsunami dahsyat yang melantak Aceh pada 2004.
Baca SelengkapnyaBea Cukai telah memeriksa emas 100 gram milik jemaah haji Kloter 1 Makassar, Suarnati Dg Kanang (46) dan memastikan perhiasan itu ternyata imitasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu ciri emas imitasi adalah mudah berkarat dan menimbulkan bau amis.
Baca SelengkapnyaHal tersebut dilakukan masyarakat lantaran merasa resah karena belakangan sering terjadi aksi maling belakangan ini.
Baca SelengkapnyaPria tak dikenal itu terlihat menggali potongan-potongan harta karun berpotensi bernilai jutaan dari tanah.
Baca SelengkapnyaHarta karun berupa ribuan keping koin ini memiliki berat total 15 kilogram.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian tersebut, tiga orang meninggal dunia, sementara dua orang lainnya mengalami luka-luka.
Baca Selengkapnya