Pemprov Jabar, LPOI dan BNN deklarasikan jihad lawan narkoba
Merdeka.com - Lembagai Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menggelar seminar bertajuk "Deklarasi Jihad Terhadap Narkoba". Dalam acara tersebut turut hadir Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Budi Waseso.
Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, mengatakan besarnya dampak narkoba yang bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa diperangi mulai dari instansi terkecil di masyarakat, yakni keluarga.
"Perbincangan tentang narkoba spektrumnya sangat luas. Dari spektrum yang sangat luas tersebut. Saya masuk dari yang paling kecil yaitu keluarga," katanya.
-
Bagaimana narkoba bisa mengancam keberlanjutan negara? 'Kalau generasi muda kita sudah dihancurkan siapa yang akan melanjutkan keberlanjutan negara ini kalau kita tidak selesaikan dari generasi muda,' pungkasnya.
-
Bagaimana mengatasi permasalahan narkoba di Indonesia? Untuk mengeluarkan para penegak hukum dari jerat narkoba, perlu ketegasan dan penanganan khusus. Jika tidak, alih-alih memberantas narkoba, para penegak hukum yang terjebak di dalamnya justru menyemarakkan pasar narkoba di Indonesia. Kita yakin, amat yakin, mereka sebenarnya paham bahwa satu-satunya jawaban untuk meredam sepak terjang para penjahat narkoba hanyalah ketegasan.
-
Kenapa Pemprov Jateng sangat fokus memberantas narkoba? Sebab, kasus kejahatan narkoba di Jawa Tengah butuh perhatian khusus.
-
Bagaimana Pemprov Jateng mencegah narkoba? Upaya pencegahan penggunaan narkoba akan lebih diutamakan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencegahan adalah menggencarkan sosialisasi, dan menyelenggarakan deklarasi anti narkoba.
-
Bagaimana cara memerangi narkoba? Peringatan ini juga menjadi ajang bagi berbagai negara untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memerangi narkoba melalui kebijakan yang efektif, penegakan hukum yang ketat, dan kampanye pendidikan yang luas.
-
Apa upaya Pemprov Jateng dalam memberantas narkoba? Pemberantasan kita juga diperkuat, tetapi yang lebih penting juga adalah upaya rehabilitasi.
"Tentu secara global kita harus paham, pada saat yang sama, yang utama dan pertama harus kita siapkan yaitu kekuatan keluarga," tambahnya.
Aher menambahkan, dari keseluruhan anggota keluarga, maka yang paling rentan terpengaruh pergaulan narkoba adalah anak. Orang tua yang cenderung memerintah, menyalahkan, meremehkan, menasihati, berkomunikasi dengan cara yang salah, memberi standar pada anak untuk menghormatinya, serta mendahulukan hukuman dalam mendidik anak, menjadi tekanan tersendiri bagi anak.
"Itulah fenomena remaja BLAST, atau Bored, Lonely, Angry, Stressed, Tired. Akibatnya anak kehilangan kepercayaan dan mencari pergaulan diluar keluarga," katanya.
Untuk itu, kata Aher, ketahanan keluarga perlu dibangun, ataupun diperbaiki dengan memasukkan nilai-nilai keharmonisan. Pada anak usia remaja, orang tua dapat mendekati anak-anaknya dengan bertindak fleksibel seperti teman, sehingga keterbukaan antara kedua belah pihak akan hadir.
"Tentu yang terpenting untuk mengevaluasi pola komunikasi," sambungnya.
Selain itu benteng pertahanan diri terhadap narkoba juga dapat dimulai dengan pendidikan agama sejak usia dini bagi anak. Terkait pendidikan agama, Aher menyatakan, seiring alih kelola SMK/ SMA oleh Provinsi, dirinya akan mengimbau setiap sekolah untuk membiasakan mengaji setengah jam sebelum jam pelajaran pertama dimulai.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengapresiasi deklarasi tersebut. Menurutnya, acara ini membuat dirinya (memberantas narkoba) semakin bersemangat karena adanya dukungan semacam ini.
"Deklarasi ini menambah kekuatan saya. Narkoba masalah besar bangsa kita. Setelah menjadi kepala BNN saya ngeri sendiri, saya tahu begitu dahsyatnya ancaman untuk keberlangsungan bangsa kita," ungkapnya.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk tersangka narkoba berdasarkan jenis pekerjaan pada tahun 2008 s/d 2012 menunjukkan jumlah yang signifikan, PNS tercatat 1.318 orang, Polri/TNI 1.365 orang, Tani 4.645 orang, Buruh 18.321 orang.
Kemudian Komjen yang akrab disapa Buwas itu juga membenarkan apa yang dikatakan Aher, bahwa peran keluarga memang penting. Dari keluarga lah karakter seorang terbentuk.
Kepala BNN menyebut anak - anak TK dan SD kini jadi sasaran operasi peredaran narkoba. Ini ditujukan oleh para jaringan narkoba untuk mempertahankan pangsa pasar.
"Mereka tahu penggunaan narkoba akan putus, maka mereka mengarah ke anak SD TK (regenerasi pasar) untuk meracuni melalui makanan minuman," sebut Waseso. (mdk/ibs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebab, kasus kejahatan narkoba di Jawa Tengah butuh perhatian khusus.
Baca SelengkapnyaUntuk permasalahan narkotika tidak memandang usia. Contoh sekarang sintetis cannabinoid yang beredar sekarang yaitu sabu, kokain, heroin dan sebagainya.
Baca Selengkapnya"Kalau narkoba ini tidak disikat dengan keras, maka negara ini akan di lemahkan dengan narkoba," tegas Ganja
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaMartinus menyebutkan para bandar beroperasi di sejumlah kampung narkoba dengan memanfaatkan situasi kondisi ekonomi masyarakat.
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.
Baca SelengkapnyaTujuh wilayah yang menjadi prioritas pencegahan berupa soft power approach
Baca SelengkapnyaSetiap tahun jumlah kasus narkoba di provinsi Jawa Timur mencapai angka 5.000-6.000 kasus.
Baca SelengkapnyaBNNK Banyuwangi juga akan berkerja sama dengan kepolisian untuk pencegahan dan penanganan kasus narkotika.
Baca SelengkapnyaDia mencatat, saat ini sudah ada 90 kampung narkoba yang disulap.
Baca SelengkapnyaHarus ada tindak tegas agar aparat tidak lagi terlibat dalam peredaran narkoba.
Baca SelengkapnyaLampung dikenal sebagai jalur perlintasan narkoba menuju berbagai daerah di Indonesia.
Baca Selengkapnya