Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemprov Jabar Sebut Data Penerima Bansos Tak Bisa Dibuka Sampai Ada SK Gubernur

Pemprov Jabar Sebut Data Penerima Bansos Tak Bisa Dibuka Sampai Ada SK Gubernur Pengemasan Paket Bantuan Sosial. ©2020 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum memutuskan untuk membuka data penerima bantuan. Pertimbangannya adalah data penerima masih perlu divalidasi dan faktor psikologi masyarakat.

Juru bicara sekaligus Sekretaris Gugus Tugas, Daud Achmad mengakui transparansi mengenai data penerima bantuan merupakan hal penting. Namun, untuk sementara tidak bisa dilakukan.

"Mengenai transparansi, kita ingin transparan tentang bansos ini. Kita ingin data ini harus dibuka. Tapi apakah penerima (bantuan) mau menerima? Ini bukan data, mohon maaf, daftar orang terkaya. Ini daftar penerima bantuan. mereka yang miskin dan data miskin baru," kata dia melalaui konferensi pers daring.

Orang lain juga bertanya?

"Sama dengan data (penderita) covid-19, menurut UU itu enggak boleh. Sama juga dengan data penerima bansos ini (tidak boleh dibuka). Kalau kami sih inginnya terbuka. Lebih anak, bisa lebih gampang validasi," ujar dia.

Dia menjelaskan, data penerima ini sebenarnya bisa dibuka untuk publik. Namun, hal itu harus menunggu surat keputusan (SK) Gubernur Jawa Barat mengenai data pasti jumlah total penerima bantuan.

Saat ini, proses pendataan masih berlangsung di tingkat kota/kabupaten. Untuk sementara, jumlah total data penerima bantuan berada di kisaran 1,4 juta KK. Tetapi angkanya dinamis.

"Yang jelas pemprov tidak ingin ada yang ditutupi. Kita ingin berjalan lancar. Mudah-mudahan kalau SK gubernur sudah ada. Yang sekian juta itu ada, mudah-mudahan bisa dibuka. Infi yang saya terima, DTKS pun (yang dari) Kemensos termasuk data yang tidak bisa dipublikasikan, itu menurut Kemensos," imbuhnya.

Proses distribusi bantuan kepada masyarakat terus berjalan. Banyak di antara bantuan yang sudah sampai. Namun, tak sedikit yang menuai polemik karena masalah data dan sosialisasi hingga terjadi penolakan dari masyarakat.

Salah satu sebabnya, beberapa sumber bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak berjalan beriringan. Pemprov Jabar sudah meminta pemerintah pusat agar mekanisme dan proses distribusi bisa berjalan satu pintu. Artinya, bantuan dari pusat diakomodir untuk didistribusikan kepada masyarakat melalui pemerintah daerah.

Di sisi lain, Pemerintah Provinsi pun mendapat aduan melalui aplikasi Pikobar. Data Rabu (29/4/2020), ada 42 ribu aduan yang masuk. Dari angka itu, 58,8 persen mengenai bansos. Sisanya, mengenai layanan kesehatan dan lain-lain yang berkaitan dengan penanganan covid-19.

"Mengenai satu pintu, hari Jumat lalu, mengenai bantuan satu pintu dari pusat ke provinsi, belum ada respons dari pemerintah pusatnya," kata Daud.

"Anggaran bansos kita sudah menganggarkan Rp4 triliun khusus bansos. Angka ini tidak berubah. Anggarannya ada, cash flownya kita sudah perhitungkan sampai 4 Juli tidak akan sampai kosong lah kasnya," pungkasnya.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jelang Pilkada Jakarta, Pemprov DKI Tunda Penyaluran Bansos
Jelang Pilkada Jakarta, Pemprov DKI Tunda Penyaluran Bansos

Teguh mengatakan, penyaluran bansos merupakan titik rawan jika dilakukan pada saat Pilkada.

Baca Selengkapnya
TPN Ganjar-Mahfud Bantah Usulkan Bansos Ditunda: Bantuan Sosial Itu dari Uang Rakyat!
TPN Ganjar-Mahfud Bantah Usulkan Bansos Ditunda: Bantuan Sosial Itu dari Uang Rakyat!

TPN Ganjar-Mahfud membantah untuk mengusulkan agar penyaluran bantuan sosial (bansos) ditunda.

Baca Selengkapnya
Dinsos Jakarta Evaluasi Data Penerima Bansos, Warga Bisa Cek Status di Link Ini
Dinsos Jakarta Evaluasi Data Penerima Bansos, Warga Bisa Cek Status di Link Ini

Bagi Warga Jakarta bisa cek status penerimaan bansos melalui link ini

Baca Selengkapnya
Kepesertaan Ribuan Calon Siswa SMA/SMK Negeri di Jabar Dibatalkan, Ini Penjelasan Ridwan Kamil
Kepesertaan Ribuan Calon Siswa SMA/SMK Negeri di Jabar Dibatalkan, Ini Penjelasan Ridwan Kamil

Ridwan Kamil mengatakan pembatalan itu untuk memberikan pelajaran bahwa semua harus sesuai dan ikut pada aturan yang ditetapkan.

Baca Selengkapnya
Tanggapi Kubu Ganjar, Istana: Penyaluran Bansos Tak Ada Hubungan dengan Proses Pemilu
Tanggapi Kubu Ganjar, Istana: Penyaluran Bansos Tak Ada Hubungan dengan Proses Pemilu

Saat ini banyak rakyat atau keluarga miskin yang membutuhkan bantuan akibat kenaikan harga bahan-bahan pokok.

Baca Selengkapnya
Cara Cek BSU BPJS Ketenagakerjaan dengan Benar, Ini Langkah-Langkahnya
Cara Cek BSU BPJS Ketenagakerjaan dengan Benar, Ini Langkah-Langkahnya

Pastikan Anda mengetahui dan mengikuti langkah yang tepat saat hendak mengecek BSU BPJS Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya
Sampai Angkat Tangan, Begini Gaya Mensos Risma Jawab Pertanyaan Hakim MK soal Pembagian Bansos 2023 Mundur
Sampai Angkat Tangan, Begini Gaya Mensos Risma Jawab Pertanyaan Hakim MK soal Pembagian Bansos 2023 Mundur

Ketua MK Suhartoyo menanyakan penyebab pembagian Bansos 2023 mundur

Baca Selengkapnya
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.

Baca Selengkapnya
Jawaban Heru Budi soal Isu 90 Persen Penyandang Disabilitas Belum Dapat Bansos
Jawaban Heru Budi soal Isu 90 Persen Penyandang Disabilitas Belum Dapat Bansos

Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membantah sebanyak 4.723 atau 90 persen penyandang disabilitas di Cakung yang belum mendapatkan bansos.

Baca Selengkapnya