Pemprov Riau Cabut Status Siaga Darurat Karhutla
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Riau mencabut status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang sudah berlangsung selama sembilan bulan terakhir. Wagub Edy Natar Nasution menyampaikan keputusan tersebut pada rapat koordinasi tentang Pengakhiran Status Siaga Darurat Bencana Karhutla di Kota Pekanbaru.
Turut hadir di rapat tersebut Deputi Kedaruratan Penanggulangan Bencana (BNPB) Dodi Ruswandi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger dan perwakilan instansi terkait lainnya.
“Provinsi Riau telah menetapkan status darurat bencana asap akibat Karhutla sejak tanggal 11 Februari sampai dengan 31 Oktober 2020 atau selama 260 hari," kata Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution di Pekanbaru dilansir Antara, Selasa (27/10).
-
Kapan kebakaran terjadi? Namun, pada Rabu (30/10/2024), kejadian tragis dialami Supriadi. Pada hari itu, Supardi terjebak dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri.
-
Mengapa status siaga darurat bencana kekeringan dikeluarkan? Status siaga darurat ini dikeluarkan usai tiga wilayah kabupaten, yaitu Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman, telah bertatus siaga darurat hidrometeorologi.
-
Bagaimana Hari Hutan Indonesia ditetapkan? Petisi tersebut menjadi modal awal yang menunjukkan keinginan masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan di Indonesia yang setiap tahun semakin mengalami berbagai masalah.
-
Kapan kebakaran terjadi di Banguntapan? Di Kecamatan Banguntapan saja, sudah terjadi 10 kali kebakaran dengan objek rumah dan lahan sepanjang Juli ini.
"Riau adalah provinsi yang pertama menetapkan status siaga Karhutla, setelah mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo. Berbagai upaya sudah dilakukan, mulai dari patroli, sosialisasi, pemadaman darat, udara, dilakukan secara terpadu,” kata Edy Natar Nasution.
Dia mengatakan pencabutan status siaga darurat lebih cepat dari rencana yang seharusnya berlangsung pada 31 Oktober karena akan ada libur bersama peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Namun karena 31 Oktober libur panjang nasional kita mengambil hari ini, baik yang menangani secara langsung di lapangan dan hari ini siaga darurat diakhiri,” katanya.
Deputi Kedaruratan Penanggulangan Bencana BNPB, Dody Ruswandi, mengatakan Riau telah melaksanakan tugas penanggulangan Karhutla dengan cukup baik. Bahkan, ia mengatakan Riau menjadi salah satu provinsi yang berhasil menekan angka luas Karhutla dibandingkan tahun sebelumnya.
“Dengan upaya dan berkolaborasi dengan semua pihak, dari enam Provinsi Riau termasuk yang terbaik, karena Riau yang terdekat dari lokasi negara tetangga, jadi Riau mendapat dukungan yang penuh dari BNPB. Banyak hal-hal yang berhubungan dengan negara tetangga, jadi Riau mendapat bantuan khusus dari BNPB, dan tahun depan juga mendapat armada, penanganan Karhutla,” ujar Dody.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Riau Edwar Sanger mengungkapkan, hingga status siaga darurat berakhir, luas lahan yang terbakar di Riau mencapai 1.587, 66 hektare dan jumlah titik panas (hotspot) sebanyak 2.730 titik.
Riau dinilai berakhir menanggulangi Karhutla pada tahun ini karena luas kebakaran menurun jauh dibandingkan tahun 2019.
"Jika dibandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan jumlah luas lahan yang terbakar cukup signifikan, bahkan penurunannya sampai 83,62 persen," kata Edwar.
Edwar menyebut luas lahan yang terbakar pada tahun tahun 2019 adalah seluas 9.706,73 hektare. "Kita bersyukur, karena dengan kerja keras kita bersama tahun ini Riau bisa bebas asap," ujarnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Jangan kasih kendor bagi pelaku-pelaku kebakaran lahan baik perorangan maupun perusahaan," kata Kapolda Riau.
Baca SelengkapnyaSaat ini kondisi langit di Pekanbaru yang awalnya disebut tidak sehat, kini sudah biru dan status udara dinyatakan sehat.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaSejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jambi diselimuti kabut asap, termasuk di Wilayah Kota Jambi, akibat dari karhutla pada Senin (4/9).
Baca SelengkapnyaSebanyak 191 bangunan mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung.
Baca SelengkapnyaGubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengisyaratkan bakal menetapkan status tanggap darurat bencana asap karena kualitas udara nyaris menembus ambang batas.
Baca SelengkapnyaBNPB mengerahkan helikopter water booming sebagai upaya pemadaman yang terus dilakukan hingga hari kesembilan musibah kebakaran di TPA Sarimukti.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaLuas lahan terbakar di Provinsi Riau sepanjang 2023 ini sudah mencapai 1.906 hektare (ha) yang terbakar.
Baca SelengkapnyaPemkab setempat berupaya membuat penahan hulu sungai dari puncak gunung Marapi dan normalisasi aliran air ke pemukiman warga.
Baca SelengkapnyaCuaca panas ekstrem melanda Kota Pekanbaru, Riau. Suhu rata-rata di kota tersebut mencapai 38 derajat Celcius.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca Selengkapnya