Pemprov Sumut Sepakat Tunda Pembelajaran Tatap Muka
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) dan pemerintah kabupaten/kota se-Sumut sepakat untuk menunda pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas hingga Agustus mendatang. Hal tersebut merupakan hasil rapat koordinasi Pemprov dan seluruh Pemkab/Pemkot se-Sumut yang dipimpin Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah.
“Hasilnya seluruh kabupaten/kota yang ada di Sumut sepakat untuk menunda pelaksanaan PTM terbatas hingga Agustus mendatang,” kata Musa, Rabu (30/6).
PTM terbatas ini ditunda dari jadwal yang diberikan oleh pemerintah pusat yakni 12 Juli 2021. Ditunda bukan berarti sistem pembelajaran berhenti. Dia menjelaskan, sistem belajar tatap muka saja yang ditunda, sembari melihat perkembangan keadaan kesehatan dan perkembangan Covid-19 di wilayah-wilayah yang ada di Sumut.
-
Apa sistem pembelajaran di Universitas Terbuka? Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, biaya terjangkau dan fleksibilitas waktu kuliah, Universitas Terbuka (UT) menjadi perguruan tinggi yang diminati Gen Z maupun mereka yang ingin berkuliah sembari bekerja.
-
Bagaimana PUSA memajukan pendidikan? Tak hanya itu, organisasi ini juga mengembangkan lembaga pendidikan yang sudah lebih dulu berdiri, seperti Lembaga pendidikan Al-Muslim, Normal Islam Institut, Madrasah Diniyah Idi, dan sebagainya.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Di mana Marah Sutan mengajar? Selama hidupnya, ia sudah berkeliling daerah untuk berbagi ilmu dari Aceh hingga Lampung, kemudian ke Pontianak ke Sambas.
-
Apa itu Kupat Tahu Sumedang? Kupat tahu menjadi salah satu kuliner andalan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Penganan ini biasanya disantap sebelum memulai aktivitas di pagi hari. Rasanya khas, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang menggugah selera. Kupat tahu wajib dicicipi saat mencari sarapan di kota tersebut.
-
Apa topik pengajian ? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
“Perkembangan keadaan kesehatan dan perkembangan Covid-19 di wilayah-wilayah yang ada di Sumut akan dipantau hingga Agustus nanti baru kita umumkan kembali,” ungkapnya.
Musa menjelaskan, pembelajaran di tahun ajaran baru, serta penerimaan siswa baru akan tetap dilaksanakan dengan menerapkan sistem online dan pertemuan secara daring. Sedangkan, Dinas Pendidikan diminta berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Satgas Covid-19 Sumut untuk memenuhi persentase vaksinasi pada tenaga pendidik.
“Pendidikan itu tidak bisa berjalan sendiri, kami harapkan Dinas Kesehatan pun bisa sejalan, begitu pun Satgas Covid-19 yang ada di Sumut harus terus melakukan pengawasan, mengawal vaksinasi terus bisa berjalan dan tidak terjadi klaster-klaster baru. Untuk vaksin, Presiden Joko Widodo pun sudah memperbolehkan usia di atas 12 tahun untuk melakukan vaksin untuk itu Sumut pun akan meminta tambahan jatah vaksin pada pemerintah pusat,” ujarnya
Keputusan penundaan PTM tersebut juga sejalan dengan arahan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Bahkan dalam berbagai kesempatan gubernur menegaskan penerapan PTM harus dengan kajian para ahli dan berbagai pihak terkait.
70% Tenaga Pengajar Tingkat SMA Sudah Divaksin
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Sumut), Syaifuddin, mengatakan vaksinasi Covid-19 untuk tenaga pengajar di tingkat sekolah menengah atas (SMA) telah mencapai 70 persen. Sedangkan, 30 persen tenaga pengajar di tingkat SMA belum divaksin Covid-19 lantaran tidak memenuhi syarat untuk diberikan vaksin.
"Ada yang memang memiliki penyakit tertentu, atau ketika hendak divaksin dia sedang sakit," kata Syaifuddin, Rabu (30/6).
Kendati demikian, Dinas Pendidikan Sumut telah membentuk tim untuk memberikan pengetahuan terhadap orang tua dan tenaga pendidik tentang apa yang harus dilakukan saat pembelajaran di masa pandemi ini.
"Nantinya tim tersebut juga akan melakukan evaluasi. Apakah di bulan Agustus mendatang bisa diterapkan atau tidak pembelajaran tatap muka terbatas di Sumut ini," ungkapnya.
Sedangkan, Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Aris Yudhariansyah, menjelaskan saat ini penambahan jumlah kasus positif terpapar Covid-19 berkisar 100 sampai 200 orang.
"Walau pun penambahan kasus kita tinggi tapi ketersediaan tempat tidur kita masih berada diangka 35%, artinya jika ditinjau dari jumlah Bed Occupancy Rate (BOR) kita masih berada pada zona hijau," jelasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengisyaratkan bakal menetapkan status tanggap darurat bencana asap karena kualitas udara nyaris menembus ambang batas.
Baca SelengkapnyaProses belajar mengajar di sekolah kembali dilaksanakan secara tatap muka setelah kondisi udara membaik.
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti bersama jajarannya akan mengkaji ulang ketiga kebijakan tersebut dengan mendengarkan masukan dari berbagai pihak terkait.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaHasan bertanya, gubernur Sumut punya kewenangan tingkat pendidakan SMA dan SMK. Sementara kabupaten/kota kewengan SD dan SMP.
Baca SelengkapnyaGuru dan murid sekolah di Palembang harus kembali menjalani pembelajaran jarak jauh gara-gara kabut asap karhutla yang tak kunjung teratasi.
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaPemerintah kota Jambi mewajibkan anak-anak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Baca SelengkapnyaNantinya, venue KTT ASEAN difokuskan di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaDebat berjalan panas sejak awal terjadinya tanya jawab. Salah satunya saat panelis bertanya tentang Angka Partisipasi Murni (APM) di Sumut yang rendah.
Baca SelengkapnyaAkibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca Selengkapnya