Pemprov Sumut Siapkan Pergub Larangan Buang Bangkai ke Sungai
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempertimbangkan membuat peraturan gubernur untuk mencegah bangkai babi dibuang ke sungai. Sebelum aturan itu dibuat, pihak Pemprov akan mengingatkan dan mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang bangkai ke sungai.
"Kalau masih bisa kita peringatkan, kenapa kita harus berikan sanksi?" kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kamis (7/11).
Menurutnya, masyarakat masih belum mengerti dampak dari bangkai yang dibuangnya ke sungai. Untuk itu, Pemprov Sumut telah membuat surat edaran ke kabupaten/kota yang terjangkit hog cholera.
-
Mengapa sisa bangkai hewan ditemukan? Dr Russel meyakini, temuan sisa bangkai hewan di sejumlah lubang itu adalah bagian dari persembahhan terhadap dewa dan dewi dari masyarakat kala itu sebagai permohonan kesuburan dan panen sukses tanaman.
-
Mengapa food waste berbahaya untuk lingkungan? Fenomena food waste dan food loss tidak hanya menjadi masalah global, tetapi juga menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan dan ekosistem.
-
Apa dampak buruk dari membuang sampah sembarangan? Membuang sampah tidak pada tempatnya dapat membuat lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan berbagai penyakit.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Kenapa sampah sembarangan jadi sumber penyakit? Sampah yang dibuang sembarangan dapat menjadi sumber penyakit karena menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme patogen.
-
Kenapa Pemkab Sleman harus atasi masalah sampah? Permasalahan yang sering muncul, biasanya sulitnya mencari lokasi untuk tempat pengolahan atau pembuangan akhir sampah (TPA), kapasitas TPA, sampai munculnya penolakan masyarakat sekitar TPA akibat dampak yang ditimbulkan, seperti bau tidak sedap, dan pencemaran lingkungan.
"Untuk itu saya akan mengeluarkan surat kepada masyarakat, bukan hanya babi, tetapi seluruh sampah tidak boleh itu dibuang ke sungai. Ini harus clear. Setelah nanti dikeluarkan Pergub, baru ada sanksi," tegasnya.
Edy menjelaskan, persoalan wabah hog cholera atau kolera babi di Sumut masih terkendali. Pihaknya sudah meminta bantuan pemerintah pusat. Saat ini vaksin sedang dikirim ke Sumut.
"Akan dibantu masih sifatnya nasional. Gak sampai internasional," jelasnya.
Ratusan Bangkai Babi yang Dibuang ke Sungai
Banyaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai di Medan sekitarnya diduga kuat terkait wabah hog cholera di sejumlah wilayah di Sumut. Babi yang mati akibat penyakit itu ditengarai dibuang pemiliknya ke sungai.
"Kalau dugaan kuat sementara ini, karena ini yang berkembang, kita menduga itu masih hog cholera. Namun untuk pembenarannya itu nanti kita tunggu hasil lab. Setelah hasil lab keluar nanti kita nyatakan apa yang sebenarnya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, M Azhar Harahap, Rabu (6/11).
Petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut telah turun lokasi penemuan ratusan bangkai babi, seperti di hilir Sungai Bederah, Medan Marelan. Mereka melakukan pengamatan dan pengambilan sampel untuk diperiksa di laboratorium. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kuat dugaan babi-babi itu terjangkit hog cholera, kemudian dibuang pemiliknya ke sungai.
Dugaan ini diperkuat dengan berjangkitnya wabah hog cholera atau kolera babi di 11 kabupaten/kota di Sumut. Sebelas daerah itu yakni: Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan (Humbahas) Deli Serdang, Kota Medan, Kabupaten Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.
"Sudah terjadi kasus kematian sebanyak 4.682 ekor dari 11 kabupaten/kota," jelas Azhar.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.
Baca SelengkapnyaKali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaMusim hujan yang identik dengan musim kawin buaya.
Baca SelengkapnyaBendungan ini menjadi tumpuan utama warga Jatisari dan sekitarnya. Sehari-hari, air dimanfaatkan untuk keperluan mandi, mencuci bahkan memasak
Baca SelengkapnyaMenurut Bey, seharusnya sosialisasi sudah secara masif dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat dan pemda kota/kabupaten.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca SelengkapnyaDaerah aliran sungai (DAS) Citarum Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kini menjadi lautan sampah.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaAir berubah warna dan bau menyengat. Kondisi ini membuat banyak ikan mati dan warga mengalami penyakit gatal.
Baca SelengkapnyaHasil penelitian di Afrika Selatan yang membuktikan jika spora yang dihasilkan dari bakteri Antraks ini bisa bertahan hingga 250 tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaKondisi kali Ciliwung di musim kemarau saat ini sedang surut dan menghitam dengan banyak tumpukan sampah.
Baca Selengkapnya