Pemred merdeka.com: Didik Supriyanto dalam dakwaan e-KTP bukan saya!
Merdeka.com - Dalam dakwaan kasus e-KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiharto, Jaksa Penuntut Umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi menguraikan aliran dana dalam kasus tersebut. Sejumlah nama pejabat dan anggota DPR disebut menerima aliran dana panas itu.
Dalam dakwaan yang diperoleh merdeka.com, aliran dana tersebut tidak hanya mengalir ke anggota DPR, tetapi juga kepada staf Kemendagri, Kemenkeu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Sekretariat Komisi II dan Bappenas. Dalam dakwaan halaman 16 salah satu pihak yang menerima duit haram adalah Didik Supriyanto. Dalam dakwaan itu Didik disebut sebagai staf pada Setjen Dukcapil menerima uang sebesar Rp 10 juta.
Kebetulan Pemred merdeka.com juga bernama Didik Supriyanto. Namun Pemred merdeka.com, memastikan bahwa pihak yang disebut dalam dakwaan kasus korupsi e-KTP itu bukan dirinya.
-
Bagaimana modus pencurian data KTP? 'Saat ini permintaan data pribadi dapat menggunakan berbagai macam modus,' kata Friderica dalam akun Instagram @ojkindonesia, dikutip Selasa (23/7).
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
"Jadi memang ada staf Kemendagri yang bernama sama dengan saya. Saya pernah salaman dengan dia. Jadi yang disebut dalam dakwaan itu bukan saya," ujar Didik Supriyanto di kantor redaksi merdeka.com, Selasa (14/3).
Menurut Didik, kesamaan nama itu membuat dirinya ditelepon banyak pihak guna mengonfirmasi. Dia pun sudah menjelaskan satu persatu kepada pihak-pihak yang bertanya itu.
"Dulu juga ketika ada kasus gugatan UU Pemilu, saya salah satu penggugat. Tetapi pihak Kemendagri bingung, bukannya Pak Didik ikut bahas draf, kok sekarang malah menggugat? Dan ternyata ada dua orang bernama Didik Supriyanto, satu staf di Kemendagri satu di Perludem," ujarnya.
Didik Supriyanto Pemred Merdeka.com ini mengakui dirinya memang sering berhubungan dengan Kemendagri. Tetapi hanya untuk membahas masalah Pemilu dan itu pun dalam statusnya sebagai Ketua Perludem.
"Tetapi kalau soal urusannya dengan e-KTP atau kependudukan dan catatan sipil, saya tidak ada urusannya. Urusan saya dengan Kemendagri adalah soal Pemilu, itu saja," jelasnya.
Megaskandal e-KTP
Soal mega skandal kasus e-KTP, Didik mengakui pernah mendapat curhatan dari salah satu pimpinan Komisi II. Kebetulan saat itu Didik sering berhubungan dengan Komisi II untuk membahas RUU Pemilu. Nah salah satu pimpinan Komisi II juga menjabat sebagai pimpinan Panja e-KTP. Nah salah satu pimpinan panja e-KTP ini curhat soal bancakan ini.
"Mas, pengadaan e-KTP ini ketoke ora beres (kelihatannya tidak beres). Pada mau makan duit rakyat," ujar Didik menirukan salah satu pimpinan Komisi II DPR beberapa tahun lalu.
Dan ternyata pernyataan salah satu pimpinan Komisi II itu benar adanya. KPK kini tengah membongkar mega skandal dalam proyek e-KTP yang diduga merugikan negara Rp 2,3 triliun.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dino mengatakan pemuda itu mengaku sebagai seorang pengusaha asal Lampung yang sedang menjalankan bisnis keluarga.
Baca SelengkapnyaPDIP akan membuat kanal pengaduan untuk temuan pencatutan KTP warga Jakarta.
Baca SelengkapnyaHasto meminta penyelenggara Pemilu untuk mencermati dan mengkroscek dengan baik sehingga jangan sampai ada sekenario pengaturan kekuasaan.
Baca SelengkapnyaPernyataan lengkap Indosat Ooredoo Hutchison atas tudingan karyawan LintasArta bocorkan data PDN.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk fair dan mengkontrol proses pencalonan.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaKabar pencatutan NIK KTP warga seolah mendukung Dharma Pongrekun-Kun Wardana itu sebelumnya viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKPU melakukan pengecekan melalui Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) terkait kebocoran data pemilih tersebut.
Baca Selengkapnya