Pemuda Muhammadiyah nilai kerusuhan Mako Brimob mirip tragedi 1965
Merdeka.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan bahwa ada kemiripan narasi atas kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua dengan Tragedi G30S/PKI. Hal itu dia nilai saat melihat beredarnya foto korban tewas yang tersebar ke masyarakat.
"Semuanya narasinya diciptakan detail. Siapa yang menyebarkan? Wartawan tahu enggak kondisi persis seperti itu? Yang disebarkan ke sosmed itu kondisinya parah, detail sekali. Itu kan mirip narasi 1965 dulu, sehingga ada legalitas moral. Seolah diciptakan legalitas moral kita bisa lakukan apapun kepada mereka yang kejam," tutur Dahnil di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (23/5).
Menurut Dahnil, dengan pemicu tersebut, masyarakat bisa menjadi gelap mata dan mendukung langkah penegak hukum yang seharusnya terus dipantau. Jangan sampai melegalkan apapun tindakan TNI/Polri layaknya memberangus para terduga PKI di masa lalu.
-
Foto apa yang dimaksud? Foto itu ternyata sangat disukai Einstein. Maka dia segera memesan banyak salinan agar dia bisa menandatanganinya dan mengirimkannya ke teman-temannya sebagai lelucon.
-
Apa yang dilihat oleh orang-orang nyaris mati? Beberapa pasien pun membuka diri tentang apa yang mereka lihat. Mengutip Unilad, Senin (13/5), beberapa pasien mengingat mimpi tertentu, seperti seseorang yang mengatakan bahwa mereka 'ingat berada di lapangan luas dengan tenda abu-abu tersebar di mana-mana'. 'Ada sosok tak berwajah. Saya ingat berjalan melewati ngarai. Di kedua sisi ngarai ada pria berjubah putih dengan tudung yang menyembunyikan wajah mereka. Hal terakhir yang kuingat adalah mereka semua menunjuk ke arahku,'
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Mengapa foto tersebut kontroversial? Namun, foto tersebut menjadi sebuah kontroversial.Hal ini disebabkan terdapat sebuah teori pada sebuah makalah penelitian yang menyebutkan bahwa pada 1923 terdapat sebuah Scabland yang menjadi catatan erosif dari sungai-sungai besar dengan gradien tinggi, dan berasal dari gletser.
-
Dimana korban dibunuh? Keduanya sepakat untuk bertemu di indekos milik N yang berlokasi di Jalan Raya Perjuangan, Gang Kaum No 35, Kecamatan Teluk Pucung, Bekasi Utara dengan tarif Rp300 ribu sekali main.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
"Bahkan jika benar pun, kita tak punya legalitas moral untuk itu. Jadi akhirnya di kasus 65 tentara bisa menghantam dan bahkan eksekusi siapa pun yang terindikasi terkait PKI. Yang terjadi saat ini? Dendam politik dan budaya tersisa sampai sekarang. Terus sekarang mau memberikan cek kosong seperti itu lagi? Ini mengkhawatirkan," jelas dia.
Berangkat dari itu, Muhammadiyah turut memberikan masukan kepada DPR terkait Revisi RUU Terorisme. Surat tersebut secara resmi diserahkan langsung kepada Ketua DPR Bambang Soesatyo pada Senin 21 Mei 2018.
"Di sini pentingnya kami menyampaikan masukan soal Revisi UU Terorisme. Terakhir dua hari lalu kami sampaikan 10 masukan. Masukan pertama terkait penindakan, kedua tentang pencegahan. Dari nama, kami usulkan namanya UU Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme," Dahnil menambahkan.
Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Museum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaAksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKericuhan mewarnai sejumlah wilayah saat pesta demokrasi perdana digelar serentak tersebut.
Baca SelengkapnyaSimak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca SelengkapnyaSebanyak 2.000 tengkorak dan 1.000 nisa kuburan ditampilkan secara dramatis.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Yusuf Sutejo mengatakan, motif dari Marco Karundeng adalah kesal.
Baca SelengkapnyaMenurut Moeldoko, kericuhan tersebut merupakan emosi spontanitas dari massa.
Baca SelengkapnyaSebuah potret lawas yang merekam aktivitas sang Proklamator beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaPria ini mengaku tak menyangka menemukan sebuah makam pejuang 45 yang terletak di sebuah desa.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut diwarnai isak tangis pelajar yang hadir. Dengan membawa foto korban dan spanduk, mereka mengenang para korban kecelakaan bus maut tersebut.
Baca SelengkapnyaDua korban dianiaya orang tidak dikenal. Satu terluka satu lagi meninggal.
Baca SelengkapnyaSeniman asal Palu lakukan aksi teatrikal sebagai bentuk empati terhadap para korban tragedi Kanjuruhan. Potretnya curi perhatian
Baca Selengkapnya