Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemulihan Hutan Terdampak Erupsi Gunung Merapi Butuh Waktu Puluhan Tahun

Pemulihan Hutan Terdampak Erupsi Gunung Merapi Butuh Waktu Puluhan Tahun Ilustrasi Gunung Merapi. ©2021 Merdeka.com/Instagram @bpptkg

Merdeka.com - Pemulihan kerusakan kawasan hutan yang terdampak erupsi Gunung Merapi membutuhkan waktu yang cukup lama. Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) menilai restorasi membutuhkan waktu hingga puluhan tahun untuk bisa kembali menjadi hutan sekunder hingga hutan sekunder tua.

"Pemulihan kerusakan hutan yang terdampak erupsi Gunung Merapi dilakukan secara bertahap sesuai tingkat kerusakan. Ini membutuhkan waktu cukup lama hingga puluhan tahun," kata Kepala BTNGM Pujiati di Sleman, Rabu (3/3). Dikutip dari Antara.

Ia mencontohkan seperti pada kejadian erupsi besar Gunung Merapi pada 2010 yang berdampak sangat besar pula pada kerusakan hutan di lereng Merapi, karena wilayah yang terdampak cukup luas dan material vulkanis yang menerjang hutan juga sangat banyak.

"Pada erupsi Merapi 2010, wilayah yang terdampak cukup luas, dan dampak paling berat di kawasan hutan wilayah Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman," sambungnya.

Menurut dia, hutan yang terdampak material panas erupsi Gunung Merapi membutuhkan waktu lama untuk kembali pulih, mulai dari proses pertumbuhan semak belukar hingga kembali menjadi hutan sekunder membutuhkan waktu puluhan tahun.

"Rentang waktu satu hingga dua tahun pascaerupsi, semak belukar dan pertumbuhan jenis pionir dimulai, kemudian tiga sampai lima tahun pascaerupsi pertumbuhan jenis pionir mulai menutup area terbuka. Enam sampai 10 tahun pertumbuhan semak belukar dan vegetasi jenis pionir menjadi hutan sekunder," katanya.

Selanjutnya dari hutan sekunder menuju ke hutan sekunder tua membutuhkan proses yang cukup lama hingga sebuah hutan masuk dalam klasifikasi hutan primer.

"Proses pertumbuhan ini akan berlangsung hingga sekitar 25 tahun sampai menjadi hutan sekunder tua dan bertahap tergantikan oleh jenis subklimaks maupun klimaks kemudian menjadi hutan primer. Proses ini membutuhkan waktu lama bahkan hingga ratusan tahun, dengan catatan tidak terjadi gangguan lagi atau diterjang erupsi lagi," terang Pujiati.

Pujiati mengatakan, dalam upaya pemulihan hutan Merapi tersebut BTNGM telah melakukan penanaman di area bekas erupsi sejak 2011 di wilayah yang terdampak berat.

"Penanaman kembali menggunakan press block di area terdampak berat pada 2011 dan penanaman di area bekas erupsi untuk pengayaan jenis hutan pegunungan," lanjut dia.

Ia mengatakan, untuk dampak erupsi Gunung Merapi pada 2021 ini pihaknya belum melakukan evaluasi, karena saat ini aktivitas Merapi masih tinggi dan masih sering terjadi guguran lava maupun awan panas.

"Saat ini status Gunung Merapi masih pada level III atau siaga, aktivitas vulkanik masih tinggi. Nanti setelah aktivitas Merapi reda kami akan pantau kerusakan hutan yang terdampak dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone)," pungkasnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sudah Punah 2 Juta Tahun Lalu, Pohon Langka Ini Kembali Ditemukan Masih Hidup
Sudah Punah 2 Juta Tahun Lalu, Pohon Langka Ini Kembali Ditemukan Masih Hidup

Sudah Punah 2 Juta Tahun Lalu, Pohon Ini Kembali Ditemukan Masih Hidup

Baca Selengkapnya
Savana Gunung Bromo Mulai Hijau Kembali, Kunjungan Wisatawan Belum Pulih
Savana Gunung Bromo Mulai Hijau Kembali, Kunjungan Wisatawan Belum Pulih

Beberapa jenis tanaman, seperti pepohonan, masih butuh waktu panjang untuk kembali pulih seperti wujud semula.

Baca Selengkapnya
Menteri LHK Ungkap Kawasan Bromo yang Terbakar 989 Hektare, Ini Langkah Rehabilitasi usai Kebakaran
Menteri LHK Ungkap Kawasan Bromo yang Terbakar 989 Hektare, Ini Langkah Rehabilitasi usai Kebakaran

Menteri LHK Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kawasan Gunung Bromo mencapai 989 Hektare.

Baca Selengkapnya
Api Padam, Luasan Hutan dan Lahan yang Terbakar di Gunung Agung Capai 715 Hektare
Api Padam, Luasan Hutan dan Lahan yang Terbakar di Gunung Agung Capai 715 Hektare

Wilayah lereng yang paling banyak terbakar di Kecamatan Kubu, Karangasem Bali, dan untuk di Kecamatan Abang

Baca Selengkapnya
Menilik Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Kisah Perjalanan Darat Presiden Kedua RI Balikpapan-Samarinda
Menilik Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Kisah Perjalanan Darat Presiden Kedua RI Balikpapan-Samarinda

Taman Hutan Raya yang identik dengan nama Presiden kedua RI ini memiliki sejarah panjang mulai dari digunakan oleh penjajah hingga perjalanan darat.

Baca Selengkapnya
Pemadaman Gunung Ciremai Kebakaran Terkendala Angin
Pemadaman Gunung Ciremai Kebakaran Terkendala Angin

Laporan sementara, kebakaran berada di beberapa blok TN Gunung Ciremai yang berlokasi di Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan.

Baca Selengkapnya
Gunung Bromo Butuh Hingga 5 Tahun untuk Kembali Hijau, Biayanya Capai Rp3,5 Miliar
Gunung Bromo Butuh Hingga 5 Tahun untuk Kembali Hijau, Biayanya Capai Rp3,5 Miliar

Gunung Bromo mengalami kebakaran akibat flare yang digunakan untuk prewedding.

Baca Selengkapnya
Heroik, Potret Kapolres di Riau Seberangi Sungai Hingga 'Belah Hutan' Demi Padamkan Kebakaran Lahan Sawit
Heroik, Potret Kapolres di Riau Seberangi Sungai Hingga 'Belah Hutan' Demi Padamkan Kebakaran Lahan Sawit

Luas lahan yang terbakar mencapai sekitar 15 hektare. Enam titik api sudah berangsur padam.

Baca Selengkapnya
Area Terbakar Capai 100 Ha, Apa Kendala Pemadaman Kobaran Api di Lereng Gunung Agung
Area Terbakar Capai 100 Ha, Apa Kendala Pemadaman Kobaran Api di Lereng Gunung Agung

Titik api pertama kali terdeteksi di kawasan hutan di sekitar Pura Pengubengan pada ketinggian kurang lebih 2000 mdpl pada Minggu (13/10).

Baca Selengkapnya
Setelah Belasan Jam, Karhutla di Savana Bromo Tengger Semeru Padam
Setelah Belasan Jam, Karhutla di Savana Bromo Tengger Semeru Padam

Pada 2023 lalu, lokasi yang sama pernah terbakar akibat suar yang dinyalakan pengunjung saat foto prewedding.

Baca Selengkapnya
Kebakaran Hutan Muncul di Lereng Gunung Semeru
Kebakaran Hutan Muncul di Lereng Gunung Semeru

Asap terpantau dari lereng Gunung Semeru. Diduga akibat kelalaian warga dan cuaca kering.

Baca Selengkapnya
Karhutla di Sumsel Sekarang Lebih Parah Dibanding 2019, Ini Penyebabnya
Karhutla di Sumsel Sekarang Lebih Parah Dibanding 2019, Ini Penyebabnya

Karhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.

Baca Selengkapnya