Pemulung di Tebet nabung tiga tahun untuk kurban
Merdeka.com - Pasangan pemulung Yati (55) dan Maman (35), mengaku menabung tiga tahun untuk membeli dua ekor kambing kurban. Walau susah payah, mereka ingin memberikan kurban, bukan terus mengantre diberi daging kurban.
"Saya nabung tiga tahun untuk beli dua ekor kambing. Yang besar itu saya beli Rp 2 juta, yang kecil Rp 1 juta," kata Yati saat berbincang dengan merdeka.com di rumahnya, Jumat (26/10).
Yati setiap hari bekerja sebagai pemulung, begitu juga Maman. Kadang untuk menambah penghasilan, Maman ikut menarik sampah di sekitar Tebet.
-
Mengapa orang berkurban? Dengan mengikuti kaidah yang berlaku, diharapkan ibadah kurban diterima oleh Allah SWT. Ibadah Kurban Secara etimologi, kurban (قربان) berasal dari bahasa Arab “Qariba -Yaqrabu –Qurbanan“ yang berarti dekat.
-
Siapa yang bisa kurban? Jika yang berserikat kurang dari tujuh orang, maka sah kurbannya. Dengan itu mereka teranggap melakukan amalan sunnah atas kelebihan harta yang dikeluarkan,'
-
Siapa yang harus menjadi contoh dalam berkurban? Kesadaran Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS, juga hendaknya bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin di semua level kepemimpinan mulai dari tingkat RT/RW hingga Pemerintahan tertinggi, untuk selalu memprioritaskan kepentingan publik ketimbang pribadi dan kelompoknya, meskipun ia harus mengorbankan dirinya sendiri.
-
Kapan sejarah kurban Idul Adha dimulai? Sejarah kurban Idul Adha pertama kali bermula setelah peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim.
-
Siapa yang bisa diajak untuk berkurban? Mengajak keluarga, teman, dan komunitas untuk berpartisipasi dalam ibadah kurban tidak hanya memperkaya makna spiritual kita, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan kepedulian terhadap sesama.
-
Apa makna dari kurban di Idul Adha? Berkurban mengajarkan umat Muslim untuk melatih keikhlasan dalam beribadah. Sebagai bentuk pengorbanan harta dan hewan yang dimiliki, umat Muslim diajak untuk berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan yang langsung dari manusia, melainkan hanya mencari ridha Allah SWT semata.
"Penghasilan sehari tak tentu. Seringnya dapat Rp 25 ribu. Dihemat untuk hidup dan ditabung buat beli dua kambing itu," kisah Yati.
Yati mengaku sudah seumur hidup ingin berkurban. Wanita tua asal Madura itu malu terus mengantre daging kurban. Keinginan ini terus menguat, saat Bulan Ramadan. Yati makin giat menabung.
"Saya ingin sekali saja, seumur hidup memberikan daging kurban. Ada kepuasaan, rasanya tebal sekali di dada. Harapan saya semoga ini bukan yang terakhir," jelasnya.
Yati membeli dua kambing itu di Pancoran. Maman yang mengambil dua kambing itu dengan bajaj dan memberikannya ke panitia kurban di Masjid Al-Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan.
Saat Maman menyerahkan dua kambing untuk kurban itu, jamaah masjid megah tersebut meneteskan air mata haru. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski kondisi tubuhnya sudah tak sekuat saat muda, nenek 69 tahun ini sangat antusias menuju Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaAyu Ting Ting diketahui kurban dua ekor sapi di momen Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaDi antara mereka, ada seorang nenek berusia 99 tahun yang terlihat semangat untuk menunaikan ibadah haji
Baca SelengkapnyaKata-kata pepatah yang berbunyi “kehidupan seperti roda sedang berputar” menggambarkan kehidupan Yati.
Baca SelengkapnyaNiat tulusnya untuk berkurban dengan penghasilan yang pas-pasan akhirnya tercapai.
Baca SelengkapnyaSeorang pengurus masjid mengungkap kisah wanita non-muslim yang begitu pilu.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu dunia maya dihebohkan dengan aksi pengemis wanita yang meminta uang dengan bernyanyi 'A Kasihan A'.
Baca SelengkapnyaDi akhir pertemuannya, Dedi memberikan sejumlah uang kertas ke sang ibu muda.
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca Selengkapnya