Pemulung yang kurban dua kambing, tinggal di tempat sampah
Merdeka.com - Pemulung yang berkurban di Masjid Al Ittihad Tebet bernama Yati (60) dan Maman (35). Sehari-hari mereka berprofesi sebagai pemulung. Pasangan suami istri ini tinggal di gubuk triplek kecil di tempat sampah Tebet, Jakarta Selatan.
merdeka.com mengunjungi rumah Yati usai Salat Idul Adha, Jumat (26/10). Juanda, pengurus masjid Al Ittihad ikut menemani.
Yati membukakan pintu dan mempersilakan masuk. Tak ada barang berharga di pondok 3x4 meter itu. Sebuah televisi rongsokan berada di pojok ruangan. Sudah bertahun-tahun TV itu tak menyala.
-
Mengapa orang berkurban? Dengan mengikuti kaidah yang berlaku, diharapkan ibadah kurban diterima oleh Allah SWT. Ibadah Kurban Secara etimologi, kurban (قربان) berasal dari bahasa Arab “Qariba -Yaqrabu –Qurbanan“ yang berarti dekat.
-
Siapa yang bisa kurban? Jika yang berserikat kurang dari tujuh orang, maka sah kurbannya. Dengan itu mereka teranggap melakukan amalan sunnah atas kelebihan harta yang dikeluarkan,'
-
Apa arti dari Man Jadda Wajada? Man Jadda Wajada merupakan sebuah konsep atau prinsip dasar yang memiliki arti 'siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan mendapatkan'. Konsep ini mengandung makna bahwa dengan kesungguhan dan ketekunan dalam menjalani suatu usaha atau perjuangan, seseorang akan mampu mencapai hasil yang diinginkan.
-
Siapa yang harus menjadi contoh dalam berkurban? Kesadaran Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS, juga hendaknya bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin di semua level kepemimpinan mulai dari tingkat RT/RW hingga Pemerintahan tertinggi, untuk selalu memprioritaskan kepentingan publik ketimbang pribadi dan kelompoknya, meskipun ia harus mengorbankan dirinya sendiri.
-
Siapa yang bisa diajak untuk berkurban? Mengajak keluarga, teman, dan komunitas untuk berpartisipasi dalam ibadah kurban tidak hanya memperkaya makna spiritual kita, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan kepedulian terhadap sesama.
-
Siapa yang diperbolehkan berkurban? Setiap melaksanakan ibadah kurban, beberapa ketentuan memang harus dipenuhi.
Wanita asal Madura ini bercerita soal mimpinya bisa berkurban. Dia malu setiap tahun harus mengantre meminta daging.
"Saya ingin sekali saja bisa berkurban. Malu seumur hidup hanya minta daging," katanya.
Yati mengaku sudah lama tinggal di pondok itu. Dia tak ingat sudah berapa lama membangun gubuk dari triplek di jalur hijau peninggalan Gubernur Legendaris Ali Sadikin itu.
"Di sini ya tidak bayar. Mau bayar ke siapa? ya numpang hidup saja," katanya ramah.
Setiap hari Yati mengelilingi kawasan Tebet hingga Bukit Duri. Dia pernah kena asam urat sampai tak bisa jalan. Tapi Yati tetap bekerja, dia tak mau jadi pengemis.
"Biar ngesot saya harus kerja. Waktu itu katanya saya asam urat karena kelelahan kerja. Maklum sehari biasa jalan jauh. Ada kali sepuluh kilo," akunya.
Juanda yang menjaga masjid Al Ittihad terharu saat Yati bercerita mimpi bisa berkurban lalu berusaha keras mengumpulkan uang hingga akhirnya bisa membeli dua ekor kambing.
"Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil," gumamnya. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengemis asal Bojonegoro kedapatan membawa uang Rp18 juta lebih saat beraksi di Senayan. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaKisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.
Baca SelengkapnyaSeorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Baca SelengkapnyaYatemi diketahui seringkali mendapat bantuan dari kanan kiri. Seperti apa kisahnya?
Baca SelengkapnyaHaji Bolot, sosok yang kini begitu sukses, tak pernah luput dari lika-liku kehidupan yang penuh tantangan
Baca SelengkapnyaSuprianto nekat mencari modal usaha dengan cara jadi buruh migran. Ia lalu pulang untuk membangun bisnis sendiri dan kini jadi tokoh pertanian penting di desa.
Baca SelengkapnyaNiat tulusnya untuk berkurban dengan penghasilan yang pas-pasan akhirnya tercapai.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan penghasilan bukan halangan bagi seorang penjual cilok di Majalengka. Dia mampu membeli hewan kurban setelah menabung uang receh.
Baca SelengkapnyaPemulung anak yatim di Bantar Gebang ini memiliki cita-cita ingin menjadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaPria ini mengajak bapak tukang becak untuk berbelanja ke pusat perbelanjaan.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, hukum menjual kulit hewan kurban oleh mayoritas ulama, adalah tidak diperbolehkan jika penerima kulit hewan kurban adalah orang kaya.
Baca Selengkapnya