Pencari Suaka Positif Covid-19 di Bintan Bertambah Jadi 85 Orang
Merdeka.com - Jumlah pencari suaka di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, yang tertular Covid-19 terus bertambah. Awalnya hanya seorang yang terpapar virus corona, kini sudah mencapai 85 orang.
"Jumlah pencari suaka yang tinggal di Hotel Bhadra Bintan sekitar 400 orang. Awalnya hanya satu orang, kemudian meningkat menjadi 20-an orang, 57 orang, dan sekarang total jumlah pencari suaka yang tertular mencapai 85 orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Bintan Gama AF Isnaeni di Bintan, Rabu (9/6).
Gama mengatakan penularan yang cepat dalam dua pekan terakhir disebabkan kontak erat. Pencari suaka ketika awal dikarantina masih berkerumun sehingga mudah tertular Covid-19.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang terinfeksi virus Nipah? Dilansir dari Kemenkes, dijelaskan bahwa virus Nipah ini bisa menjadi penyebab munculnya penyakit emerging zoonotik.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
"Kami berharap para pencari suaka tidak berkerumun lagi sehingga tidak tertular atau menulari Covid-19," katanya seperti dilansir Antara.
Selain itu, Gama menuturkan pihaknya mengupayakan agar seluruh pencari suaka diberi vaksin. Vaksinasi ini sebagai bentuk perlindungan pemerintah terhadap pencari suaka di saat menghadapi pandemi Covid-19.
Namun, pemberian vaksin kepada para pencari suaka harus berdasarkan ketentuan yang berlaku. "Vaksinasi dapat kami berikan kepada pencari suaka jika diperbolehkan oleh organisasi internasional untuk migrasi," jelasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKasus cacar monyet di DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca Selengkapnya