Pencarian pesawat Lion Air JT 610 terkendala lumpur di dasar laut
Merdeka.com - Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto menyampaikan, posisi pasti dari pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkalpinang dengan nomor JT 610 yang jatuh di Perairan Karawang masih belum diketahui. Sebabnya, lumpur di dasar laut menghalangi jarak pandang penyelam.
"Sampai sekarang masih belum. Masih banyak lumpur yang naik," tutur Agung di Pantai Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Selasa (30/10).
Menurut Agung, kendala itu disiasati dengan peralatan canggih scan sonar yang diturunkan. Total ada empat alat milik Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Polri.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana lokasi kecelakaan helikopter? Kecelakaan ini terjadi di hutan Dizmar, yang berada di antara kota Varzaqan dan Jolva di Provinsi Azerbaijan Timur.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana bangkai pesawat ditemukan di Raja Ampat? Pada awal tahun 1990-an, penyelam asal Belanda bernama Max Ammer berkunjung ke Raja Ampat. Ia merupakan pelopor penyelam di Raja Ampat. Berkat kecintaannya pada aktivitas menyelam pula, ia berhasil berhasil menemukan bangkai pesawat tempur P47D merah sepanjang 15 meter di kedalaman sekitar 26-33 meter di dasar berpasir dekat Pulau Wai. Selain itu, Max juga menemukan bangkai pesawat Thunderbolt di perairan Pulau Batanta.
"Sekarang lagi menggunakan peralatan sonar, mudah-mudahan segera menemukan dan rekan kita yang menyelam dapat maksimal," jelas dia.
Penyelaman sendiri dilakukan hingga pukul 17.00 WIB. Sementara untuk penyisiran permukaan laut terus digelar 24 jam tanpa henti.
"Tadi kami monitoring melalui udara di sekitaran perairan. Dari hasil ini, kami dapat mengidentifikasi jumlahnya lebih dari 30 lebih kapal mulai dari speedboat, kapal besar, dan para nelayan yang ikut membantu. Tadi sekitar jam 09.00 WIB ada speedboat yang sweeping menemukan potongan tubuh dan dibawa ke kapal dulu. Hari ini dikirim ke Tanjung Priok dan dilanjutkan ke RS Polri," kata Agung.
Diketahui, Tim Basarnas Bandung, Jawa Barat, melibatkan sedikitnya 40 penyelam pada hari kedua pencarian Lion Air JT 610 ini. Pencarian akan kembali dilakukan di sekitar perairan Tanjung Karawang.
Koordinator Humas Basarnas Joshua Banjarnahor mengatakan, puluhan personel Basarnas Bandung diterjunkan dari pesisir laut Karawang di Tanjung Pakis menuju titik koordinat yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat di KM206 Tanjung Karawang.
"Personel ini dilepas pagi ini dengan mengendarai sembilan perahu karet ke tengah laut untuk bergabung bersama rekan lainnya," katanya dilansir dari Antara.
Upaya pencarian juga akan melibatkan empat kapal berfasilitas alat sonar untuk mendeteksi keberadaan badan pesawat. "Saat ini sudah ada 15 kapal evakuasi di tengah, ditambah empat kapal sonar," ujarnya.
Namun, Joshua mengungkapkan, tim gabungan evakuasi korban Lion Air JT 610 harus menghadapi kendala cuaca mendung. Akibatnya jarak pandang di sekitar permukaan laut, kata Joshua, cuaca mendung juga akan mengganggu jarak pandang sebanyak 40 penyelam di dalam laut.
"Sejak subuh tadi cuaca hujan sehingga berpotensi mengganggu jarak pandang kami dalam mendeteksi korban," ungkapnya.
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenai kronologi kecelakaan, otoritas di Kementerian Perhubungan masih mengumpulkan informasi mengenai kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui kondisi pilot dan jumlah penumpang pesawat tersebut.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghadapi kendala saat mengevakuasi korban pesawat kargo Smart Aviation di Hutan Kaltara.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaFaktanya, pesawat itu milik maskapai Lion Air PK-LRU yang tergelincir di Bandara Morowali, pada 11 Mei 2023. Bukan di Karawang.
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaPilot pesawat kargo milik PT Smart Aviation ditemukan selamat di Hutan Long Liku, Nunukan, Kalimantan Utara.
Baca Selengkapnya