Pendekar di Blitar desak polisi ungkap pelaku dalam 10 hari
Merdeka.com - Kasus pengeroyokan yang berujung kematian terhadap Mujiono (30) pesilat asal Desa/Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar pada (26/8) lalu menyisakan dendam bagi rekan-rekan korban. Para pendekar pun yang merasa kecewa dengan pihak kepolisian pun memberikan deadline kepada petugas polisi selama 10 hari untuk mengungkap kasus tersebut.
"Kalau dalam waktu 10 hari belum juga menangkap para tersangka, maka kami akan melakukan pencarian dengan cara kami sendiri," kata Mohammad Nurjianto salah satu perwakilan pendekar kepada merdeka.com, Rabu (3/9).
Menurut Nuryanto, jika polisi sudah melakukan pemeriksaan 18 saksi, kenapa tak ada peningkatan status kepada mereka menjadi tersangka.
-
Bagaimana polisi menangani kasus perundungan ini? Polisi memastikan bahwa kasus ini diproses secara hukum meski kedua tersangka masih di bawah umur. Polisi akan menerapkan sistem peradilan anak terhadap kedua pelaku. Kedua pelaku terancam pidana penjara selama tiga tahun dan denda Rp72 juta.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Kenapa pelaku penganiayaan dibebaskan? Dengan potongan video selanjutnya korban yang masih bocah sempat menangis setelah kepalanya dipukul dengan botol.'Meskipun Om aing jenderal aing tak pernah minta tolong ke om aing nu jenderal. Sok searching di google maneh, Mayjen Rifki Nawawi. Apakah aing pernah minta tolong, gak pernah,' ujar si remaja dalam video.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
"Sebab temuan kami di lapangan berdasarkan keterangan sumber-sumber, yang melakukan pengeroyokan banyak, ada 30 orang. Polisi malah melepas 18 saksi yang telah diperiksa dan menyatakan tersangka sudah ditetapkan namun belum bisa ditangkap karena melarikan diri, ini kan konyol," tambah Mohammad Nurjianto.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada polisi agar lebih serius menangani kasus ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, dugaan pembunuhan Mujiono (30) seorang pesilat asal Desa/Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, membuat Blitar mencekam. Pesilat Blitar melakukan sweeping memburu pelaku pembunuhan yang dilakukan sejumlah pemuda Desa Kolomayan, Kecamatan Wonodadi Blitar.
Tidak hanya sweeping para pesilat juga menyebar foto pelaku ke publik. para pendekar silat yang berusaha menuntut balas orang orang yang telah mencelakai rekan mereka. Situasi wilayah Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar pun mencekam.
Informasi yang berhasil dihimpun merdeka.com, Mujiono dianiaya oleh sejumlah pemuda Desa Kolomayan, Kecamatan Wonodadi hingga tewas. Pasca pengeroyokan tersebut polisi dinilai tidak serius dalam menuntaskan masalah.
Mujiono sendiri ditemukan terkapar tak sadarkan diri dengan sejumlah luka di bagian kepala. Pelaku diduga kuat adalah sejumlah pemuda Desa Kolomayan, Kecamatan Wonodadi yang kini telah melarikan diri.
Insiden ini sendiri terjadi pada 26 Agustus 2014 malam. Penyebabnya disebabkan sepeda motor korban menyerempet salah satu peserta latihan gerak jalan (17 Agustus) di Kolamayan.
Saat ditemukan, bagian kening korban terdapat luka beberapa centimeter lalu tempurung atas telinga kanan yang korban juga robek hingga belakang kepala. Luka tersebut diduga karena korban dihantam dengan batu besar.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sandi berharap kepada masyarakat dan media sama-sama memonitor jalannya penuntasan perkara Vina
Baca SelengkapnyaSigit pun berjanji Polri akan menindaklanjuti sejumlah laporan yang masuk.
Baca SelengkapnyaPicu keresahan masyarakat, DPRD Sumut dukung penuh tindakan tegas kepolisian dalam membasmi begal sadis di Kota Medan.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III DPR Rikwanto memberi pesan tegas untuk anggota Polres Jakarta Timur, terkait kasus penganiayaan dengan pelaku anak bos toko roti
Baca SelengkapnyaIptu Rudiana memastikan dirinya tak diam atas kasus ini. Namun dia meminta pihak lain tak membuat asumsi yang membuat keluarga mereka tersakiti.
Baca SelengkapnyaPihak warga juga berharap agar Polda Sumbat segera mengungkap kasus secepatnya, dan menangkap pelaku.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri) Komjen Pol (Purn) Susno Duadji merespons kasus pembunuhan Vina Dewi yang terjadi di Cirebon
Baca Selengkapnya