'Pendidikan jadi komoditas mahal, hanya orang kaya mampu kuliah'
Merdeka.com - Puluhan mahasiswa di Medan menggelar aksi unjuk rasa dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Senin (2/5). Mereka mengusung sejumlah isu pendidikan, termasuk menentang komersialisasi dunia pendidikan.
Mahasiswa yang berunjuk rasa tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI). Mereka menggelar demo di Bundaran Majestik, Jalan Gatot Subroto, Medan.
Dalam aksinya, mahasiswa membawa spanduk yang isinya menentang kapitalisasi dunia pendidikan. "Saat ini pendidikan sudah menjadi komoditas bernilai tinggi. Makanya tidak heran hanya anak orang berada yang bisa kuliah. Kondisinya diperparah dengan pemberian beasiswa yang sarat dengan KKN," kata Muslim Alkholidi An Nur, koordinator aksi.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
-
Kenapa pelajar berjuang? Mereka yang sebagian berusia masih sangat belia tak gentar menghadapi kolonial Belanda. Di tengah segala kesulitan, mereka tetap bersikukuh melakukan perlawanan terhadap kolonial pada Agresi Militer Belanda I dan II.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa dampak kata-kata semangat pada mahasiswa? Hal ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat menuntut ilmu sehingga bisa lulus dengan cepat.
-
Kenapa anak sekolah menolak sekolah? Menolak bersekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan, kelelahan, hingga masalah sosial atau emosional seperti bullying.
Selain itu, mahasiswa menyatakan menolak kenaikan uang kuliah. Mereka juga menentang penindasan dan pembodohan dalam dunia pendidikan. "Hentikan tindakan represif serta tindakan kekerasan kepada gerakan mahasiswa. Berikan Kebebasan berpendapat, berekspresi dan berserikat di kampus," ucap Muslim.
Bukan hanya itu mereka juga menolak Undang-undang Perguruan Tinggi dan Undang-undang Sisdiknas. "Cabut juga Permendikbud No 49 dan 55 tentang sistem UKT dan pembatasan usia pendidikan," sebut Muslim.
Dalam aksinya, massa SMI sempat membakar ban dan replika bola dunia. Hujan deras yang turun tidak lantas membuat unjuk rasa bubar. Mahasiswa malah membentuk lingkaran dan memblokade jalan. Akibatnya, kemacetan sempat terjadi di sekitar Bundaran Majestik, sampai akhirnya mereka membubarkan diri.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas menyampaikan unek-uneknya dalam rapat di Komisi Pendidikan DPR, Kamis (16/5).
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa dari berbagai universitas menyampaikan unek-uneknya dalam rapat di Komisi Pendidikan DPR, Kamis (16/5).
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa dari berbagai universitas menyampaikan unek-uneknya dalam rapat di Komisi Pendidikan DPR, Kamis (16/5).
Baca SelengkapnyaMegawati menyinggung soal kenaikan biaya UKT di perguruan tinggi negeri
Baca SelengkapnyaSalah satu program yang diharapkan membantu menambah penghasilan negara dengan signifikan adalah hilirisasi.
Baca SelengkapnyaPDIP mencermati gejolak yang terjadi di berbagai kampus, dan mendesak pemerintah agar menurunkan biaya perguruan tinggi
Baca SelengkapnyaPemangkasan subsidi pemerintah kepada PTN disinyalir menjadi penyebab uang kuliah saat ini naik tinggi
Baca SelengkapnyaBiaya sekolah di perguruan tinggi makin mahal. Tak sedikit orang tua yang mengeluh. Mencari uang demi anaknya bisa kuliah.
Baca SelengkapnyaAnies menjelaskan, peserta didik tidak seharusnya dijadikan sebagai sumber dana. Perubahan ini, ujar Anies harus dimulai dari pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR RI Komisi X Illiza Sa'aduddin Djamal merespons soal kenaikan UKT perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaNadiem Anwar Makarim, memastikan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) akan sesuai dengan tingkat ekonomi mahasiswa
Baca SelengkapnyaBagi Gen Z dan milenial, biaya hidup adalah kekhawatiran utama mereka, dan Gen Z juga mengkhawatirkan potensi pengangguran.
Baca Selengkapnya