Peneliti Jogja Kembangkan Mesin Nitridasi Plasma, Bikin Irit Kendaraan dan Awet
Merdeka.com - Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Yogyakarta berhasil menciptakan mesin nitridasi plasma pertama di Indonesia untuk keperluan industri permesinan dan otomotif dalam negeri. Mesin yang juga telah dipatenkan oleh PSTA ini mampu membuat permukaan komponen mesin menjadi jauh lebih keras, anti karat, dan tahan lama.
Peneliti PSTA, Suprapto mengatakan, bila diterapkan untuk bidang otomotif seperti sepeda motor, kendaraan nantinya bisa jadi lebih irit bensin.
"Komponen mesin jadi keras, tahan aus, tahan korosi, kemudian koefisien geseknya rendah. Dampaknya kalau koefisien gesek rendah, efisiensi mekaniknya tinggi. Kalau efisiensi mekanik tinggi, bahan bakar irit. Itu akibat nitridasi disamping umurnya jadi dua kali lebih panjang," tutur Suprapto kepada Liputan6.com di Gedung PSTA, Yogyakarta, Rabu (20/3/2019).
-
Motor Listrik apa yang dibuat di Indonesia? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Apa inovasi baru di Pasuruan? Pemerintah Kota Pasuruan melalui BPJS Kesehatan membuat inovasi baru dengan me launching loket pelayanan informasi dan portal Quick response untuk memaksimalkan pemberian informasi dan menangani pengaduan peserta di rumah sakit.
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
-
Siapa yang mengembangkan alat ini? 'Kami bekerja selama bertahun-tahun dalam bidang fisika di balik proses desalinasi, namun mewujudkan semua kemajuan tersebut, membangun sistem, dan mendemonstrasikannya di laut…adalah pengalaman yang sangat berarti dan bermanfaat bagi saya,' kata penulis senior Jongyoon Han, seorang profesor teknik elektro dan ilmu komputer dan teknik biologi, dan anggota Laboratorium Penelitian Elektronika (RLE).
-
Dimana Prasi dibuat? Saat ini, kesenian Prasi masih bisa ditemukan di beberapa daerah di Pulau Bali, seperti Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, dan Desa Sidemen.
-
Bagaimana Puskestren Perindo dibuat? Fasilitas kesehatan ini dibuat dari kontainer 40 feet sehingga penempatannya bisa berpindah-pindah sesuai kebutuhan.
Ia menjelaskan, teknologi ini sebenarnya memang sudah lebih dulu ada di luar negeri. Namun, bila Indonesia sampai harus membelinya, biaya yang dibutuhkan sangatlah mahal.
Lagipula, teknologi nitridasi plasma sendiri juga termasuk salah satu yang masih sulit untuk dibeli atau dipelajari cara pembuatannya. Negara pun saling bersaing untuk dapat masing-masing mengembangkannya.
"Permasalahannya kan kita tidak boleh menggantungkan di luar negeri, nah kita kan harus swasembada jadi artinya harus membuat sendiri," ujar Suprapto.
"Sebetulnya teknologi itu hanya ada dua, yaitu satu dibeli, satu lagi dicuri. Negara maju tidak akan memberikan teknologi ke negara berkembang. Kalau mau patennya atau ahli teknologinya, itu membeli. Nah, tapi kalau mencuri pakai otak, pakai IPTEK, pakai ilmu pengetahuan," lanjutnya.
Suprapto pun berharap agar hak paten mesin ini dapat dibeli oleh industri di Indonesia. Menurutnya, sangat disayangkan bila mesin ini sampai tidak digunakan.
"Harapannya bisa dipakai di industri di Indonesia. Nah ini sebetulnya kami sudah menyiapkan untuk ekspan (mesin) ini yang bisa dikatakan semi industri. Yang besar itu bisa untuk industri, sudah ada modelnya kami siapkan, yang model kecil ini hanya untuk laboratorium," tukasnya.
Kembangkan Siklotron, Dapat Deteksi Kanker Secara 3 Dimensi
PSTA Yogyakarta juga berhasil merancang teknologi akselerator siklotron miliknya sendiri yang juga telah dipatenkan. Peneliti PSTA, Darsono menjelaskan, nantinya alat ini dapat digunakan untuk keperluan rumah sakit dalam mendeteksi kanker secara tiga dimensi.
"Produk siklotron sendiri akan menghasilkan radioisotop F-18, sehingga nanti kalau dengan radioisotop itu tubuh bisa memancarkan (bagian yang) kanker dan sebagainya. Bisa ketahuan secara 3 dimensi," tutur Darsono.
Ia menjelaskan, sebelum PSTA mengembangkan siklotron tersebut, Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) belum mampu untuk mengembangkan teknologi itu. Padahal, negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Jerman, dan beberapa negara di Eropa lainnya telah banyak mengoperasikan siklotron di rumah sakitnya. Sebagian rumah sakit di Indonesia pun sudah memiliki fasilitas teknologi serupa hasil membeli dari luar negeri.
Namun, Peneliti PSTA Susilo Widodo menegaskan, Indonesia tidak bisa bergantung terus pada luar negeri. Sebab, harga mesin ini sangatlah mahal.
Susilo berharap, nantinya unit siklotron yang terus dikembangkan di PSTA ini dapat segera digunakan oleh rumah sakit di Indonesia. "Kita sendiri punya kemampuan desain ini, unit kedua atau ketiga sudah harus bisa diset di rumah sakit mana yang membutuhkan, karena siklotron ini untuk keperluan rumah sakit," tandasnya.
PSTA sendiri merupakan salah satu pusat penelitian yang telah diakui dan termasuk sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Pembiayaan dari Kemenristekdikti memungkinkan PSTA melakukan terobosan dalam bidang nuklir serta pengembangan sistem manajemen untuk industri.
Peneliti PSTA, Aris Bastianudin menjelaskan, sejauh ini sudah ada 6 produk unggulan dari PSTA yang dapat diaplikasikan untuk kebutuhan industri maupun ilmu pengetahuan di Indonesia.
"Produk unggulannya ada 6. Jadi yang pertama mesin berkas elektron (electron beam machine), ini bisa untuk iradiasi lateks karet alam. Kemudian ada nitridasi plasma, ini untuk pengerasan permukaan bahan. Kemudian ada siklotron, ini untuk produksi isotop medis teknologinya. Ini di bidang akselerator," tuturnya.
"Di bidang proses, ada tiga produk unggulan. Yang pertama ada teknologi pemisahan dan pemurnian logam tanah jarang, yang kedua ada zirkonium, yang ketiga untuk titanium," lanjut Aris.
Aris berharap, dengan ini Kemenristekdikti dapat terus mendukung pengembangan teknologi yang ada di PSTA agar dapat bersaing di kancah internasional. Sebab, ia yakin bahwa IPTEK Indonesia tidaklah kalah canggih dengan milik luar negeri.
Reporter: Ratu Annissa Suryasumirat
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rustpro perluas layanan dengan membuka cabang baru di Wiyung, Surabaya.Ekspansi membantu konsumen dari ancaman karat dan keropos di kolong mobil.
Baca SelengkapnyaMerek otomotif asal China menggebrak pasar Indonesia. Menawarkan mobil listrik terjangkau yang akan dirakit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaManfaat dari proyek ini yaitu sebagai pengembangan fasilitas smelter nikel kelas-1 di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi peresmian pabrik tersebut sebagai langkah penting dalam mewujudkan ekosistem kendaraan listrik
Baca SelengkapnyaPabrik Bahan Anoda Baterai Litium PT Indonesia BTR New Energy Material berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDunia otomotif Indonesia saat ini merupakan pilar penting dalam industri manufaktur.
Baca SelengkapnyaProses pembangunan pabrik dalam waktu 10 bulan pascapenandatanganan perjanjian kerja sama di Beijing, China, Oktober 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaMengintip Sejarah Awal Mula Mobil di Dunia Hingga Masuk ke Indonesia
Baca SelengkapnyaCakupan ini termasuk pada pengujian uji jatuh, kejut mekanis, vibrasi, proteksi pengisian (charging) berlebih, proteksi pengosongan (discharging) berlebih.
Baca SelengkapnyaKehadiran NETA X sebagai kendaraan listrik terbaru di Indonesia menawarkan sejumlah keunggulan.
Baca SelengkapnyaNippon Paint memperkenalkan Nippe Series untuk industri karoseri di Indonesia. Selain itu juga menyasar bengkel modifikasi sepeda motor.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan, ekosistem kendaraan listrik ini akan menyatukan seluruh proses produksi mobil listrik
Baca Selengkapnya