Peneliti Keluhkan Dana, DPR Bilang Anggaran Penanganan Corona Rp 1 Triliun
Merdeka.com - Peneliti gabungan Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengaku kesulitan mendapatkan dana untuk melanjutkan uji klinis vaksin Covid-19. Alasannya, belum ada dana yang dicairkan pemerintah.
Menanggapi itu, Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mengatakan, seharusnya tidak ada kesulitan dana bagi pemerintah. Sebab, Kementerian Kesehatan serta BNPB telah disuntik dana sekitar Rp 1 triliun dalam rangka penanganan corona.
"Seharusnya secara logika tidak ada masalah dana," ujar Kurniasih saat dihubungi, Rabu (18/3).
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa saja tantangan utama dalam penanganan HIV di Indonesia? Lebih lanjut, Ina menekankan bahwa 'Pemberian paket pencegahan, termasuk kondom dan PrEP, belum optimal, dan tidak semua kabupaten/kota memiliki komunitas yang dapat menjangkau kelompok populasi kunci.'
-
Bagaimana cara mengatasi keterlambatan imunisasi? Apabila imunisasi terlewat, langkah yang harus diambil adalah segera menjadwalkan imunisasi susulan. Dalam beberapa situasi, vaksinasi masih dapat diberikan dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan panduan medis yang berlaku. Sebagai contoh, vaksin pentavalen masih bisa diberikan sebelum anak mencapai usia satu tahun. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui jenis vaksin yang bisa diberikan segera tanpa mengurangi efektivitasnya.
Kurniasih menuturkan, dana tersebut telah diberikan ke pemerintah untuk mengatasi Covid-19. Termasuk riset vaksin di antaranya. Kendati, Kurniasih mengakui bahwa untuk melakukan riset vaksin corona membutuhkan waktu yang sangat panjang.
"Ini mungkin saya enggak tahu peletakan anggarannya saya tak tahu, harusnya masuk tim riset kemenkes dan itu kemenkes punya anggaran. Menurut saya harusnya tidak ada kesulitan anggaran karena sumber dana kemenkes memadai untuk dilakukan tes," jelasnya.
Kurniasih sendiri belum mengetahui informasi belum cairnya dana tersebut. Termasuk apakah ada kesulitan juga untuk mendapatkan alat-alatnya.
Saat ini, kata dia, Balitbangkes juga tengah melakukan penelitian terkai vaksin. Menemukan vaksin, kata Kurniasih sulit, negara luar yang sudah lebih dulu melakukan penelitian belum bisa menemukannya.
Kendati demikian, pemerintah saat ini tengah lebih berfokus untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona di masyarakat.
"Saat ini kita tak fokus ke vaksin tapi bagaimana memutus mata rantai dan memberikan kesembuhan kepada pasien-pasien yang paling mendesak saat ini," kata politikus PKS ini.
Peneliti Curhat Anggaran
Sebelumnya dalam wawancara khusus bersama merdekacom, para peneliti gabungan ilmuan dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), Fakultas Farmasi UI dan Institut Pertanian Bogor (IPB) sedang melakukan tahap awal untuk mencari antivirus COVID-19.
Tetapi para penetili menyayangkan, mereka belum melakukan uji klinis lantaran dana pemerintah belum cair.
"Kesulitannya satu yaitu terkait dana. Jika ada dananya ada maka penelitian akan jalan," ungkap Dekan FK UI Ari Fahrial Syam, saat dihubungi merdeka.com.
Menristek Akui Dana Belum Cair
Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pencairan tersebut diperuntukan untuk lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang tergabung dalam satgas Covid-19 untuk mencari vaksin.
Peneliti dan perguruan tinggi yang terkait Satgas yaitu LIPI, BPPT, Eijkman,dan UI, UGM, UNAIR serta IPB.
"Anggarannya khusus, relokasi dari kegiatan lain sesuai arahan Presiden. Pencairan akan dipercepat," kata Bambang Brodjonegoro ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Rabu (18/3).
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dana yang disalurkan Pandemic Fund digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons menghadapi pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaBudi memastikan Prabowo-Gibran akan mengalokasikan anggaran riset menjadi 1,5 persen dari pendapat domestik bruto Indonesia.
Baca SelengkapnyaProgram pendanaan ini akan berlangsung dalam durasi tiga tahun.
Baca SelengkapnyaDari jumlah itu, sebanyak Rp20 triliun diangarkan untuk dana beasiswa LPDP.
Baca SelengkapnyaRieke meminta Indofarma membenahi terlebih dahulu internal perusahaan tersebut.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR RI menggelar rapat kerja dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaAnggaran R&D selalu menjadi isu saat pilpres berlangsung.
Baca SelengkapnyaPrediksi Indef terkait masa depan IKN di era kepemimpinan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah deretan negara-negara yang memiliki dana riset terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaMenteri Investasi Bahlil Lahadalia rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (11/6).
Baca SelengkapnyaSeluruh pimpinan Fraksi dan Komisi di DPRD DKI Jakarta mayoritas tidak menyetujui permohonan pinjaman daerah itu.
Baca SelengkapnyaPolda Jateng juga akan menggandeng instansi dalam rapat koordinasi tersebut untuk turut memantau proses penyelidikannya.
Baca Selengkapnya