Penemu Jasad WN China Tidak Dapat Uang Sayembara dan Dimusuhi Nelayan
Merdeka.com - Ciliang dan Nandar, penemu jasad penyelam WN China di perairan Bengkunat, Lampung, pada Senin 11 November 2019 mengaku tidak mendapat hadiah sebagaimana sayembara yang dibuat oleh keluarga korban.
Keduanya menemukan jasad Nam Wang Bing Yang, WN China yang dinyatakan hilang saat menyelam di perairan Pulau Sangiang pada Minggu, 3 November 2019.
Sebelumnya keluarga korban membuka sayembara melalui flyer, bagi yang berhasil menemukan jasad penyelam yang hilang tersebut, akan diberikan hadiah USD50 ribu.
-
Apa yang ditemukan penyelam itu? 'Ini adalah bagian besar dari gading Mastodon yang sudah lama punah,' ujar Lundberg, dilansir Independent, Minggu, (9/6).
-
Di mana penyelam menemukan bangkai kapal? Di lepas pantai Pejabat setempat menyisir pesisir pantai dan memilih sejumlah lokasi yang memiliki struktur bangunan bawah laut yang tidak lazim untuk dijelajahi penyelam.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Siapa pendaki yang hilang? Pada Senin (7/10), seorang gadis pendaki Gunung Slamet bernama Naomi Daviola dikabarkan hilang dan diduga tersesat.
-
Siapa yang hilang di Gunung Singgalang? Di balik pesonanya yang menakjbukan, tepat di dekat Telaga Dewi atau di ketinggian 2.679 mdpl, terdapat sebuah plakat sebagai bentuk mengenang dan didedikasikan untuk dua siswa dari Kota Padang yang mendaki gunung ini tapi tak kunjung kembali pada tahun 1988.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
Namun tidak seperti dijanjikan pihak keluarga, Ciliang dan Nandar tidak pernah mendapatkan hadiah apa-apa. Bahkan belum ada pihak keluarga korban yang datang menemui mereka.
"Waktu menemukan sampai saat ini tidak ada keluarga yang datang ke rumah saya, ngobrol dengan saya. Kami menganggap (hadiah) itu benar (karena) ada sayembara. Kalau (sayembaranya) bohong, silakan keluarga (Nam) datang ke kampung saya dan berbicara ke warga, nelayan, bahwa (sayembara) itu bohong, atau hoaks," kata Ciliang kepada Liputan6.com, Kamis (6/2).
Ciliang mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga Nam, karena dia mengaku tidak mengetahui bagaimana harus menjalin komunikasinya. Sedangkan untuk flyer sayembara tersebut, dia mengetahuinya dari rekan-rekan sesama nelayan di Lampung.
Ciliang bersama Nandar memastikan dia belum menerima hadiah sayembara senilai Rp750 juta itu. Lantaran, mereka tidak tahu harus bagaimana dan mengadu ke siapa untuk meminta kepastian hal itu.
"Kami tidak pernah menghubungi (keluarga). Saya juga berpikir dari mana saya dapat uang itu. Saya belum tahu nomor kontak (keluarga) nya," katanya.
Seiring berjalannya waktu, banyak nelayan yang menganggap Ciliang dan Nandar telah menerima uang hadiah tersebut. Bahkan ada yang mencurigai keduanya 'memakan' hadiah ratusan juta itu diam-diam. Sehingga keduanya dimusuhi oleh rekan-rekan nelayan lain. Akibat hal itu, Ciliang dan Nandar terpaksa harus keluar dari perkampungannya.
Saat berupaya mengevakuasi jasad mengapung di atas laut itu, Ciliang dan Nandar dibantu teman-teman sesama nelayan lainnya. Sehingga dia meyakini, jika mendapatkan hadiah sayembara itu, akan dibagi kepada nelayan lainnya yang membantunya dan Nandar.
"Saya merasa tertipu, di Bengkunat (Lampung) itu merasa dikucilkan, karena dianggap membohongi nelayan yang lain. Sampai saat ini saya belum nerima duit (hadiah sayembara). Yang ikut evakuasi banyak, mungkin ada sekitar 15-20-an nelayan. Kami memang di laut kompakan. Saya memang yang pertama menemukan, bersama Pak Nandar. Saya tinggal di Tangerang, menumpang di kerabat sementara ini," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rekannya hanya melihat perahu milik kakek tersebut terombang ambing di tengah laut
Baca SelengkapnyaDi lokasi yang berjarak kurang lebih delapan meter ditemukan satu buah handphone, sepatu, tas, linggis dan kacamata yang diduga milik korban.
Baca Selengkapnyatubuh La Ode Harupin yang terapung dengan kondisi sudah meninggal usai diterkam buaya
Baca SelengkapnyaKorban diketahui snorkeling sendirian dan tanpa dilengkapi pelampung
Baca SelengkapnyaKorban terekam sedang berjalan di bibir pantai menggunakan pakaian snorkeling sebelum akhirnya hilang.
Baca SelengkapnyaKasat Polairud AKP Anang Sonjaya menjelaskan bahwa nelayan asal Indramayu yang dievakuasi oleh pihaknya bernama Carwidi (24).
Baca SelengkapnyaViral video seekor buaya mengantar jasad manusia di Sungai Cilemer, Pandeglang, Banten.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama anaknya. Melihat ayahnya diterkam buaya, anak korban langsung pergi melapor dan mencari bantuan kepada warga.
Baca SelengkapnyaPara pelaku adalah nelayan yang semula diminta seseorang melakukan perjalanan mengangkut ikan.
Baca SelengkapnyaSejak saat itu, tim SAR gabungan melakukan pencarian bersama warga dan keluarga.
Baca SelengkapnyaMereka kemudian berenang dan terbawa arus ombak di kawasan terlarang Pantai Barat, Kabupaten Pangandaran.
Baca SelengkapnyaDokter tersebut hilang setelah perahu yang digunakan untuk memancing ikan terbalik dihantam gelombang
Baca Selengkapnya