Penentuan pasangan Khofifah di Pilgub Jatim masih menunggu survei
Merdeka.com - Tim 9 pimpinan KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah telah menggelar pertemuan penting, membahas bakal calon pendamping untuk Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jawa Timur 2018.
Hasil rapat tertutup pada Kamis (19/10) malam di kediaman KH Asep Syaifuddin Chalim, di komplek Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Jalan Siwalankerto, Surabaya, Jawa Timur itu menyepakati delapan nama.
Sayang, Kiai Asep selaku tuan rumah sekaligus juru bicara para kiai, enggan menyebut satu persatu delapan nama bakal Cawagub untuk Khofifah tersebut.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Golkar? “Yang intinya, menginginkan Hasta Karya ini solid, kami sampaikan bahwa sampai saat ini seluruh organisasi Hasta Karya “Hasilnya adalah memberikan kewenangan penuh pada Ketua Umum Golkar Bapak Airlangga Hartarto untuk menentukan arah kebijakan, langkah-langkah yang akan diambil terkait dengan pilpres, pileg, dan pilkada,“ tegas Ketum MKGR.
-
Siapa yang ikut dalam pertemuan Prabowo dan KWI? Menurut laporan Antara, Prabowo bersama Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo dan pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sepakat Pemilihan Umum 2024 harus berjalan jujur, adil, damai, dan rukun.
-
Siapa yang mendukung Khofifah di Pilgub Jatim? 'Sudah dari Desember yang lalu, sudah 4 partai , Gerindra, ada Golkar, ada Demokrat, PAN, bulan Desember lalu sudah memberikan surat penugasan,' jelas dia.
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia di pertemuan Konsultasi? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Siapa yang menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat? Ronal Surapradja menceritakan dirinya ditunjuk menjadi bakal calon wakil gubernur Jawa Barat di momen krusial sebelum pendaftaran ditutup.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan? Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi lebih dulu datang di istana Kepresidenan. Budi ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan bersama Satya.
"Ada sekitar delapanan. (dari delapan nama itu) Hampir seluruh partai pengusung terwakili. Tetapi tahapannya, selesai kami memilih, Bu Khofifah mengoreksi," terang Kiai Asep.
Pun begitu saat ditanya soal menguatnya nama Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak dan putra Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY): Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk di antara delapan bakal Cawagub pilihan para kiai, Kiai Asep tetap enggan terbuka.
"Saya tidak bisa menyebutkan itu, karena begini, ada tahapan-tahapan yang harus kita lakukan," elaknya lagi.
Tahapan-tahapan itu, lanjutnya, setelah para kiai menyepakati delapan nama (ada dari kalangan birokrat, akademisi, politikus, dan kepala daerah) tersebut, kemudian dilakukan survei selama satu minggu ke depan.
"Artinya beberapa nama kita usung, kemudian kita surveikan. Hasil surveinya kan akan tercatat. Ini sekian persen, ini sekian persen, ini sekian persen. Setelah itu kita bertemu. Para ulama ini bertemu dengan partai-partai pendukung dengan menyodorkan hasil survei dan seterusnya," sambungnya.
Bagi yang hasil surveinya tertinggi, kata Kiai Asep, juga belum tentu terpilih. "Tetapi yang paling buncit juga tentu tidak. Artinya belum tentu yang hasil surveinya itu nomor satu yang akan dipilih. Misalnya yang nomor satu, nomor dua, yang nomor tiga ini masih mungkin (dipilih)," katanya.
Ditegaskan Kiai Asep, penentuan nama pendamping Khofifah, selain harus berdasarkan survei, juga harus ada kesepakatan dari partai pengusung melalui pertemuan pasca-mendapatkan hasil survei.
"Jadi begini, maaf ya, saya juga tidak bisa keluar dari koridor kiai, bahwa kita tidak bisa tergesa-gesa, juga tidak boleh berlambat-lambat," katanya.
"Semua yang tergesa-gesa itu syaitan hasilnya, tapi kalau berlambat-lambat itu juga tidak boleh. Di antara kedua itu (tegesa-gesa dan berlambat-lambat) kita akan, paling lama saya kira 10 hari sudah selesai semua," tandasnya.
Kia Asep juga mengaku, pihaknya harus menempatkan posisi sebagai ulama yang mengedapankan istisyarah, dan ketika buntu baru melakukan istikharah.
"Istisyarah itu artinya pertimbangan-pertmbangan rasional yang dikedepankan, sehingga pada kesempatan ini kita membuat kriteria-kriteria (Cawagub), antara lain; punya kapabilitas, integritas, bisa kerja sama dengan Bu Khofifah, dan bisa mendulang suara. Itu," papar Kiai Asep.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga akan memberi keputusan soal Golkar mengusung Khofifah di Jatim.
Baca SelengkapnyaKhofifah mulai terbuka berbiacara terkait Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGolkar memastikan, tanpa posisi resmi pun Khofifah tetap dalam barisan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSebagai partai pertama yang mendorong Khofifiah sangat merekomendasikan kepada PDIP untuk berkoalisi.
Baca SelengkapnyaDitanya apakah Khofifah cocok menjadi Cawapres, Gus Miftah langsung menyatakan jika sosok wanita kelahiran 19 Mei 1965 ini sangat pantas.
Baca SelengkapnyaMasa jabatan Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur akan berakhir pada 31 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPKB tengah menggodok nama untuk pertarungan di Pilgub Jawa Timur. Mereka mengakui ada lawan yang kuat pada kontestasi itu, yakni Khofifah Indar Parawansa.
Baca SelengkapnyaKhofifah menjadi favorit oleh partai Koalisi Indonesia Maju memimpin tim sukses Prabowo.
Baca SelengkapnyaKhofifah Indar Parawansa resmi mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaTarget ini muncul setelah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi Ketua Dewan Pengarah TKN sekaligus Juru Kampanye Nasional.
Baca SelengkapnyaKhofifah resmi jadi Jurkam TKN Prabowo-Gibran per 21 Januari 2023 mendatang
Baca SelengkapnyaSejumlah nama mencuat bakal ikut kontestasi Pilgub Jatim
Baca Selengkapnya