Penerbangan Singapura-Denpasar akan Kembali Beroperasi Mulai 4 Mei

merdeka.com Sekitar 3 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Penerbangan reguler rute Singapura-Denpasar, Bali, akan kembali dioperasikan pada 4 Mei 2021 mendatang. Penerbangan itu, dilakukan maskapai Singapore Airlines menggunakan pesawat Boeing 737-800 Eg.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Seksi Angkutan Udara Otoritas Bandara Wilayah IV Puguh Lukito. "Betul, ada rencana penerbangan reguler rute internasional dari operator Singapore Airline. Rute Singapura-Denpasar," ujarnya saat dihubungi Jumat (23/4).

"Kalau tidak ada aral melintang dan tidak ada kendala signifikan itu 4 Mei mengoperasikan kembali. Rute penerbangan Singapura-Denpasar," imbuhnya.

Orang lain juga bertanya?

Pesawat yang berkapasitas 150 penumpang itu akan terbang dua kali dalam sepekan. "Berdasarkan surat yang kami terima hasil diskusi rapat kemarin disampaikan seminggu dua kali," imbuhnya.

Namun, untuk situasi kondisinya saat ini dan juga adanya Peraturan Menteri Hukum dan HAM atau Permenkuham nomor 26 2020 masih berlaku. Karena, secara pengendalian itu masih seperti yang sebelumnya. "Jadi coba nanti di konfirmasi ulang ke imigrasi, Bandara Ngurah Rai," jelasnya.

Selain itu, penerbangan tersebut bagi mereka pemegang Kitas, Kitap, keluarga diplomat, dubes dan selevelnya dan juga pelaku bisnis ke Bali dan evakuasi medis.

"Kalau untuk kunjungan berwisata saya rasa (tidak) karena di Permenkumham (Nomor 26 Tahun 2020 tentang visa dan izin tinggal dalam masa adaptasi kebiasaan baru) belum dicabut," jelasnya.

Ia juga menyebutkan, penerbangan tersebut semacam penjajakan terhadap penumpang atau segmen pasar rute Singapura-Denpasar. Karena, sejauh ini maskapai asing yang berencana terbang ke Bali baru Singapore Airlines.

"Semua penerbangan internasional itu waktu terakhir waktu repatriasi 9 April 2020. Hampir semuanya. Setelah itu tidak ada penerbangan pesawat internasional yang ada penerbangan kargo saja," ujar Lukito.

Sementara dikonfirmasi berbeda, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa menyampaikan, untuk penerbangan itu bukan untuk wisatawan tetapi untuk pelaku perjalanan bisnis. "Bukan wisatawan. Itu penumpang tujuan bisnis," ujar Astawa.

(mdk/bal)