Penerima Bansos Tahap III Melonjak, Pemprov Jabar Kurangi Nilai Paket jadi Rp350.000
Merdeka.com - Jumlah penerima bantuan sosial (Bansos) dampak pandemi Covid tahap III meningkat dibandingkan penyaluran tahap sebelumnya. Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan penyesuaian dengan melakukan pengurangan secara nilai maupun komoditas.
Kepala Dinas Sosial, Dodo Suhendar menjelaskan, jumlah penerima Bansos tahap III sekira 1,9 juta jiwa. Sedangkan jumlah penerima pada penyaluran tahap II sekira 1,3 juta jiwa.
"Sasaran penerima ada lonjakan luar biasa. Dari data yang ada, yang paling banyak penerima itu ada di wilayah Bodebek dan Bandung Raya, 45 persen," ucap dia di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (6/11).
-
Bagaimana cara pemerintah bagikan bansos? Menko PMK juga menyarankan Kemensos memberikan pembinaan untuk korban judi online yang mengalami gangguan psikososial.
-
Apa yang diselamatkan Kemensos terkait penyaluran Bansos? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan progres perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang di tahun 2020 banyak mendapatkan catatan dari BPK, BPKP, dan KPK. Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
-
Kenapa Bansos diberikan? Tujuan dari program ini adalah untuk membantu meringankan beban ekonomi bagi masyarakat yang kurang mampu, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan.
-
Apa itu Bansos PKH? Berbagai jenis bantuan sosial, seperti Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan Program Keluarga Harapan (PKH), akan tetap dilanjutkan.
-
Apa itu Tas Koja Baduy? Tas Koja sendiri dibuat dari kulit pohon khusus yakni Pohon Teureup. Pemilihan jenis tumbuhan ini karena strukturnya yang kokoh namun tetap lentur. Pohon Teureup sendiri merupakan jenis nangka-nangkaan, dengan tampilan pohon yang tinggi menjulang.
Dengan lonjakan tersebut, ada penyesuaian yang dilakukan. Dari sisi nilai, pada bansos tahap II Rp500.000 untuk paket sembako dan uang tunai. Tahap III ini nilainya Rp350.000. Pembagiannya, Rp150.000 untuk bantuan tunai sisanya paket sembako.
"Ini diatur dalam Pergub Nomor 55 Tahun 2020. Dijelaskan perbedaannya, (beberapa contoh penyesuaiannya) pada tahap II itu beras 10 kg, Gula 2 kg dan ada terigu. Pada tahap III beras 5 kg, Gula 1 kg dan tidak ada terigu," jelas dia.
Perbedaan lainnya, pada penyaluran bansos tahap sebelumnya, medium untuk bansos menggunakan dus. Sekarang menggunakan semacam tas dengan tulisan berisi edukasi yang bisa dimanfaatkan kembali.
"Proyek (penyaluran bansos tahap III) ini dimulai pada 27 Oktober yang lalu, mudah mudahan lancar sampai 14 november. Total kemarin sore capaian penyaluran sudah 48 persen," terang dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar, Mohamad Arifin Soedjayana mengatakan Bansos tahap III berupa bantuan tunai dan nontunai senilai Rp350 ribu.
Rinciannya, bantuan tunai sebesar Rp150.000, 5 kg beras kualitas premium, 1 kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, 1 paket sarden, 1 paket kornet, 500 gram garam, 1 paket vitamin C, 5 buah susu kemasan kotak 200 ml, 4 buah masker, dan 1 buah tas.
Banyak pihak yang dilibatkan dalam pengadaan bansos Jabar tahap kali ini Dalam pengadaan beras, pihaknya melibatkan Pesantren Nurul Iman dengan menyerap hasil produksi paling sedikit 100 ton. Selain itu, hasil panen petani beras Jabar ditampung, serta melibatkan sekitar 20 penggilingan beras di Jabar.
Peternak sapi perah diajak untuk menyediakan komoditi susu UHT. Ada sekitar 17.500 peternak sapi perah terlibat dalam penyediaan komoditas susu dalam bansos provinsi tahap III. Untuk komoditi gula memanfaatkan hasil panen petani tebu di Subang dan Majalengka, paling sedikit sebanyak 200 ton.
Sedangkan komoditi garam menyerap paling sedikit 400 ton hasil panen petani garam di Cirebon. Termasuk pengadaan masker dan tas dengan memberdayakan UMKM di Jabar.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sementara pada 2024, penyaluran bansos dilakukan kembali secara reguler tanpa persoalan DTKS maupun modalitas transfer.
Baca SelengkapnyaFraksi PDI Perjuangan telah banyak menerima pengaduan masyarakat terkait pengurangan bantuan sosial pendidikan
Baca SelengkapnyaPenyaluran bansos yang dilakukan oleh Kementerian Sosial mencapai Rp37,4 triliun untuk Program Keluarga Harapan (PKH) bagi 10 juta KPM.
Baca SelengkapnyaPenghentian penyaluran bansos beras dilakukan untuk menghindari politisasi terhadap program pemerintah.
Baca SelengkapnyaJumlah penerima bantuan pangan beras di wilayah Jakarta Barat terdapat 67.000 KPM, Jakarta Pusat 41.000 KPM.
Baca SelengkapnyaMereka yang berhak menerima adalah mereka yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengecek dan turut menyerahkan secara langsung beras Bantuan Pangan tahap II kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kantor Kecamatan Jombang.
Baca SelengkapnyaPenyaluran bantuan ini merupakan bagian dari bansos pemerintah untuk membantu warga sekaligus menurunkan harga beras yang sempat melambung.
Baca SelengkapnyaWarga Meruyung di Depok menerima bantuan Bansos beras dari Perum Bulog.
Baca SelengkapnyaAirlangga bertanya secara langsung kepada warga desa Eretan, apakah bansos ingin diperpanjang atau tidak.
Baca SelengkapnyaSebanyak 122.047 keluarga di Banyuwangi tercatat sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) bansos yang berasal dari pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras sekarang telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnya