Pengacara bos Podomoro tak tahu soal staf Ahok di kasus suap Sanusi
Merdeka.com - Nama staf atau tenaga ahli Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Sunny Tanuwidjaja disebut-sebut oleh kuasa hukum Mohamad Sanusi, Krisna Murti, terlibat dalam pusaran kasus suap DPRD DKI Jakarta terkait pembahasan rancangan peraturan daerah (raperda) zonasi teluk Jakarta. Sunny dikabarkan menjadi perantara antara PT Agung Podomoro Land dengan anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi.
Adardam, kuasa hukum Presdir Agung Podomoro Ariesman Widjaja menuturkan, sejauh ini belum ada nama-nama lain yang disinggung dalam kasus ini.
"Berdasarkan keterangan yang saya dapatkan dari keterangan yang saya dapatkan dari Pak Ariesman belum ada pertanyaan penyidik dari nama itu (Sunny Tanuwidjaja) jadi saya belum komentar itu," kata Adardam kepada merdeka.com, Rabu (5/4).
-
Siapa yang diadukan ke DKPP? Dalam sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) perkara nomor 19-PKE-DKPP/I/2024, Nus Wakerkwa mengadukan Ketua KPU Hasyim Asy’ari berserta anggota KPU Mochammad Afifuddin dan Parsadaan Harahap.
-
Siapa yang ditangkap KPK? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Bupati Labuhanbatu Erick Adtrada Ritonga setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
Adardam menepis pernyataan Ahok yang mengenal sosok Ariesman. "Enggak, enggak ada kedekatan, kenal juga enggak," katanya.
Hingga saat ini belum ada informasi mendalam terkait nama-nama baru yang terseret dalam kasus ini.
Apalagi, imbuhnya Adardam, Ariesman baru satu kali diperiksa sebagai tersangka dan belum ada keterangan yang signifikan apalagi sampai menyeret nama-nama orang lain dalam pusaran suap perda zonasi.
"Saya baru bertemu dengan Pak Ariesman satu kali jadi ya itu belum ada nama yang tadi disebutkan (Sunny). Pemeriksaan kemarin kan (Ariesman) sebagai saksi, kuasa hukum tidak bisa mendampingi," ujarnya.
Sebelumnya Krisna Murti mengatakan dalam BAP kliennya, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
"Saya juga kurang paham Raperda itu. Cuma saya lihat memang ada komunikasi aktif, dalam BAP-nya itu," tegas Krisna.
Sementara itu, Ahok sendiri membantah mengenal Sunny. Dia menyebut Sunny tidak memiliki hubungan keluarga dengan dirinya. Ditambahkan Ahok, Sunny adalah anak magang dan membantunya menyelesaikan desertasi doktornya.
"Aku mana tahu pakai Tanuwijaya. Aku tahunya Sunny doang. Hubungan nenek moyang dari mana? Enggak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero (Veronica Tan, istri Ahok) orang Medan ini orang Jakarta," ujar Ahok.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Patra menegaskan, kehadiran Hasto sebagai bukti kliennya adalah orang yang taat hukum.
Baca SelengkapnyaMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly buka suara apakah Imigrasi telah melacak keberadaan buronan kasus korupsi, Harun Masuki.
Baca SelengkapnyaHal itu diakui Kusnadi saat dicecar awak media usai melaporkan tindakan penyitaan dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Bareskrim Polri.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menepis jika ada arahan dari Istana ke penegak hukum terkait kasus Hasto
Baca SelengkapnyaAwalnya Jaksa mencecar Agus soal adanya salah satu grup WhatsApp di perusahaan RBT bernamakan 'Update Tanur Listrik'.
Baca SelengkapnyaDalam pemeriksaan lebih dari 4 jam tersebut, Hasto mengaku mendapatkan 21 pertanyaan dari penyidik KPK.
Baca SelengkapnyaDia pun meminta maaf atas ketidakhadirannya ke KPK, lantaran dirinya harus memimpin rapat terkait Pilkada.
Baca SelengkapnyaDia menyatakan bahwa dalam wajib lapor yang sudah dilakukan tidak ada hal yang baru. Kliennya mengisi beberapa dokumen dan berita acara tambahan.
Baca SelengkapnyaHasto melanjutkan, dalam pemeriksaan dirinya membantah kenal baik dengan tersangka kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula ketika Achmad bercerita bahwa ada dugaan intervensi dari polisi saat Pilpres berlangsung.
Baca SelengkapnyaSaid Didu dicecar 30 pertanyaan oleh penyidik berdasarkan barang bukti video di media sosial.
Baca SelengkapnyaHasto seharusnya dipanggil KPK pada Jumat, 19 Juli kemarin.
Baca Selengkapnya