Pengacara minta jasad terpidana kasus JIS tewas di sel diautopsi

Merdeka.com - Propam Polda Metro Jaya mendatangani sel lima terpidana kasus pelecehan murid Jakarta Internasional School (JS) di LP Cipinang. Kedatangan mereka untuk meng-kroscek sekaligus menginvestigasi kondisi lapas sebab pengakuan pengacara keenam terpidana mendapat penyiksaan di sel mereka.

Selama berada di LP Cipinang, tim Propam Polda Metro Jaya mengumpulkan semua data dari sipir maupun kalapas. Selain itu, tim Propam juga bertemu dengan kelima terpidana yang berprofesi sebagai petugas kebersihan di sekolah itu.

Investigasi ini dilakukan untuk mengungkap dugaan penyiksaan yang mereka alami selama proses penyidikan polisi. Azwar, satu dari enam petugas kebersihan itu sudah meninggal dunia saat masih di sel karena dikabarkan menenggak cairan pembersih kamar mandi.

"Investigasi ini diharapkan dapat mengungkap kejanggalan demi kejanggalan kasus JIS. Jadi ini perlahan-lahan menjadi bukti bahwa klien kami tidak melakukan sodomi terhadap MAK," terang Saut, yang mengikuti proses investigasi di LP Cipinang, Jakarta, Kamis (4/6).

MAK adalah salah satu murid yang menurut orangtuanya telah jadi korban sodomi petugas kebersihan di sekolah.

Saut menjelaskan mereka adalah korban dari penindasan aparat penegak hukum untuk dijadikan sebagai pelaku atas tuduhan-tuduhan orang tua MAK, tanpa pernah mengungkap motif di balik tuduhan tersebut. Dia juga merasa jenazah Azwar perlu diautopsi untuk membuat kasus ini makin terang benderang.

"Selama ini polisi selalu menolak untuk melakukan autopsi terhadap jenazah Azwar. Karena dengan autopsi, fakta-fakta apa yang sebenarnya terjadi di balik kematian Azwar bisa terungkap dengan jelas," paparnya.