Pengacara yakin PK Mary Jane bakal dikabulkan majelis hakim
Merdeka.com - Penasihat Hukum Mary Jane, Agus Salim mengaku yakin jika Peninjauan Kembali (PK) atas kasus Mary Jane bisa dikabulkan. Menurutnya kasus Mary Jane ini cenderung lebih mudah dibanding dengan kasus serupa lainnya.
Dia mencontohkan kasus Nonthanam M Saichon, warga negara Thailand yang divonis mati PN Tangerang lalu berhasil PK dan hukumannya diringankan menjadi seumur hidup.
"Kasus yang Thailand itu lebih parah, dia mengetahui, bahkan narkobanya ditaruh di dalam BH, perut dan selangkangan. Mary Jane ini dia tidak tahu tasnya berisi narkoba. Tapi yang Thailand itu bisa dapat diringankan," katanya pada wartawan di PN Sleman, Rabu (4/3).
-
Kenapa Mary Jane dibebaskan? Menyusul upaya diplomasi dan konsultasi dengan pemerintah Indonesia selama lebih dari satu dasawarsa, kami berhasil menunda pelaksanaan eksekusi matinya hingga tercapainya kesepakatan untuk membawanya pulang ke Filipina.
-
Bagaimana Mary Jane bisa bebas? Menyusul upaya diplomasi dan konsultasi dengan pemerintah Indonesia selama lebih dari satu dasawarsa, kami berhasil menunda pelaksanaan eksekusi matinya hingga tercapainya kesepakatan untuk membawanya pulang ke Filipina.
-
Apa yang terjadi pada Mary Jane? Menyusul upaya diplomasi dan konsultasi dengan pemerintah Indonesia selama lebih dari satu dasawarsa, kami berhasil menunda pelaksanaan eksekusi matinya hingga tercapainya kesepakatan untuk membawanya pulang ke Filipina.
-
Siapa yang memberikan saran kepada Mary? Kim menjelaskan bahwa Replika merupakan sebuah bot obrol AI.
-
Bagaimana proses kasus ini? 'Pada, 17 Mei 2024 Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kantor Kejati DKI Jakarta telah menyatakan lengkap berkas perkara (P21),' kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak dalam keteranganya, Selasa (21/5).
-
Bagaimana Kejaksaan Agung teliti kasus? 'Tim Penyidik mendapatkan alat bukti yang cukup untuk menetapkan RD selaku Direktur PT SMIP sebagai tersangka,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Sama dengan Mary Jane, saat itu Nonthanam juga tidak bisa berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Karena alasan kendala bahasa itu pula PK terhadap kasusnya bisa dikabulkan.
"Mary Jane saat di tes urine, dia negatif, sementara yang Thailand itu dia positif. Kendalanya sama-sama tidak bisa bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, sementara penerjemahnya bahasa Inggris bukan bahasa Tagalog. Salah satu pertimbangan PK di Tangerang itu karena dari penerjemah tidak mendapatkan hak yang menguntungkan terdakwa," jelasnya.
Berkaca dari kasus Nonthanam, dia pun yakin jika PK Mary Jane bisa dikabulkan. "Kami optimis, yang lebih parah saja bisa," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski dikabarkan bebas, perempuan asal Filipina ini saat ini masih menjadi penghuni Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta yang berada di Wonosari, Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaYusril membuka peluang untuk membahas penyusunan UU tentang pemindahan narapidana bersama DPR.
Baca SelengkapnyaKuasa hukum berharap bahwa proses yang sudah dilalui selama persidangan bisa membuahkan hasil yang baik.
Baca SelengkapnyaYusril menjelaskan, pemerintah Indonesia telah menerima permohonan resmi dari Filipina terkait dengan pemindahan Mary Jane.
Baca SelengkapnyaMA diminta tetap menjadi lokomotif pemberantasan korupsi di Indonesia seiring dengan adanya pemerintahan baru.
Baca SelengkapnyaMary Jane hingga saat ini masih berstatus sebagai tahanan di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaHakim MA memberikan diskon hukuman Putri Candrawati dari 20 menjadi 10 tahun.
Baca SelengkapnyaVonis kedua tersangka lebih ringan dari tuntutan jaksa.
Baca Selengkapnya