Pengadang kampanye Djarot di Kembangan sehari-hari berjualan bubur
Merdeka.com - NS, pria berusia 52 tahun ini berurusan dengan kepolisian akibat aksinya yang mengadang calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat saat berkampanye di Kembangan Utara, Jakarta Barat, Rabu (9/10) lalu. Rupanya, ia sehari-hari berjualan bubur.
"NS sehari hari jual bubur di daerah sana (Kembangan Utara)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di Polda Metro Jaya, Rabu (23/11).
Saat blusukan tersebut, kata Awi, Djarot sempat menemui pelaku dan mengajak dialog. Hingga akhirnya pihak kepolisian memeriksa pelaku selama hampir sepuluh jam lamanya.
-
Kenapa Jokowi blusukan ke pasar? Saat blusukan ke pasar, Jokowi juga turut cek harga kebutuhan pokok
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang Jokowi lakukan di Pasar Batuphat? Senyum bahagia pedagang di Pasar Batuphat, Lhokseumawe, saat dikunjungi Presiden
-
Apa yang dilakukan Bulog di Pasar Johar Karawang? Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam keterangannya menegaskan, pihaknyasudah menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 200 hingga 300 ton per hari ke Pasar Johar Karawang.
-
Bagaimana KPK memeriksa Bupati Sidoarjo? Pemeriksaannya terjeda beberapa saat karena bertepatan salat Jumat. 'Salat dulu, salat (Jumat),' tutur Muhdlor di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (16/2). Muhdlor mengatakan, pemeriksaan masih akan berlangsung usai istirahat siang. Dia memastikan akan memberikan keterangan sebenar-benarnya.
-
Dimana KPK memeriksa Bupati Sidoarjo? 'Salat dulu, salat (Jumat),' tutur Muhdlor di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (16/2).
"Saat ditanya pak Djarot siapa yang paling tua dia angkat tangan, dan diajak dialog. Lalu saat ditanya siapa yang bertanggungjawab dan dia mengaku dia bertanggungjawab. Akhirnya kita lakukan pemeriksaan," katanya.
Lanjut Awi, NS tidak ada hubungan dengan organisasi lain, yang dilakukan oleh pelaku adalah bentuk spontanitas pribadi. Adapun alasannya, pelaku melakukan hal tersebut karena tidak menyukai Basuki T Purnama alias Ahok karena diduga telah menistakan agama.
"Motifnya tidak suka pada Ahok. Kebencian itu ikut menimbulkan pada calon wakil gubernur nomor urut dua, Djarot," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar mengakui hasil blusukan di Palembang akan menjadi materi pada debat pemungkas nanti.
Baca SelengkapnyaPelaku pembacokan dan penyiraman air keras di pasar induk Kramat Jati, akhirnya ketangkap, begini tampangnya.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Pemelihara Keamanan Polri (Kabaharkam) Komjen Fadil Imran sedang jongkok dan membeli jajanan pasar milik ibu-ibu yang sedang mangkal.
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap setelah kabur ke kediaman pamannya di Pamulang, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaSaat blusukan dengan ke pasar, dirinya dengan senang hati meladeni warga pasar yang hendak berselfie dengan dirinya.
Baca SelengkapnyaGanjar disambut meriah oleh warga yang berada di pasar.
Baca SelengkapnyaGibran ditemani salah satu artis papan atas Tanah Air yakni Raffi Ahmad saat blusukan.
Baca SelengkapnyaGibran dan Dico juga menanyakan harga kebutuhan pokok serta menampung masukan.
Baca SelengkapnyaTidak hanya menganiaya para pedagang, ratusan diduga preman itu juga merusak kios serta menjarah dagangan serta uang para pedagang.
Baca SelengkapnyaAdian memandang kehadiran Gibran merupakan wujud dukungannya terhadap Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Baca Selengkapnya