Pengakuan blak-blakan Kompol Budi setelah dipukulin TNI AL
Merdeka.com - Setiap kali anggotanya bentrok, institusi Polri dan TNI selalu mengeluarkan versi kronologi masing-masing. Tentu yang disampaikan adalah kronologi yang membuat pihaknya seolah tidak bersalah, dan menuding pihak lain yang bersalah.
Lepas siapa yang benar, kemarin Kompol Budi Hermanto, salah satu korban pengeroyokan oleh anggota POM TNI AL di Bengkel Cafe Jumat (6/2) dini hari, membuat pengakuan baru.
Anggota Satgas Bareskrim Polri yang menderita luka lebam di wajah itu juga menyangkal sejumlah pernyataan dari pihak TNI AL. Korban pemukulan dari pihak kepolisian tak hanya Kompol Budi. Rekannya, Kompol Teuku Arsya Khadafi, anggota Satgas Polda Metro Jaya, juga babak belur dihajar TNI AL. Bahkan tulang rusuk Kompol Teuku patah.
-
Bagaimana cara TNI AD mengklarifikasi klaim pelaku? 'Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Berikut pengakuan blak-blakan Kompol Budi kepada merdeka.com:
Kompol Budi jawab tudingan TNI AL: Saya tak pernah bawa senjata!
Kompol Budi Hermanto membantah bertindak semena-mena dengan mengacungkan pistol saat anggota TNI AL melakukan razia di Bengkel Cafe, Jumat (6/2) dini hari. Dia mengaku, selama bertugas tak pernah memegang senjata."Barang-barang saya dirampas, saya difitnah saya enggak pernah bawa senjata. Saya 15 tahun enggak pernah bawa senjata. Uang di dalam tas sudah direbut," kata Kompol Budi kepada merdeka.com, Senin (9/2).Saat ada razia, Kompol Budi sudah mengaku bahwa dirinya adalah anggota kepolisian yang sedang bertugas. Tapi pembelaannya tak digubris dan malah dipukuli."Jangan disalahartikan kalau polisi lalu lintas itu ke sana baru tidak wajar. Saya punya sprin (surat perintah) khusus, saya tidak mau sembarangan tunjukkan ke mereka, mereka langsung masuk saya tanya ada keperluan apa, di sana mereka gak tahu apa-apa," ujarnya.Saat itu Kompol Budi tengah melakukan penyidikan sebuah kasus. Soal kasus apa, Komjen Budi enggan membeberkan."Saya minta ketemu komandan, seharusnya Polri itu diperiksa Provost berarti dia tidak sesuai SOP, saya komplain karena kehadiran saya rahasia," ujarnya.
Kompol Budi: Pomal TNI AL curi uang Rp 2 juta dan cincin kawin
Kompol Budi Hermanto mengaku ada sejumlah barang miliknya yang hilang saat keributan di Bengkel Cafe, Jumat (6/2)."Di ruangan karaoke saya izin ke kamar mandi. Di luar ribut, saya keluar, teman saya sudah mau pingsan. Saya dipukuli saya berusaha melindungi teman saya, saya dipukuli, diambil juga cincin dan barang," kata Kompol Budi saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (9/2)."Di POM sudah datang Dikrimum. Mereka bawa cincin kawin pernikahan teman saya. Mereka membongkar tas kehilangan Rp 2 juta kita, sampai berhamburan," lanjut Budi.Selain melaporkan kasus ini ke Polisi Militer, Kompol Budi juga akan membawa masalah ini ke Komnas HAM. Selain masalah pencurian itu, dia juga mengaku dihajar sampai babak belur."Sekarang saya rusuk sakit, dekat kuping lebam. Hingga kini teman masih di opname," kata Budi.
Kompol Budi sebut TNI AL juga pukuli anggota TNI AD di Bengkel Cafe
Kompol Budi Hermanto membeberkan tak hanya dirinya menjadi korban pemukulan di Bengkel Cafe, Jumat (6/2), tapi juga ada seorang anggota TNI AD dipukuli hingga babak belur."Di sana (Bengkel Cafe) juga ada TNI AD dia dipukuli dengan membabi buta. Dia berada di situ menjadi sekuriti cadangan. Saya punya foto-fotonya," kata Kompol Budi kepada merdeka.com, Senin (9/2).Perlakuan TNI AL terhadap Kompol Budi juga tak mengenakkan. Setelah dipukuli, Kompol Budi mengaku dimasukkan ke dalam mobil tahanan kemudian dibawa keliling Jakarta."Kami diperlakukan tidak manusiawi, saya dimasukkan ke mobil tahanan tapi malah bawa keliling dibawa ke Kemang, dibawa ke Kelapa Gading," ujarnya.Dalam perjalanan, Kompol Budi sudah menjelaskan panjang lebar terkait keberadaannya di Bengkel Cafe. Tapi ucapannya tak digubris."Kami dikerangkeng. Mereka tidak mau mendengar saya, malah bilang saya mau ditembak 'saya tembak kepalamu'. Saat itu borgol tidak dilepas," katanya.
Kompol Budi kesal Serka TNI AL tanya apa masih kurang digebukin?
Kompol Budi Hermanto membantah insiden pemukulan di Bengkel Café, Jumat (6/2), terjadi karena dirinya mengacungkan pistol. Menurut Budi, dia sedang dalam misi penyamaran karena itu tak membawa senjata.Budi pun sakit hati diperlakukan bak pesakitan oleh para personel TNI AL tersebut. Dia mengaku digebuki di kafe sebelum dibawa ke mobil tahanan dan ikut dibawa saat razia keliling Jakarta."Kita diperlakukan tidak manusiawi saya dimasukkan ke mobil tahanan tapi malah dibawa keliling dibawa ke Kemang dibawa ke Kelapa Gading (markas POM TNI AL). Kita dikerangkeng. mereka tidak mau mendengar saya malah bilang saya mau ditembak 'saya tembak kepalamu'. Borgol tidak dilepas," kata Kompol Budi saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (9/2)."Di Pom ada serka bilang 'apa masih kurang digebukin?' dia bilang itu di depan kolonelnya," kata Kompol Budi.Menurut Kompol Budi, ada sejumlah kejanggalan saat pemeriksaan. Namun dia tak mau macam-macam karena merasa di markas TNI AL."Ya saya mengenali (orang yang memukul). Mereka pada saya menghadirkan pemukulnya tapi ada yang menggantikan pemukulan. Digantikan ada peran pengganti. Saya pikir buat apa ribut itu kandang mereka," jelasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permintaan maaf disampaikan usai Danpuspom TNI Marsda Agung Handoko mendatangi markas antirasuah.
Baca SelengkapnyaKabar terakhir, Koptu HB sudah diperiksa. Tetapi hingga kini status hukum terhadapnya masih mengambang.
Baca SelengkapnyaJohnny berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka Kepala Basarnas menuai polemik.
Baca SelengkapnyaMayor Dedi Hasibuan, dikembalikan ke kesatuan Kodam I/Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaKuasa hukum menegaskan korban tidak memiliki motivasi lain seperti yang disebut jenderal bintang dua itu.
Baca SelengkapnyaMahfud yakin TNI akan mengganjar hukuman tegas untuk prajurit yang bersalah.
Baca SelengkapnyaMenurut Yusri, proses penyelidikan itu sebagaimana laporan dari pihak keluarga soal dugaan tersebut yang telah diterima Pomdam I/Bukit Barisan (BB).
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menuai polemik.
Baca SelengkapnyaKunto Arief Wibowo melakukan aksi tak terduga yang berhasil membuat 7 anggota TNI ‘tertipu’. Apakah itu?
Baca SelengkapnyaAiman juga menyebut dalam video turut menyinggung masih banyak anggota polisi yang masih menjaga nuraninya untuk netralitas.
Baca Selengkapnya