Pengakuan memilukan gadis korban pemerkosaan & dikubur hidup-hidup
Merdeka.com - Malang benar nasib WA (18) honorer di Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman, Kota Palopo. Dia menjadi korban pemerkosaan kakeknya Abdul Kadir (48). Tak cuma itu, dia juga hampir mati karena dicor di bak dalam keadaan pingsan. Benar-benar keji!
Pascaperistiwa yang dia alami, WA kini mengalami trauma berat. Dia menutup diri dan enggan bertemu orang banyak. Hanya saja, sesaat sebelum ke kantor polisi melapor dia masih sempat cerita ke keluarganya juga saat melapor ke Polres Palopo.
Nasrum Daeng Naba, (47 thn), kerabatnya menceritakan sedikit kisah pilu yang dialami WA. Saat siuman dari pingsannya, dia kaget karena berada dalam kegelapan. Kemudian teriak-teriak lalu lompat-lompat dan berusaha mendorong ke atas namun tidak bisa.
-
Kenapa kerangka gadis itu dikubur dengan kaki terikat? Komunitas pada masa itu mengikat pergelangan kaki jenazah gadis tersebut kemungkinan berkaitan dengan kepercayaan bahwa jasadnya akan bangkit dari kubur dan membahayakan yang hidup.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Kenapa korban disekap dan diperkosa? Setiap informasi dan dugaan terkait keberadaan pelaku, petugas langsung meluncur.'Kami masih terus melakukan pengejaran terhadap keempat pelaku yang belum tertangkap,' kata Umi.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Siapa yang disekap dan diperkosa? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
"WA dikubur dalam bak penampungan air setinggi 2 meter, lebar 1,80 meter. Dicor dengan semen yang sebelumnya diberi penahan besi, papan dan ditutup terpal. WA menceritakan, saat berusaha keluar itu seakan-akan ada suara yang mengarahkannya untuk menginjak bekas cor yang agak tinggi dan mengambil kayu di sisinya," kata Nasrum Daeng Naba, pada Jumat (24/9).
"WA mengikuti bisikan itu dan saat meraba-raba, dia mendapati kayu. Kayu itulah yang digunakan menumbuk-numbuk dinding atas yang baru saja dicor. Cahaya kemudian masuk di bekas titik yang ditumbuknya itu. WA kemudian mengeluarkan jarinya dan terus berteriak minta tolong," kata Nasrum Daeng Naba.
Teriakan WA didengar istri pelaku yang kebetulan sedang menyapu di belakang rumah. Istri pelaku mendekati suara teriakan itu dan melihat jari-jari WA keluar dan bergerak.
"Istri pelaku panik. Dikiranya jari itu adalah jari anak gadisnya karena tiga hari lalu pelaku sempat memukul anaknya. Dipikir suaminya mau bunuh anaknya. Tapi dia kaget karena jari itu gunakan cincin sementara anak gadisnya sendiri tidak gunakan cincin," sambungnya.
Kedatangan wanita itu diketahui WA yang berada di dalam bak. WA kemudian berteriak-teriak meminta tolong.
"Teriaklah WA dari bak itu. Istri pelaku langsung berusaha menolong dibantu seorang tukang ojek yang kebetulan melintas. Cor semen dirusak untuk mengeluarkan WA dalam kondisi tidak menggunakan rok dan celana dalam dan dibawa ke rumah," kata Nasrum Daeng Naba.
Saat WA diselamatkan, Abdul Kadir sedang ada di rumahnya sore itu. Dia kemudian kaget saat mendengar WA masih selamat. Sempat terjadi cekcok antara pelaku dan istrinya. Pelaku mengancam agar istri dan korban tidak buka mulut. WA kemudian diantar pulang ke rumahnya di Jl Cakalang, Kelurahan Surutanga, Kecamatan Wara Timur. Sementara pelaku Abdul Kadir langsung meninggalkan rumah.
Kemudian keesokan harinya, tepatnya Kamis (22/9) lalu, Sa (36) ibu korban WA pulang ke rumah dengan mata sembab. Dia langsung minta bertemu dengan WA. Bapak WA sendiri belum diberitahu kejadian itu karena Sa takut dipersalahkan.
"Saat saya tiba di rumah WA, ibu WA dan WA kemudian cerita tentang kejadian itu. Bapak WA berang. Darah dibalas darah. Tapi saya coba menenangkan dan langsung mengantar ke kantor polisi masukkan laporan," kata Nasrum Daeng Naba.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika korban menolak, pelaku YH mengancam akan mengikat dan membunuh.
Baca SelengkapnyaKorban SH juga dicekoki konten pornografi yang dipertontonkan pelaku melalui layar handphonenya.
Baca Selengkapnyaperistiwa dugaan pelecehan seksual itu terjadi di Kantor Desa Batukarang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar, Irjen Suharyono mengatakan korban disekap dengan mulutnya ditutup, kemudian korban pingsan
Baca SelengkapnyaKepada kepolisian, FM melakukan aksi cabulnya itu secara acak saja dan spontan.
Baca SelengkapnyaSemua pelaku masih seusia korban. Mereka masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaHanya satu tersangka yang dipenjara di lapas anak dengan waktu separuh masa hukuman orang dewasa.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan membuat korban meninggal dunia setibanya di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan pencarian selama tiga hari, jenazah NKS kemudian ditemukan dalam keadaan terkubur pada Minggu (8/9) sore.
Baca SelengkapnyaKejadian itu berawal ketika korban diajak keluar rumah oleh salah seorang pelaku inisial R yang juga merupakan teman korban.
Baca Selengkapnya