Pengakuan para perampok di Pulomas
Merdeka.com - Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Timur menggelar prarekonstruksi kasus perampokan disertai pembunuhan terhadap keluarga Dodi Triono di Pulomas, Jakarta Timur, Jumat (6/1). Setidaknya ada 71 adegan perampokan dan penganiayaan yang menyebabkan enam dari 11 korban tewas setelah disekap di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter.
Dalam aksinya selama 16 menit tersebut, tersangka Ridwan Sitorus alias Ius Pane bersama tiga tersangka lainnya terlihat mengambil barang-barang dan uang Dodi. Dalam reka adegan juga tergambar saat Ius Pane menyiksa anak pertama Dodi yakni Diona Arina Andra Putri. Ius memukul Diona menggunakan gagang senjata api lantaran menolak digiring ke kamar mandi. Pengacara keluarga Dodi Triono, Azam Khan berharap polisi menambahkan satu pasal kepada para tersangka yakni pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.
Ada tiga tersangka yang kini ditahan Polda Metro Jaya yakni Ridwan Sitorus alias Ius Pane, Erwin Situmorang, dan Alfins Bernius Sinaga. Sementara satu tersangka lainnya yakni Ramlan Butar-Butar ditembak mati polisi karena melawan saat hendak ditangkap.
-
Kenapa pelaku melakukan pembunuhan? Adapun, keterangan MAS, saat itu ayahnya sedang tidur bersama ibunya.Kemudian, MAS turun mengambil pisau di dapur, kemudian naik lagi ke atas dan melakukan penusukan.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Siapa yang membunuh korban? Jasad wanita berinisial R (34) ditemukan di Dermaga Ujung Pulau Pari dengan kondisi sudah membusuk pada 13 April 2024. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku berinisial N yang diketahui memesan layanan Open BO dari R melalui aplikasi WeChat.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
Para pelaku akhirnya bicara seputar aksi mereka. Erwin mengaku baru mengetahui ada korban tewas dari aksi mereka di rumah Dodi Triono. Erwin mengaku tidak punya niat menghilangkan nyawa orang saat melakukan aksi perampokan.
"Dia (Erwin) baru tahu ada korban meninggal, karena setiap dia beraksi enggak pernah memakan korban," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono.
Setelah mengetahui korbannya tewas, Erwin mengajukan permintaan pada polisi. "Dia minta ditembak mati saja," ucapnya.
Ius Pane juga mengaku baru mengetahui adanya korban tewas setelah menyaksikan siaran televisi. Dengan wajah tertunduk, Ius mengetahui adanya korban tewas dua hari setelah peristiwa sadis tersebut. "Itu dua hari setelah kematian mereka," ungkap Ius di Mapolda Metro Jaya, Kamis (5/1).
Dia mengaku telah menyeret dan juga memukul Diona Arika Putri yang masih berusia 16 tahun. "Saya tak nyangka mereka akan mati semua," katanya.
Lantaran dihantui rasa takut Ius memutuskan kabur dan bersembunyi di Medan, rumah orang tuanya. "Makanya saya kabur ke rumah bapak saya di Medan. Saya tobat mas," katanya.
Djarot Widodo, pengacara ketiga tersangka mengatakan, kliennya ingin bertemu keluarga Dodi. Mereka ingin meminta maaf kepada keluarga. Ius juga ingin menyampaikan jika dia tak berniat membunuh korban. Mereka hanya bermaksud merampok.
"Ada permintaan maaf dari para pelaku tentunya Ius Pane. Ia ingin menyampaikan langsung kepada keluarga," kata Widodo usai prarekonstruksi di Jalan Pulomas Utara No. 7A, Kayu Putih, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (6/1).
Dituturkan Djarot, kliennya menyesali perbuatannya yang berujung maut bagi 6 dari 11 korban yang disekapnya. Ius sendiri tak habis pikir bila aksinya akan berakhir tragis.
"Dia tidak berpikir akan menimbulkan kehilangan nyawa. Dia melakukan acak, kebetulan tidak dikunci dan para korban di rumah," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hj Uma menceritakan detik-detik pertemuannya dengan para tersangka yang ternyata telah mengenalnya.
Baca SelengkapnyaKabar terakhir, Koptu HB sudah diperiksa. Tetapi hingga kini status hukum terhadapnya masih mengambang.
Baca SelengkapnyaDiduga rombongan pengantar jenazah tersebut menyerang rumah seorang anggota TNI akibat tersinggung setelah ditegur karena menggeber knalpot.
Baca SelengkapnyaSidang untuk mencari keadilan terhadap penjaga toko kosmetik Imam Masykur terus berlanjut. Para terdakwa keluar dari ruangan sidang dengan tertunduk lesu.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap tiga pria asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, yang diduga menganiaya pria berinisial WB (46) hingga tewas.
Baca SelengkapnyaKeluarga Terpidana Kasus Vina Cirebon melaporkan Ketua RT Abdul Pasren atas kesaksian bohong ke Bareskrim Polri
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, Laksamana Yudo memastikan akan mengawal langsung proses hukum
Baca SelengkapnyaSaat tersangka A tiba di lokasi, mereka bersorak dan berteriak.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban ingin kasus terus berlanjut sampai pengadilan.
Baca SelengkapnyaSatu pelaku, Pegi Setiawan alias Perong nampak memakai kaos berwarna biru, dengan wajah tegar
Baca SelengkapnyaPenculikan terhadap pria berusia 25 tahun itu terjadi pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023 lalu di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaSerda Adan menjual tiga nama yang disebutnya sebagai perwira TNI AL untuk memuluskan tindak kejahatannya.
Baca Selengkapnya