Pengakuan pendukung Prabowo ditembaki polisi sampai babak belur
Merdeka.com - Pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (21/8) lalu diwarnai kericuhan di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat. Puluhan pendukung Prabowo terlibat bentrok dengan polisi yang berjaga sekitar gedung MK.
Mereka menyodok barisan polisi dengan bambu. Polisi pun mengerahkan water cannon untuk memukul mundur pendukung Prabowo. Polisi juga menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa Prabowo.
Tak cuma itu massa Prabowo mengerahkan truk Unimog untuk melindas kawat berduri. Kapolres Jakarta Pusat yang coba mengajak dialog malah dijotos sebagian pendukung yang tak bertanggung jawab.
-
Apa yang dituduhkan ke Prabowo terkait Pilpres 2014? Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014.
-
Apa yang ditolak Prabowo? Video yang diunggah akun YouTube ONE NATION pada 6 Juni 2024, bernarasi; TEPAT MALAM JUMAT:bangbang:PRABOWO MELAWAN PERINTAH JKW, TOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKIKABAR MENGGEMPARKANPRABOWO LAWAN PERINTAH JKWTOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKI
-
Bagaimana Prabowo menanggapi? 'Itu hak politik,' kata Prabowo usai menghadiri acara bertajuk 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024' di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
-
Siapa yang menolak Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
-
Bagaimana kubu Prabowo-Gibran menanggapi permohonan tersebut? Menanggapi permohonan tersebut, kubu Prabowo-Gibran sebagai pihak terkait dalam sidang tersebut menghadirkan mantan wakil menteri hukum dan HAM yang juga seorang Guru Besar Hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Edward Omar Sharif Hiariej sebagai ahli di muka MK.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
Buntut kericuhan itu, pendukung Prabowo mengadu ke Komnas HAM. Para pendukung Prabowo memberikan keterangan kepada Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. Mereka mengadukan sikap polisi yang sengaja membubarkan para demonstran dengan menggunakan gas air mata dan peluru karet. Klaim mereka, puluhan orang luka-luka.
Menanggapi laporan tersebut, Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengatakan, akan membawa masalah ini kepada Polda Metro Jaya. Rencananya dia dan beberapa perwakilan dari Komnas HAM akan bertemu Kapolda Irjen Dwi Priyatno hari ini.
"Komnas HAM akan objektif, berimbang, tanpa memihak," janji Natalius, Senin (27/8).
Sebelumnya polisi sudah menegaskan tak ada korban luka tembak dalam kericuhan itu.
Berikut pengakuan para pendukung Prabowo luka-luka akibat polisi:
Operasi habis Rp 10 juta
Alim Sucipto yang menjabat komandan satgas relawan gardu Prabowo mengaku dirinya terkena peluru karet aparat kepolisian saat sedang berada di barisan depan."Saya kan mau menghalau teman-teman yang maksa masuk. Tapi tiba-tiba ada banyak suara tembakan. Saya nggak tahu gimana kejadiannya tiba-tiba pipi saya ini seperti kena timpuk. Ternyata itu peluru karet," kata Alim usai melaporkan hal itu kepada Komisaris Komnas HAM, Rabu (27/8).Alim menceritakan, akibat peristiwa tersebut, dia terpaksa dilarikan ke rumah sakir Carolus Jakarta Pusat untuk mendapatkan pertolongan. Akibat luka di wajah, Alim harus dioperasi selama hampir empat jam."Saya habis sekitar Rp 10 juta sih ada. Katanya mau diganti sama pihak Prabowo," jelasnya.
Mengaku tak ada tembakan peringatan
Pendukung Prabowo lainnya, Muhamad Syarif, mengaku saat kejadian aparat kepolisian sengaja membidik para demonstran dengan senapan yang berisi peluru karet tanpa memberi tembakan peringatan sebelumnya."Jadi saya ada di depan. Tiba-tiba barikade polisi itu membuka dan ada satu anggota yang membidik ke arah saya, lalu melepaskan tembakan. Tapi itu tanpa peringatan itu langsung mengarah ke saya," jelasnya.Selain itu, menurut Syarif selain polisi yang ada di barikade barisan, beberapa polisi yang sudah berjaga-jaga di atas gedung BUMN juga sengaja melepaskan tembakan ke arah demonstran yang ada di bawah."Saya lihat ada sekitar tiga polisi di atas gedung BUMN itu juga melepaskan tembakan ke bawah. Untungnya saya tidak kena," tandasnya.
36 Orang luka-luka
Kubu Prabowo-Hatta mengadu ke Komnas HAM terkait bentrokan massa pendukung capres nomor urut 1 itu dengan polisi pada Kamis (21/8). Pihak Prabowo menuding polisi bersikap arogan dan menyebabkan puluhan korban luka."Yang kami data ada 34 tetapi barusan ada tambahan 2 jadi 36 totalnya," ujar Kuasa Hukum Prabowo-Hatta Habiburrohman di Komnas HAM, Jumat (22/8).Habib menambahkan, salah satu korban yang saat ini berada di RSPAD mengaku terkena peluru karet."Tangan dia bengkak luka, itu kan kena peluru karet," katanya.
Minta SBY pecat Kapolri & Kapolda
Juru Bicara Perjuangan Merah Putih, Andre Rosiade mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Komnas HAM untuk menginvestigasi kericuhan di kawasan Patung Kuda. Andre meminta Komnas HAM untuk tidak gentar dalam menyelidiki kasus ini."Kami meminta rekomendasi dari hasil investigasi yang dilakukan Komnas HAM diserahkan langsung kepada Presiden SBY," katanya.Dia pun menegaskan, dalam kasus ini Kapolri Jenderal Sutarman harus bertanggung jawab penuh atas perlakuan anak buahnya terhadap relawan Prabowo-Hatta yang menjadi korban."Kapolri menyatakan tidak ada peluru karet padahal jelas ada saksi yang melihat anggota kepolisian menggunakan peluru karet. Dengan berbagai fakta yang ada, kepolisian sudah berbohong. Kami meminta Presiden SBY untuk memecat Kapolri dan Kapolda," tegasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaBukan tersangka yang didapat, para aparat kepolisian ini justru dikeroyok oleh warga Kampung Ambon.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menyesalkan aksi tindak kekerasan dan penyiksaan prajurit TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaKapolri tidak mentolerir segala bentuk tindakan premanisme dan anarkis.
Baca SelengkapnyaOmbudsman menemukan beberapa demonstran mengalami luka-luka diduga dipukul oknum kepolisian
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menegaskan tidak ingin menjadi Presiden Republik Indonesia melalui jalur kekerasan.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi di acara diskusi Generasi Muda Partai Golkar yang digelar di restoran Pulau Dua Senayan.
Baca SelengkapnyaIa pun menuntut supaya aparat seperti Bawaslu, dan pihak lain turut mengawasi.
Baca SelengkapnyaKericuhan pada Senin (16/8) malam dipicu penolakan laporan soal dugaan pemalsuan dokumen yang disampaikan warga Dago Elos ke Mapolrestabes Bandung.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca Selengkapnya