Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengakuan Warga Dipukul TNI di Buleleng Bali dan Berniat Lapor ke Komnas HAM

Pengakuan Warga Dipukul TNI di Buleleng Bali dan Berniat Lapor ke Komnas HAM Ilustrasi garis polisi. ©2019 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Pria berinisial DI (24), warga yang sempat dihajar oleh anggota TNI di Buleleng, Bali. Diketahui, DI diserang TNI karena warga Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali itu diduga memukul kepala Dandim 1606/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto.

Peristiwa itu bermula, saat DI pergi ke kebun sekitar pukul 06.00 Wita pagi, dan pada pukul 10.00 Wita saat makan siang dirinya akan pulang ke rumahnya.

"Saya pulang lagi ke rumah, kebetulan saya tidak tau kalau ada pemeriksaan swab. Saya kan lupa pakai masker habis dari kebun, setelah sampai di lokasi kejadian, saya dicegat sama tentara diadang dan diberhentikan," kata DI, saat dihubungi Selasa (24/8).

Orang lain juga bertanya?

DI mengaku tak pakai masker dan takut melihat dua petugas yaitu TNI dan Polisi. Dia melarikan diri dan akhirnya lolos dari petugas. Namun, sekitar 40 meter ada lagi petugas dan dicegat lalu teman DI berinisial AG (23) yang diboncengnya langsung dipukul oleh petugas.

"Karena saya takut, karena saya tidak pakai masker, saya coba lari, setelah saya bisa meloloskan diri, saya hampir jatuh itu ditarik, akhirnya saya bisa lolos. Terus, sekitar 40 meter lagi ada lagi tentara, yang ada terus teman saya yang saya bonceng dipukul. (Karena) dipukul saya berhenti, saya tanya, kenapa teman saya dipukul, tidak tau kenapa (aparat) marah-marah langsung mukul, langsung cekik, terus saya diseret sejauh 30 meter ke titik lokasi yang pertama," ungkap DI.

"Sudah saya diseret, saya ditendang dari belakang. Padahal saya sudah tidak melawan karena saya tau aparat, tidak melawan tapi terus saya ditendang dan dipukul," lanjutnya.

Kemudian, setelah diseret bersama rekannya sekitar 30 meter dan sampai ke titik lokasi, DI dan AG lalu disiram dengan air yang ada di ember oleh aparat. Kemudian, paman DI datang bermaksud untuk melerai agar DI tidak dikeroyok tetapi paman DI juga menjadi sasaran pemukulan aparat.

"Setelah saya sampai di titik lokasi 30 meter, saya diduduki dan disiram pakai air berdua (dengan temannya). Setelah itu, sekitar 15 menit, barulah datang paman saya, maksud paman saya untuk melerai saya agar tidak dipukul terus. Dia (paman saya) juga jadi sasaran pemukulan oleh aparat," ujarnya.

"Kami bertiga dipukuli lagi, padahal kami tidak melawan, setelah itu datang lagi adik saya, karena adik saya tau saya dipukul sampai luka, dicekik, otomatis adik saya marah, adik saya marah, iya adik saya melawan tapi melawannya belum sampai mukul, artinya debat mulutlah. adik saya dipukuli sampai bibirnya robek dijahit itu," jelasnya.

Namun, akhirnya bapak DI datang dan peristiwa pemukulan itu berakhir. Kendati DI mengaku bapaknya kena tendang oleh aparat di bagian perut.

"Setelah itu, datanglah bapak saya membawa saya pulang ke rumah, dekat jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi. Dibawa pulang (saya), terus tentaranya ikut kejar saya sampai di depan rumah. Setelah, di depan rumah debat lagi, Kenapa anak saya dipukuli gara-gara tidak pakai masker," ujarnya.

Ia juga membantah, bahwa dirinya tidak pernah menabrak aparat dan memukul dan menurutnya hal itu tidak mungkin, karena dirinya tau bahwa berhadapan dengan aparat.

"Tapi, dipenjelasannya pihak aparat, saya dibilang nabrak aparat. Kan tidak mungkin saya nabrak, kalau saya nabrak pasti saya jatuh, seperti itu. Berbeda dia sama fakta yang di lapangan,"

"Dibilang saya yang mengeroyok aparat, padahal saya tidak melawan saksi mata ada, sampai DPR sama kepala desa saya dilempar gitulah. (Padahal) tidak ikut-ikut," ujar DI.

Ia juga mengaku, lewat pemukulan itu dirinya mengalami luka di leher, jidat, kaki dan terasa sakit di punggung. Sementara, pamannya mengalami luka di hidung, dada terasa sakit, dan adiknya mengalami luka di bibir dan pelipis dan bibirnya dijahit.

"Bapak (saya) cuma ditendang di perut. Pas bapak datang maunya narik saya agar saya (tidak) dikeroyok lagi," ujarnya.

Saat ditanya, apakah dirinya benar menolak tes antigen yang dilakukan petugas gabungan, pihaknya membantah dan dirinya juga mengaku tidak tau kalau ada kegiatan tersebut.

"Tidak ada (menolak), saya sudah pernah swab, sudah ada buktinya, dia sosialisasi ke masyarakat itu belum merata. Artinya, masyarakat belum ada yang tau kalau sekarang itu diadakan swab itu. Saya kan takut, makannya saya lari," ujarnya.

Sementara, terkait adanya pemukulan kepada kepala Dandim 1606/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, pihaknya dan juga keluarganya mengaku tidak pernah melakukan pemukulan kepada aparat.

"Tidak ada, saya tidak melawan saya dibawa duduk. Tidak ada (keluarga memukul)," ujarnya.

Setelah peristiwa itu, dirinya dan aparat melakukan mediasi dan tidak ada pelaporan. Namun, pihaknya meminta kepada Dandim Buleleng agar oknum-oknum aparat yang memukul dirinya untuk ditindaklanjuti.

"Harapan saya sih, untuk oknum-oknum yang sudah menganiaya saya, memukul saya, cuma kesalahan saya tidak pakai masker agar ditindaklanjuti," ujar DI.

Lapor ke Komnas HAM

DI mengaku akan melaporkan peristiwa tersebut ke Komnas HAM Provinsi Bali. "Saya mau lapor juga ke Komnas HAM biar ditindaklanjuti sudah berkoordinasi dengan keluarga saya," kata DI.

Pihak juga akan melapor kepada pihak kepolisian tetapi masih berunding dengan pihak keluarganya. "Iya, rencananya mau melapor masih dirunding sama keluarga," ujarnya.

Dia juga menyampaikan, dari pihak Desa Sidetapa juga tidak terima atas perlakuan para petugas.

"Kalau dari pihak desa tidak terima kepala desanya digituin (dilempar) tidak dihormatin, karena Dandim-nya arogan marah-marah, dia itu memberikan penjelasan ke masyarakat bukan secara halus tetapi secara galak. Marah-marah," ujar DI.

Seperti yang diberitakan, sebuah video viral di media sosial yang menampilkan beberapa orang berseragam TNI yang memukul remaja. Peristiwa itu, terjadi di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali.

Dua remaja itu dihajar anggota TNI lantaran sempat memukul kepala Dandim Buleleng dari belakang. Setelah remaja tersebut memukul Dandim, anggota TNI yang lain spontan menghajar keduanya.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
DPR: Panglima Kodam Tindak Keras Prajurit TNI Serang Desa di Deli Serdang, Minta Maaf Tak Cukup!
DPR: Panglima Kodam Tindak Keras Prajurit TNI Serang Desa di Deli Serdang, Minta Maaf Tak Cukup!

Anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengecam penyerangan puluhan prajurit TNI ke sebuah desa di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara

Baca Selengkapnya
Korban Pelecehan 2 Polisi Sesalkan Sikap Kapolda Sumsel
Korban Pelecehan 2 Polisi Sesalkan Sikap Kapolda Sumsel

Kuasa hukum menegaskan korban tidak memiliki motivasi lain seperti yang disebut jenderal bintang dua itu.

Baca Selengkapnya
10 Anggota Polisi di Bali Diduga Sekap dan Aniaya Warga
10 Anggota Polisi di Bali Diduga Sekap dan Aniaya Warga

10 Anggota Polisi Diduga Sekap dan Aniaya Warga di Bali

Baca Selengkapnya
Anggota TNI di Bali Diserang Lemparan Batu Oleh Sekelompok Orang di Lapangan Futsal, Ini Cerita Lengkapnya
Anggota TNI di Bali Diserang Lemparan Batu Oleh Sekelompok Orang di Lapangan Futsal, Ini Cerita Lengkapnya

Lemparan batu mengenai kening dan pipi Serd STV hingga memar dan dibawa ke rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Kasus Dugaan Penembakan Warga Bangkal Seruyan, Tim Advokasi Ungkap Belum Terima Hasil Uji Balistik
Kasus Dugaan Penembakan Warga Bangkal Seruyan, Tim Advokasi Ungkap Belum Terima Hasil Uji Balistik

Tim advokasi melaporkan kasus dugaan penembakan tersebut ke Bareskrim Polri lantaran tak ada perkembangan dari Polda Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya
Laporkan ‘Tragedi Boyolali’ ke Komnas HAM, TPN Ganjar Mahfud Tuntut Bentuk Tim Independen
Laporkan ‘Tragedi Boyolali’ ke Komnas HAM, TPN Ganjar Mahfud Tuntut Bentuk Tim Independen

Laporkan ‘Tragedi Boyolali’ ke Komnas HAM, TPN Ganjar Mahfud Tuntut Bentuk Tim Independen

Baca Selengkapnya
Amnesty Internasional Indonesia Desak Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Dugaan TNI Aniaya Warga Papua
Amnesty Internasional Indonesia Desak Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Dugaan TNI Aniaya Warga Papua

Amnesty mengecam perlakuan tidak manusiawi diduga dilakukan prajurit TNI terhadap warga Papua tersebut.

Baca Selengkapnya
TNI  AU Sebut Tak Ada Pengeroyokan Aktivis KAMMI: Perkelahian Akibat Saling Tersinggung saat Menegur
TNI AU Sebut Tak Ada Pengeroyokan Aktivis KAMMI: Perkelahian Akibat Saling Tersinggung saat Menegur

Ia memastikan, tidak ada pengeroyokan terhadap dalam kejadian tersebut dan lebih kepada perkelahian.

Baca Selengkapnya
Bareskrim Tolak Laporan Keluarga Korban Dugaan Penembakan di Seruyan, Minta Tunggu Penyidikan Polda Kalteng
Bareskrim Tolak Laporan Keluarga Korban Dugaan Penembakan di Seruyan, Minta Tunggu Penyidikan Polda Kalteng

Laporan ke Bareskrim Polri dilakukan keluarga korban setelah tidak ada perkembangan penyidikan dari Polda Kalteng.

Baca Selengkapnya
Momen Polri dan TNI Bersenjata Lengkap Amankan Pembayaran Denda Adat Rp7,5 Miliar di Papua
Momen Polri dan TNI Bersenjata Lengkap Amankan Pembayaran Denda Adat Rp7,5 Miliar di Papua

Aparat keamanan gabungan TNI-Polri amankan proses pembayaran denda adat di Kabupaten Puncak Jaya.

Baca Selengkapnya
Di Bali, Simpatisan Capres Kepergok Coblos 40 Surat Suara
Di Bali, Simpatisan Capres Kepergok Coblos 40 Surat Suara

Saat ditegur, pelaku malah menghajar korban serta petugas KPPS

Baca Selengkapnya
Geram Relawan Ganjar Dianiaya Prajurit, PDIP: Panglima TNI Jangan Anggap Sepele, Ini Langgar HAM
Geram Relawan Ganjar Dianiaya Prajurit, PDIP: Panglima TNI Jangan Anggap Sepele, Ini Langgar HAM

Ahmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.

Baca Selengkapnya