Pengamat: Anak hipster biasanya cari identitas, tapi punya potensi
Merdeka.com - Pengamat sosial dan kajian budaya dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan, fenomena merebaknya sejumlah subkultur di kalangan anak muda akhir-akhir ini, merupakan pergerakan dinamis dari jiwa-jiwa muda yang sedang berkembang.
Keinginan untuk mengenali identitas diri sebagai kaum muda, merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan dalam upaya-upaya mereka untuk mencari jati dirinya.
"Biasanya para pelaku dari komunitas tersebut adalah kalangan muda yang memang sedang mencari identitas, sebagai bagian dari pencarian jati dirinya. Karena, setiap orang kan pastinya memiliki referensi yang berbeda sesuai minatnya masing-masing," kata Devie saat dihubungi merdeka.com, Kamis (5/2).
-
Di mana kawasan potensial untuk investasi di Jakarta? Dia bilang, jika IKN benar-benar menjadi ibu kota, maka kawasan sekitar Monas, Masjid Istiqlal dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) direncanakan menjadi area potensial untuk investasi dan perubahan peruntukan menjadi wilayah komersial.
-
Apa potensi dari keberagaman di Medan? 'Jadi, kami selalu berkomunikasi dengan tokoh lintas agama. Keragaman yang kita miliki, coba kami cerminkan dalam komposisi pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan. Dari puluhan perangkat daerah yang ada, diisi oleh kepala dinas dari ragam agama, termasuk umat Kristiani, ' kata Bobby Nasution.
-
Bagaimana Jakarta menarik investor? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Mengapa Jakarta butuh investasi? Oleh karena itu, dibutuhkan investasi dari dalam dan luar negeri untuk membiayai pembangunan DKI Jakarta.
-
Kenapa kuliner kekinian Jakarta menarik? Menikmati makanan enak di tempat yang cozy dapat menjadi satu alternatif yang menyenangkan. Perut kenyang hatipun senang.
-
Apa yang menarik dari wisata di Jakarta? Bagi introvert yang tinggal di Jakarta, ada banyak tempat wisata unik yang cocok jadi tempat healing untuk kalian.
Devi mengakui bahwa hal semacam itu merupakan sesuatu yang wajar, selama mengarah pada hal-hal positif. Apalagi, jika komunitas dan subkultur dari para anak muda yang ingin tampil eksis itu cenderung produktif, maka hal itu sama sekali tidak perlu dikhawatirkan.
"Hal itu sebenarnya baik, apalagi jika menghasilkan sesuatu yang produktif. Masyarakat juga diharapkan jangan terlalu khawatir, selama mereka berkumpul dalam nuansa kreatif dan produktif, siapa tahu nanti mereka malah bisa menjadi enterpreneur," kata Devie.
Devie mengakui bahwa pengaruh dari dunia barat dalam hal ini memang tidak bisa dipisahkan dari anak muda, apalagi di zaman yang serba gadget seperti saat ini. Namun, dirinya menekankan agar sebaiknya pemerintah bisa turut serta dalam mendukung geliat perkembangan subkultur ini, karena di dalamnya ada potensi budaya yang sangat positif, ditambah lagi potensi ekonomi mikro yang masif, yang bisa diciptakan dari kreativitas para kaum muda tersebut.
"Subkultur yang ada di dunia kiblatnya memang cenderung dari barat. Pendekatan kritis yang bisa dilakukan adalah melalui sudut pandang kebijakan ekonomi politik. Yang juga menarik dari hal ini adalah turunan budayanya yang kemudian selalu dimanfaatkan oleh industri dalam mencari profit sebanyak-banyaknya. Karena, segala sesuatu yang mereka pakai itu nantinya juga akan menjadi rukun-rukun baru yang akan diamini oleh orang-orang dari seluruh dunia." kata Devi.
"Pemerintah harus mengakomodasi tempat dan fasilitasnya. Karena menurut hemat saya, pemerintah lebih punya peluang yang besar dalam mendukung para anak muda hipster ini. Sesungguhnya ada potensi budaya yang bisa berkembang, bahkan potensi ekonomi yang sangat menguntungkan. Jangan sampai ini semua kembali dikomodifikasi oleh korporat-korporat yang hanya ingin mencari rente, tanpa mempedulikan aspek sosio-kulturalnya," katanya menambahkan.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seiring perkembangan zaman, cita-cita dari anak Indonesia juga mengalami perubahan sejak masa awal kemerdekaan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaAnak jenius bisa menunjukkan tanda dan kebiasaan khusus yang bisa tampak mulai usia 5 tahun.
Baca SelengkapnyaHal ini tidak lepas dari pesatnya pertumbuhan teknologi yang mendampingi kebiasaan hidup Gen Z.
Baca SelengkapnyaAnak bungsu laki-laki sering kali menjadi sorotan dalam keluarga karena posisinya yang unik dan peran yang berbeda dibandingkan dengan saudara-saudaranya.
Baca SelengkapnyaPandangan tentang Gen Z menimbulkan perdebatan yang luas, dari diskusi di ruang HR hingga menjadi perbincangan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKebiasaan ini dipengaruhi oleh gaya hidup konsumtif yang dipromosikan di media sosial. Akibatnya muncul kebiasaan belanja impulsif dan pengeluaran berlebihan.
Baca SelengkapnyaBanyak diaspora mengenyam pendidikan bahkan bekerja di luar negeri dalam bidang teknologi, industri dan ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku sering mendapatkan masukan atau permintaan agar dibuatkan creativ hub.
Baca SelengkapnyaRekomendasi ide bisnis online berpeluang tinggi yang cocok untuk anak muda.
Baca Selengkapnya