Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengamat: Berbahaya kalau media ikut puja-puji Jokowi

Pengamat: Berbahaya kalau media ikut puja-puji Jokowi Jokowi. ©2013 Merdeka.com/Saugy Riyandi

Merdeka.com - Media massa alami polarisasi pada kelompok yang mendukung dan tidak mendukung pencalonan Jokowi sebagai capres yang diusung PDIP. Demikian hasil riset Media Literacy Circle UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

"Analisis isi terhadap enam media cetak nasional yang kami lakukan menunjukkan adanya polarisasi pemberitaan Jokowi sebagai calon presiden," kata Direktur Eksekutif Media Literacy Circle Iswandi Syahputra, Rabu (2/4).

 

Polarisasi tersebut, dia menjelaskan, terlihat dari tone (bunyi) pemberitaan setiap media massa yang diteliti. Ada media yang memframing Jokowi sebagai penantang kuat dengan tone pemberitaan Jokowi secara positif.

"Ada juga media yang memframing Jokowi bukan sebagai penantang kuat dengan tone pemberitaan Jokowi secara negatif. Selain itu ada pemberitaan media yang malu-malu, seakan ingin netral padahal cenderung mendukung Jokowi," jelas Doktor kajian media UGM tersebut.

 

Dalam kasus yang paling mutakhir, Iswandi memberi contoh adanya kabar pesawat pribadi yang digunakan Jokowi dalam kampanye ke sejumlah daerah.

"Coba perhatikan, saat Jokowi naik mobil Esemka hampir semua media meliputnya. Tapi saat Jokowi kabarnya naik pesawat pribadi, walau itu mungkin pesawat sewa tapi harganya jauh lebih mahal dari pesawat komersial biasa, beritanya tidak begitu ramai di media massa," paparnya.

 

Lebih lanjut Iswandi menyatakan, polarisasi pemberitaan media mulai terasa saat Jokowi menyatakan maju sebagai calon Presiden setelah mendapat mandat dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Tanggal 14 Maret  saat Jokowi menyatakan maju sebagai calon Presiden seperti menjadi pluit bagi polarisasi pemberitaan media tersebut."

 

Mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat tersebut menjelaskan, polarisasi media itu hal yang biasa terjadi dalam politik pemberitaan. Dengan catatan media menyajikan fakta dan data objektif, bukan opini yang subjektif.

"Publik juga tidak boleh terlalu lama dalam euforia Jokowi. Sebab sebelum Jokowi maju sebagai capres, tidak ada media bersikap kritis. Situasinya mirip seperti Pemilu 2004, saat itu SBY yang menjadi media darling. Sangat berbahaya jika semua media memuja dan memuji Jokowi," ujarnya.

"Memang harus ada media yang berani bersikap kritis pada Jokowi. Jadi media tidak perlu malu mendukung atau tidak mendukung Jokowi sebagai capres dalam politik pemberitaannya. Polarisasi ini positif untuk publik."

 

Minggu lalu Media Literacy Circle UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merilis hasil riset analisis isi pemberitaan media cetak nasional terhadap pencalonan Jokowi sebagai Presiden. Penelitian dilakukan pada tanggal 13-22 Maret 2014 atau dua hari sebelum hingga seminggu penetapan Jokowi sebagai capres PDIP.

Isi pemberitaan media cetak nasional yang dianalisis adalah Kompas, Koran Tempo, Republika, Koran Sindo, Media Indonesia dan Jawa Pos. Riset analisis isi media tersebut dimaksudkan untuk menemukan peta pemberitaan media terhadap pencalonan Jokowi sebagai capres.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain
Jokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain

Jokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.

Baca Selengkapnya
PSI Sebut Keberpihakan Jokowi ke Capres Bukan Dosa, Sindir Kampanye Megawati di Pilpres 2004
PSI Sebut Keberpihakan Jokowi ke Capres Bukan Dosa, Sindir Kampanye Megawati di Pilpres 2004

Menurut Raja Juli, presiden maupun menteri merupakan warga negara yang memiliki hak politik untuk mendukung kandidat pilpres.

Baca Selengkapnya
PSI: Dukungan Jokowi ke Capres dan Parpol Bukan Dosa, Hal Lazim di Dunia Politik
PSI: Dukungan Jokowi ke Capres dan Parpol Bukan Dosa, Hal Lazim di Dunia Politik

"Tidak masalah, tidak berdosa memberikan dukungan politik," kata Sekjen PSI

Baca Selengkapnya
Politikus Golkar: Secara Elektoral Mencaci Jokowi Menguntungkan Prabowo-Gibran
Politikus Golkar: Secara Elektoral Mencaci Jokowi Menguntungkan Prabowo-Gibran

Hal itu dikatakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji.

Baca Selengkapnya
Yusril Jawab Ahli Kubu Anies Soal Suara Prabowo Melejit Efek Blusukan Jokowi, Singgung Megawati Vs SBY di Pilpres 2004
Yusril Jawab Ahli Kubu Anies Soal Suara Prabowo Melejit Efek Blusukan Jokowi, Singgung Megawati Vs SBY di Pilpres 2004

Yusril pun membandingkan pasangan calon lain yang juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lain.

Baca Selengkapnya
Ini Penampakan Surat Suara 20 Tahun Lalu, Ada 5 Paslon Capres dan Cawapres
Ini Penampakan Surat Suara 20 Tahun Lalu, Ada 5 Paslon Capres dan Cawapres

Pada Pemilu 2004, pertama kalinya rakyat memiliki hak suara langsung dalam menentukan siapa yang akan memimpin negeri ini.

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Gaya Kampanye Dua Pensiunan Jenderal TNI Maju jadi Capres di Pemilu 2004
Potret Lawas Gaya Kampanye Dua Pensiunan Jenderal TNI Maju jadi Capres di Pemilu 2004

Pemilu Presiden tahun 2004 menjadi ajang pertarungan dua pensiunan Jenderal TNI. Potret keduanya saat berkampanye menjadi satu hal menarik untuk diulas.

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP: Saya Bandingkan Kekuasaan Soeharto dan Jokowi, Sebenarnya Ada Kemiripan
Hasto PDIP: Saya Bandingkan Kekuasaan Soeharto dan Jokowi, Sebenarnya Ada Kemiripan

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai ada kemiripan antara Soeharto dan Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya mempertahankan kepemimpinan lewat Pemilu.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator Usai Putusan MK: Dukungan Publik pada PDIP Tinggi, Ada Faktor Jokowi
Survei Indikator Usai Putusan MK: Dukungan Publik pada PDIP Tinggi, Ada Faktor Jokowi

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.

Baca Selengkapnya
Tingkat Kepuasan Publik Tinggi, Jokowi Bisa Jadi King Maker Pilpres 2024
Tingkat Kepuasan Publik Tinggi, Jokowi Bisa Jadi King Maker Pilpres 2024

Tingginya approval rating tersebut pun membuat rebutan capres.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Pilpres Banyak Drama, Kubu Anies Singgung Sutradaranya
Jokowi Sebut Pilpres Banyak Drama, Kubu Anies Singgung Sutradaranya

Presiden Jokowi menilai banyak drama di tahun politik.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Blak-blakan Sering Kena Prank Politisi
VIDEO: Jokowi Blak-blakan Sering Kena Prank Politisi "Sudah Direstui Pak Lurah"

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kondisi politik saat ini sudah seperti sinetron dan drama korea. Di mana, kerap terjadi hal diluar dugaannya.

Baca Selengkapnya