Pengamat: Kabinet profesional ala Jokowi berpotensi konflik
Merdeka.com - Pengamat politik asal Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial (Fisip) Universitas Jember, Jawa Timur, Maulana Surya Kusuma, kembali mengingatkan kepada dua kandidat Pilpres 2014, untuk bisa membangun kabinet yang kapabel. Sebab, menteri yang akan mengisi kabinet salah satu kandidat yang akan terpilih, adalah sebuah jabatan politik.
Maulana juga melontarkan kritiknya atas pernyataan salah satu kandidat Pilpres 9 Juli mendatang, Joko Widodo ( Jokowi )- Jusuf Kalla , yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ), Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) dan Hanura itu, yang menyatakan akan membangun Kabinet Profesional.
Sebab menurutnya, menteri adalah jabatan politik dalam sebuah manajemen pemerintahan. "Seorang presiden tak harus membangun kabinet profesional, melainkan kabinet yang kapabel. Kabinet profesional bisa membuat orang berasumsi, menteri tak ubahnya seperti jabatan karir berdasarkan latar belakang profesi tertentu. Padahal tidak selalu begitu. Menteri itu jabatan politik yang harus diduduki manajer yang kapabel, bukan hanya profesional," ungkap Maulana kepada wartawan di Surabaya, Rabu (21/5).
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Kenapa Jokowi minta Parmusi jaga kondusifitas Pemilu? 'Bapak presiden memberikan pesan agar supaya Parmusi juga ikut menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan dalam rangka menyambut tahun politik 2024 agar pemilu dapat dilaksanakan secara aman damai jujur adil tepat pada tanggal 14 Februari yang akan datang,'
Dia melanjutkan, jika sebuah kabinet diisi orang-orang yang kapabel, maka bisa ditempati siapa saja, tanpa melihat latar belakang profesi. "Kalau ngomong profesionalisme saja, maka pertanyaannya adalah: Apakah posisi menteri pertahanan dan keamanan harus diisi pensiunan TNI? Kalau itu yang terjadi, kan kemunduran," kata dia mengkritisi.
Sementara pernyataan Jokowi yang tak akan melakukan transaksi politik atau bagi-bagi kursi kepada partai koalisi yang ikut mendukungnya, karena akan membangun kabinet profesional, menurut Maulana, akan berpotensi konflik antar partai koalisi. "Hal ini akan membuat Jokowi berseberangan dengan partai pendukungnya. Ini sama saja membuka 'konfrontasi' antar partai pendukung. Kalau seperti itu lantas apa fungsi partai yang dibentuk untuk kekuasaan?," lanjut dia mempertanyakan fungsi koalisi.
"Dengan membentuk Kabinet Profesional, bisa diartikan seakan-akan Jokowi menganggap kader partai tak ada yang profesional. Di luar negeri, di Amerika Serikat misalnya. Penunjukan Hillary Clinton sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, ditunjuk karena kemampuan diplomasi politiknya. Menteri itu jabatan politik. Jabatan karir hanya sampai tingkat direktorat jenderal," ucapnya memberi contoh.
Dalam sebuah kabinet di lembaga pemerintahan, yang diisi oleh para menteri, merupakan jabatan politik, tak ada salahnya semua calon presiden memaparkan kabinet-nya masing-masing. Untuk itu, Maulana menyarankan, bagi kedua kandidat, baik Jokowi-JK, maupun Prabowo Subianto - Hatta Rajasa untuk lebih terbuka soal kabinet yang akan mereka bentuk jika terpilih nanti.
"Saat ini, kompetitor Jokowi-JK, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, sudah terlihat adanya bagi-bagi kursi ke partai-partai pengusungnya. Ada partai pendukung yang sudah berani terbuka menyatakan, mereka memiliki putra-putri (kader) terbaik yang bisa menempati posisi menteri," tandas dia. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Andi Gani memastikan Jokowi tak ikut campur dalam kisruh internal Kadin.
Baca SelengkapnyaJokowi beralasan, fokusnya bekerja saat ini juga dilandasi kekhawatiran situasi global yang tidak menentu.
Baca SelengkapnyaHasto menduga terjadi fragmentasi atau perpecahan di jajaran menteri KIM.
Baca SelengkapnyaEtika Jokowi sebagai presiden dipertanyakan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaDave menilai, Jokowi sebagai presiden ada baiknya saling diskusi dengan Prabowo yang bakal melanjutkan pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, presiden tidak mengurusi soal pencalonan presiden atau wakil presiden.
Baca SelengkapnyaRespons Jokowi soal Rencana Prabowo Tambah Jumlah Kementerian Jadi 40
Baca SelengkapnyaJokowi ternyata sempat bertemu dengan para ketua umum partai politik pendukungnya
Baca SelengkapnyaSebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara, presiden merupakan penyelenggara pemilihan.
Baca SelengkapnyaPakar Hukum Tata Negara Feri Amsari menyoroti penyataan Jokowi soal Presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaDia mengungkapkan bahwa Jokowi sempat heran soal namanya ramai masuk Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan penyusunan kabinet adalah hak prerogatif presiden.
Baca Selengkapnya