Pengamat: Pilwali Surabaya ditunda jadi pembelajaran politik Risma
Merdeka.com - Peristiwa politik yang cukup mengejutkan jelang Pilwali Surabaya, Jawa Timur, khususnya terkait mundurnya bakal calon wakil wali kota, Haries Purwoko yang secara tiba-tiba saat pendaftaran ke KPU Surabaya) Senin sore kemarin (3/8), membuat pengamat komunikasi politik asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Sukowidodo ikut angkat bicara.
Mundurnya Haries yang mendampingi Dhimam Abror untuk melawan pasangan incumbent Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, menjadi pukulan telak bagi warga Surabaya, yang ingin Pilwali tetap digelar di Tahun 2015 ini. Karena dengan mundurnya Haries, yang secara tiba-tiba itu, secara otomatis Pilkada Surabaya, tetap dihuni satu pasangan calon (Paslon).
Dan secara otomatis pula, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, tentang Pilkada, Pilwali Surabaya diundur 2017.
-
Apa yang dibahas Risma dengan Jokowi? Menteri Sosial Tri Rismaharini bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (30/8) pukul 08.30 WIB. Risma melapor dirinya diusung PDI Perjuangan (PDIP) maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2024.'Bu Risma melaporkan kepada Bapak Presiden bahwa beliau dicalonkan oleh partai politik sebagai bakal calon Gubernur dan telah mendaftar ke KPU Provinsi Jatim,' kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana kepada wartawan, Jumat (30/8).
-
Apa bisnis yang dijalankan Risma? Dilansir dari channel Youtube, Teman Kopi, wanita asal Jambi itu bercerita bahwa berwirausaha sudah ia lakoni sejak kuliah. Selama berstatus sebagai mahasiswi manajemen, Risma pernah mencari penghasilan melalui model foto. Dia juga sempat mencoba peruntungan dalam dunia bisnis dengan berjualan tas kulit, meskipun akhirnya bisnis tersebut gagal. Risma kembali mencoba bisnisnya dengan berjualan hijab. Meski sering mengalami kegagalan, Risma tetap gigih.
-
Kapan Risma mendaftar Pilkada Jatim? Risma melapor dirinya diusung PDI Perjuangan (PDIP) maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2024.'Bu Risma melaporkan kepada Bapak Presiden bahwa beliau dicalonkan oleh partai politik sebagai bakal calon Gubernur dan telah mendaftar ke KPU Provinsi Jatim,' kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana kepada wartawan, Jumat (30/8).
-
Kenapa Risma harus bertemu Jokowi? Risma mengaku dia harus bertemu Jokowi untuk menyampaikan langsung niat pengunduran diri ini. Sebab, sebelum dia ditunjuk sebagai Mensos dulu, ia juga lebih dulu berjumpa dengan kepala negara.'Tapi saya besok akan ngadep beliaunya karena dulu saya jadi menteri juga dipanggil, saya juga akan menghadap beliaunya untuk menyerahkan pengunduran diri saya,' ucapnya.
-
Apa yang diunggah Risma Nilawati? Risma Nilawati baru saja mengunggah foto saat menghadiri resepsi pernikahan Rizky Febian dan Mahalini pada hari Minggu, 12 Mei 2024.
-
Kenapa Risma jarang bagi bansos? 'Kalau saya turun biasanya kalau itu ada dispute (sengketa), misalkan perselisihan, itu baru saya turun. Itu pun saya mengajak dari perguruan tinggi,' kata Risma, dalam sidang sengketa pemilu di MK, Jakarta, Jumat, (5/4).
"Peristiwa ini, menjadi pembelajaran bagi Risma. Komunikasi dia sangat buruk dengan partai-partai. Perlu diingat, dalam menjalankan roda pemerintahan, Risma tidak bisa asyik dengan game-nya sendiri," terang Sukowidodo di obrolan santai bersama wartawan di Surabaya, Selasa (4/8).
Sebagai wali kota, lanjut dia harus menjalankan pemerintahannya bersama DPR dan partai-partai politik. "Selama ini, komunikasi politik tidak dibangun oleh Risma. Dia lebih sibuk dengan game-nya sendiri, membangun taman, bikin sekolah dan lain sebagainya itu, semaunya dilakukan sendiri tanpa ada komunikasi dengan partai-partai politik," analisanya.
Memang, diakui Suko, secara fisik, kemampuan Risma memimpin Surabaya sudah terbukti. Tapi tidak harmonis dengan partai-partai politik. "Karena komunikasinya tidak terbangun. Bahkan dengan partai pengusungnya sendiri juga tidak terbangun," cetusnya.
Karena sikap acuh Risma terhadap partai-partai politik inilah, yang menyebabkan terhentinya proses kaderisasi dalam partai. "Ini salah satu faktor. Partai-partai gagal dalam hal kaderisasi. Termasuk PDIP sendiri, sebagai partai pengusung Risma. PDIP tidak punya kader terbaik di Surabaya. Risma ini kan masuk menjadi kader baru saja, saat akan mendaftar. Dia bukan kader PDIP sebelumnya," paparnya lagi.
Masih kata Suka, tidak terjalinnya hubungan komunikasi antara eksekutif dan legislatif di Kota Pahlawan ini, justru berimbas pada Pilkada serentak yang digelar di Surabaya, yang sedianya akan digelar pada 9 Desember 2015. Namun, karena hanya ada satu pasangan calon (Paslon), yaitu Risma-Whisnu, Pilwali Surabaya menjadi ditunda 2017, dan akan dijabat oleh Plt selama dua tahun.
"Ketidakharmonisan hubungan antar wali kota selaku pembina dengan partai-partai politik inilah, kan wali kota itu sebagai pembina partai-partai, jika komunikasinya tidak berjalan, bagaimana proses kaderisasi untuk melahirkan calon-calon mumpuni bisa berjalan."
Komunikasi yang dibangun oleh eksekutif dan legislatif, masih kata Suko berpendapat, tujuannya untuk mengantisipasi kejutan-kejutan yang kerap terjadi dalam proses demokrasi.
"Seperti Pilwali Surabaya yang hanya ada calon tunggal. Kalau komunikasi bisa dijalankan dengan baik, ini bisa mengantisipasi kejadian di Pilwali seperti sekarang ini," nilainya.
Selain faktor komunikasi yang bisa menghambat proses kaderisasi parpol, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unair Surabaya ini juga mengungkap beberapa faktor lain, yang juga terjadi di daerah-daerah lain.
"Berdasarkan survei Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom) Unair, disebutkan hingga Febuari 2015 ini, ada 18 persen warga Jatim yang tahu akan ada Pilkada serentak, 82 persen lainnya tidak tahu. Parahnya lagi, yang tahu tokoh yang maju di Pilkada hanya 10 persen, sisanya tidak tahu," katanya berdasarkan survei.
Untuk masalah yang satu ini, Suko menilai menjadi catatan penting bagi KPU dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat. "Kondisi ini membuktikan, sosialisasi KPU tidak berjalan efektif. Ini harus menjadi catatan khusus bagi KPU, agar demokrasi bisa berjalan baik," tandasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ridwan Kamil akan memutuskan maju Pilgub Jabar atau Jakarta pada bulan Juni
Baca SelengkapnyaRK bertemu JK selama kurang lebih 1 jam sejak pukul 17.00 WIB.
Baca SelengkapnyaRiza menegaskan, dukungan Jokowi dan Prabowo itu karena melihat rekam jejak Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaWali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka hingga pukul 15.00 WIB tidak juga muncul di Balai Kota.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur Jawa Barat ini juga mengungkapkan, majunya ia di Jakarta bukan karena melamar.
Baca SelengkapnyaRK-Suswono tidak mencoblos di Jakarta karena masih ber-KTP Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaRIDO menilai, KPU DKI Jakarta tak profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pelaksana Pilkada.
Baca SelengkapnyaProses rekapitulasi suara di tingkat provinsi dijadwalkan berlangsung pada 7-9 Desember 2024.
Baca SelengkapnyaDengan adanya penurunan partisipasi masyarakat pada Pilkada tersebut. Maka, perlu dilakukannya refleksi hingga evaluasi.
Baca SelengkapnyaPertemuan berlangsung di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Senin malam, 2 Desember 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut RK, statusnya sebagai pemilih Jawa Barat tak melanggar aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengakui akan tetap sibuk setelah kalah di Pilkada Jakarta.
Baca Selengkapnya