Pengamat sebut solusi soal pengangguran paling disorot warga Jakarta
Merdeka.com - Masalah kemacetan dan banjir di Jakarta nyatanya bukanlah hal yang disoroti warga Jakarta saat ini. Masalah klasik ini rupanya tak menjadi perhatian para pemilih di Jakarta yang menuntut pemimpin selanjutnya bergegas untuk segera di selesaikan.
"Siapapun calon gubernurnya ternyata mereka (pemilih) saat ini beralih dalam masalah kehidupan sehari-hari yang langsung bersentuhan dengan masyarakat bukan lagi masalah kemacetan dan banjir yang memang sangat rumit," kata Pengamat Politik Eep Saefulloh Fatah di Jakarta, Kamis (19/1).
Setidaknya kata Eep ada 4 isu yang menjadi perhatian pemilih di Jakarta. Dimulai dengan masalah minimnya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak pengangguran di Jakarta. Pasalnya tingkat pengangguran warga Jakarta yang tinggi sarat akan permasalahan kemiskinan.
-
Apa yang menjadi kendala utama terkait pangan di Jakarta? 'Dari hasil survei, itu ternyata yang masih jadi kendala di Jakarta adalah persoalan pangan. Artinya, harga yang masih belum terjangkau oleh sebagian masyarakat,' tutur Suswono di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (8/9/2024).
-
Kenapa Sandiaga Uno menyoroti biaya hidup di Jakarta? Dia mengatakan saat ini biaya hidup masyarakat di Jakarta ini semakin mahal, mulai dari biaya kesehatan, biaya pendidikan, biaya transportasi, maupun juga biaya belanja sehari-hari harga-harga pangan.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Bagaimana Suswono ingin mengatasi masalah daya beli warga di Jakarta? 'Ini juga ada korelasinya dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi. Tentu hal seperti ini lah yang menjadi pemikiran kami bersama Pak RK tentu saja sebagai calon gubernur, untuk bagaimana agar pasar-pasar yang sudah ada ini bisa diramaikan,' ungkapnya.
-
Apa masalah utama yang dihadapi pendatang baru di Jakarta? Celakanya, Pemprov DKI menemukan sebanyak 17,89 persen atau sebanyak 220 orang dari ribuan pendatang itu tercatat tak punya pekerjaan. Bahkan, PJ Gubernur DKI Heru Budi Hartono menemukan pendatang yang jadi pemulung. "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Siapa yang diingatkan Sandiaga Uno soal biaya hidup di Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
"Rentan miskin ini adalah mereka yang dengan pergeseran turbulensi keadaan, mereka bisa kehilangan pekerjaan. Seperti pekerja informal yang tempat pekerjaannya digusur misalnya. Pindah ke tempat lain, pendapatan mereka turun drastis dan rentan miskin," terang Eep.
Kedua, masalah yang penting bagi warga Jakarta yakni harga bahan pokok yang merupakan biaya hidup. Banyak warga Jakarta yang merasa terancam dengan kebutuhan pokok dan biaya hidup yang terus naik.
"Kalau kemudian ada (pasangan calon) yang menawarkan itu maka kemudian menjadi peluang," ucap Eep.
Ketiga, masalah pendidikan yang tak lagi bicara soal biaya pendidikan. Adanya bantuan dari Pemprov DKI lewat Kartu Jakarta Pintar (KJP) cukup membantu warga miskin. Sayangnya masalah yang timbul adalah kualitas pendidikan yang ada di Jakarta belum dirasakan oleh seluruh warga.
"Seperti orang Betawi rata-rata mempersoalkan Madrasah dianaktirikan. Itu konkrit di Jakarta buat orang betawi," ungkap Eep.
Terakhir, masalah persatuan yang ada di Jakarta. Eep mengaku setahun lalu masalah ini tak pernah diperkirakan akan muncul. Namun, pasca aksi bela Islam 411 dan 212, isu perpecahan menjadi penting untuk segera diatasi.
"Soal isu persatuan Jakarta adalah yang sangat konkrit. Orang di Jakarta merasa tidak punya alat ikat yang membuat mereka menyatu Jakarta itu terancam oleh terpecah-belah," tutup Eep. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sandiaga mengatakan saat ini biaya hidup masyarakat di Jakarta ini semakin mahal
Baca SelengkapnyaErwin Aksa menyampaikan masih banyak permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat Jakarta.
Baca SelengkapnyaBesaran upah pekerja di Jakarta masih tak sebanding dengan kenaikan laju inflasi.
Baca SelengkapnyaDebat Cawapres digelar di JCC, Senayan, Jakarta. Tema debat membahas soal ekonomi
Baca SelengkapnyaJarak rumah ke kantor yang jauh membuat seseorang rentan mengalami masalah fisik.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaNilai rata-rata konsumsi masyarakat di Jakarta mengalami lonjakan tinggi dari Rp13,54 juta per bulan menjadi Rp14,88 juta.
Baca SelengkapnyaKelima, demi keadilan sosial mari kita mendahulukan kepentingan bersama, demi manfaat untuk indahnya Jakarta sebagai Kota Global Global.
Baca SelengkapnyaUntuk pengeluaran komoditas non makanan mencakup perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) didapatkan bahwa 5,5 persen dari total masyarakat di Jateng belum bekerja.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data survei BPS, biaya hidup di Jakarta mencapai sekitar Rp14,88 juta per bulan untuk rumah tangga yang terdiri dari dua hingga enam orang.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin memprediksi jumlah pendatang tahun ini akan turun
Baca Selengkapnya