Pengawasan akun medsos dosen dan mahasiswa dinilai kurang efektif
Merdeka.com - Langkah Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir melakukan pengawasan aktivitas media sosial para rektor dan dosen dengan alasan memantau masuknya paham radikalisme ke dalam kampus dinilai kurang efektif. Meski langkah itu dianggap sebagai sesuatu yang wajar untuk dilakukan sebagai langkah antisipasi.
"Itu kan mengantisipasi, dalam konteks upaya antisipasi boleh-boleh saja. Tetapi efektivitasnya perlu dipertanyakan," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Fauzan, Rabu (6/6).
"Apa itu efektif kalau arahnya upaya deradikalisasi. Kayak kita ini, orang yang mencoba mengungkap radikalisme, terus apa benar tidak terlibat? Ya kalau memang sebagai antisipasi tentu boleh-boleh saja, tetapi tingkat efektivitasnya yang perlu kita lihat," sambungnya menambahkan.
-
Apa yang dilakukan Mohammad Nasih sebelum jadi Rektor? Karier Sebelum menjabat sebagai Rektor Unair, Nasih pernah menduduki sejumlah posisi penting di kampus setempat. Mulai dari Direktur Keuangan Unair (2007-2010), Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi Islam (2011-2015). Saat jadi pucuk pimpinan Program Doktor Ekonomi Islam, ia juga dipercaya sebagai Wakil Rektor II Unair (2010-2015).
-
Kenapa Kemnaker ajak mahasiswa kolaborasi? 'Kita perlu kolaborasi dan sinergi untuk mendapatkan bonus demografi,' ucap Menaker saat memberikan sambutan pada Sosialisasi Pasar Kerja yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta, Rabu (7/2/2024) di Jakarta.
-
Siapa yang mengintimidasi Rektor Unika? Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto mengaku diminta oknum kepolisian membuat video testimoni tentang pemilu damai dan menyampaikan keberhasilan kinerja presiden Joko Widodo selama 9 tahun memerintah.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Apa yang Rektor Unika tolak? Namun permintaan itu ditolak. Rektor Unika menegaskan bahwa kampus harus menyuarakan kebenaran dan harus bersikap netral dalam politik.
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
Kata Fauzan, upaya penting yang perlu dilakukan adalah pendampingan setiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di masing-masing kampus. Pendampingan itu dilakukan oleh dosen yang memang diberi tugas atau bertanggung jawab terhadap masing-masing UKM.
"Saya lebih sepakat, seumpama Kemenristekdikti menurunkan regulasi yang menyebutkan di situ ada pendampingan-pendampingan di setiap unit kegiatan mahasiswa. Itu saya kira lebih bagus. Itu efektif, meskipun toh itu juga belum tentu menjamin 100 persen, tetapi langka ini bisa dijadikan warming," jelasnya.
Kata Fauzan, UMM adalah perguruan tinggi yang mengemban misi idiologis Muhammadiyah dan sejak awal menolak radikalisme. Upaya yang suah dilakukan adalah mengontrol terhadap seluruh kegiatan mahasiswa agar tidak terpapar ideologi sesat, termasuk radikalisme dan terorisme.
"Deradikalisasi itu kita antisipasi dengan cara pendampingan terhadap seluruh kegiatan kemahasiswaan. Itu sebagai bentuk kontrol untuk memantau idologi-idologi yang berkembang, yang ditengarai mengarah pada radikalisme," jelasnya.
Menurutnya, kalau radikalisme banyak tumbuh di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia karena memang PTN tidak berbasis keislaman seperti kampusnya. Semua perguruan tinggi Muhammadiyah membangun mahasiswa berwawasan kebangsaan dan keislaman yang tentu versi Muhammadiyah.
Seluruh kegiatan organisasi di kampusnya diatur dari mulai lembaga intranya, termasuk kajian-kajian Islam. Semua didampingi seorang dosen, yang bertanggung jawab mengawal organisasi-organisasi itu.
Sepanjang kegiatan dilakukan di Kompleks UMM, dipastikan masih terpantau. Tetapi memang tetap harus waspada, gerakan terorisme dan radikalisme disebut sebagai siluman.
Gerakan mereka mengambil basis anak-anak muda yang berpendidikan. Sehingga memang pendampingan saja tidak cukup, karena organisasinya yang tidak permanen dan bisa membubarkan diri sewaktu-waktu.
"Tahun 2005, pernah mahasiswa kami sebagai korban NII (Negara Islam Indonesia) yang dicuci otaknya. Saya ingat, karena saya kepala Biro Kemahasiswaan," tegasnya.
Selain itu UMM juga menjalin kerja sama dengan stakeholder dan warga lingkungan kampus untuk menciptakan kondisi aman dan nyaman. Bahkan kerjasama terjalin dari tingkat RT RW, karena memang kampusnya berada di perkampungan.
"Karena yang kami antisipasi sebenarnya tidak hanya radikalisme saja. Radikalisme ini kan menjadi berita menarik karena memiliki pemuatan politik yang kuat. Tetapi tidak kalah pentingnya peredaran narkoba, hubungan bebas yang juga harus dintisipasi. Kita kerja dengan unit masyarakat tersebut mengantisipasi agar tiadak terjadi persoalan itu," jelasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Mahfud, tindakan untuk mengajak sejumlah rektor menyatakan sikap seperti itu adalah perbuatan yang kurang sehat.
Baca SelengkapnyaUGM melarang dosen killer atau dosen mengajar galak untuk menciptakan suasana belajar nyaman tanpa kekerasan fisik maupun psikis.
Baca SelengkapnyaSalah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah mahasiswa baru wajib membeli jas almamater.
Baca SelengkapnyaPihak Unpad juga sedang memproses pemberian sanksi berat kepada seorang dosen pelaku bullying.
Baca SelengkapnyaRektor memastikan kegaduhan pascapencopotan gelar guru besar 2 profesor tak menggangu proses belajar mengajar.
Baca SelengkapnyaKabarhakam memastikan apa yang dilakukan pihaknya sesuai dengan ketentuan dan aturan.
Baca SelengkapnyaTindakan intimidasi tentunya sangat disayangkan, untuk membuat video yang intinya mendukung pemerintah.
Baca SelengkapnyaAwak media pun langsung memberondong sejumlah pertanyaan salah satunya yakni terkait kasus perundungan.
Baca SelengkapnyaKecewa dengan Pelanggaran Demokrasi dan Etika, Mahasiswa UNS Keluarkan Maklumat Supersemar
Baca SelengkapnyaPihak kampus saat ini tengah melakukan investigasi terkait kebenaran kasus pelecehan seksual itu.
Baca SelengkapnyaSelain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.
Baca SelengkapnyaTemuan ini, merupakan hasil investigasi yang dilakukan oleh Kemenkes.
Baca Selengkapnya