Pengeroyokan Siswi SMP oleh Siswi SMA di Pontianak Dipicu Masalah Teman Pria
Merdeka.com - Seorang siswi SMP, ABZ (15) di Pontianak dikeroyok sejumlah siswi SMA negeri dan swasta di kota tersebut. Peristiwa itu membuat ABZ mengalami sejumlah luka dan beberapa kali muntah hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Pihak Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) menerima laporan kasus tersebut dari pihak keluarga pada tanggal 5 April lalu. Hasil pendampingan awal, pengeroyokan itu terjadi karena teman pria.
"Pemicunya karena teman pria. Jadi si cowok ini ada berhubungan dengan P, sepupu korban bermasalah D salah satu pelaku. Mantan pacar si P sekarang berhubungan dengan D. Tapi si pria itu masih berteman juga dengan di P. Lalu saling berkomentarlah," kata Ketua KPPAD Kalbar Eka Nurhaya, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (10/4).
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
"Nah korban ini sering ikut berkomentar juga, hal itulah yang membuat pelaku emosi sehingga timbulkan niatan berbuat tindakan itu," sambungnya.
Kemudian pada tanggal 29 Maret itu, korban dan sepupunya yang berada di rumah dijemput salah satu pelaku. Pelaku mengaku ingin membicarakan sesuatu.
"Sampai di salah satu tempat yang sepi ternyata teman-teman pelaku sudah menunggu. Di tempat pertama korban katanya dipukuli, ditampar, ditendang, kepalanya dibenturkan ke aspal. Kemudian dibawa lagi ke tempat kedua, yang sudah ada teman-teman pelaku juga menunggu. Kemudian dipukul lagi dan setelah itu ditinggal," jelasnya.
Saat itu, P sepupu korban yang juga berada di lokasi tidak bisa berbuat banyak. Sebab kedua tangannya dipegangi geng pelaku agar tidak membela korban. P juga tidak menjadi sasaran kekerasan.
"Jadi pelakunya ada 12 orang, dua orang jadi provokator kisah awalnya, 3 orang pelaku utama yang memukul menganiaya, sisanya tim hore, ada juga jagain lokasi, ada yang nonton," katanya.
KPAD, kata Eka, memastikan saat ini fokus mendampingi korban dalam kasus ini. Sedangkan pengakuan pelaku belum didengar karena mereka masih mengikuti kegiatan UNBK.
"Langkah kami akan terus mendampingi korban sampai jalur terakhir, karena ini korban anak, untuk nanti masalah pelaku ada pendampingannya juga. Tapi kami prioritas korban, jadi akan ada ada trauma healing, hypnoprana juga dan akan lebih banyak untuk menghilangkan trauma," jelasnya.
Untuk diketahui, pada Selasa (9/4) siang kemarin kasus ini sudah dilaporkan pihak keluarga dengan Laporan Polisi (LP) bernomor LP/662/IV/RES.1.18/2019/KALBAR/RESTA PTK.
Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Husni Ramli, saat dikonfirmasi merdeka.com mengatakan peristiwa itu terjadi pada Jumat (29/3) sekira pukul 14.30 WIB.
"Ada sejumlah remaja perempuan yang sudah menunggu. Seorang di antaranya langsung menyiramkan air ke korban, dan menarik rambut, lalu kemudian menendang korban," ujar Husni.
"Meski korban terjatuh, namun terduga pelaku menginjak perut korban, dan membenturkan kepala korban ke jalan yang ada bebatuannya. Korban dan sepupunya, sempat lari," tambah Husni.
Meski coba kabur, korban pun dikejar pelaku. Saat korban turun dari motor, korban kemudian diperlihatkan isi chat dari aplikasi pesan instan. "Tapi korban terus dianiaya, hingga ada warga melintas, pelaku kabur," terang Husni.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video pengeroyokan terhadap seorang siswi SMP di Sumatera Barat viral di media sosial. Tiga pelaku yang juga siswi SMP kini diamankan polisi.
Baca SelengkapnyaSelain mengaku anggota Basis, korban disebut sempat menantang kelompok lain di luar sekolah.
Baca SelengkapnyaSaat ini, kepolisian sudah berkoordinasi ke Bapas, Dinas Sosial, juga Perlindungan Perempuan dan Anak dan ke psikolog untuk tahu latar belakang pelaku.
Baca SelengkapnyaSekolah akan tegas terhadap siswa yang terlibat perundungan dan hukum.
Baca SelengkapnyaPolisi telah mengetahui pelaku perundungan siswi SMP itu berjumlah delapan orang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di dalam kelas saat jam istirahat
Baca SelengkapnyaWarga yang kumpul di depan rumah menyorakinya dengan kata-kata kasar.
Baca SelengkapnyaMeski korban coba memberikan jawaban klarifikasi, pelaku makin ganas menampar korban hingga tersungkur ke tanah.
Baca SelengkapnyaKasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan kembali terjadi dan viral di media sosial. Kali ini korbannya siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaKorban perundungan sudah melaporkan peristiwa yang menimpanya.
Baca SelengkapnyaAntar korban dan terduga pelaku berasal dari sekolah berbeda. Namun keduanya adalah teman sepermainan di Bedahan.
Baca Selengkapnya