Pengiriman ganja sintetis yang akan diolah di Bali diungkap polisi
Merdeka.com - Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengungkap upaya pengiriman narkotika jenis ganja sintetis yang berasal dari Cina. Narkoba tersebut dikirim ke Bali melalui jasa pengiriman internasional dan diolah dalam industri rumahan.
Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto menyampaikan, pengungkapan itu dilakukan pada Senin 19 Maret 2018 setelah mendapatkan informasi dari Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta.
"Ini golongan I narkotika jenis Cannabinoid Sintetis, dalam bentuk serbuk berwarna putih kekuning-kuningan," tutur Eko dalam keterangannya, Kamis (22/3).
-
Apa jenis narkoba yang diselundupkan? 'Awalnya kami menemukan adanya temuan narkotika jenis sabu sebanyak 2 paket sedang dengan berat kotor 202 gram yang dikirim lewat kargo bandara dengan modus ekspedisi helm,' ujar Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Manapar Situmeang kepada merdeka.com Senin (20/5).
-
Dimana kasus narkoba jaringan internasional ini dibongkar? Ditresnarkoba Polda Metro Jaya berhasil membongkar kasus peredaran narkoba jaringan internasional yang beroperasi di Malaysia-Riau-Jakarta.
-
Dimana sabu itu dikirim? Kemudian, polisi menelusuri alamat pengiriman sabu yang dikirim lewat gudang kargo Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Ternyata, paket sabu itu tujuannya ke kantor J&T Masamba yang beralamat di Jalan Lapapa Kelurahan Bone Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan.
-
Narkoba apa yang disita? 'Barang bukti yang disita sebanyak 16 paket sabu, bong, pipet, gunting, senjata tajam dan barang lainnya,' ujar Komandan Tim Patroli Brimob Polda Sumut Iptu Edward Sardi di Medan.
-
Apa jenis narkoba yang diproduksi? Saat diringkus, polisi menemukan berbagai macam alat yang digunakan memproduksi ekstasi tersebut dan siap untuk diedarkan. Salah satunya yakni 416 gram serbuk warna biru (Methafetamine)
-
Siapa yang ditangkap dalam kasus narkoba ini? Sejumlah orang yang diduga terlibat sebagai kurir narkoba telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Dari situ, tim melakukan pengembangan dan menelusuri alamat pengiriman paket tersebut. Barang dari jasa pengiriman FedEx itu kemudian dihubungkan dengan agen FedEx RPX Denpasar.
Didapati bahwa pengiriman ditujukan kepada Michael Ardana dengan alamat Jalan Pemuda III No. 23, Renon, Denpasar, Bali.
"Ini dalam bentuk serbuk 5-Flouro ADB dengan berat 500 gram," jelas dia.
Tim kemudian melakukan pengejaran ke alamat tersebut pada Selasa 20 Maret 2018. Ternyata sudah ada pelaku atas nama Krisna Andika Putra (20) yang bermaksud menerima barang itu.
Pengembangan dilakukan dan tersangka berikutnya atas nama Anak Agung Ekananda (24) dibekuk di Jalan Setia Budi 48, DPS Pemecutan Kaja, Denpasar Utara.
"Kemudian dilanjutkan penggeledahan di rumah tersangka Jalan Tunjung Sari, Perum Pesona Paramita 2, Denpasar, Bali dan ditemukan home industri serta bahan-bahan pembuatan ganja sintetis," jelas Eko.
Narkotika jenis Cannabinoid Sintetis ©2018 Istimewa
Eko menambahkan, kedua pelaku memiliki omzet hingga miliaran rupiah. Barang haram yang diolah dalam industri rumahan itu mereka pasarkan dengan memanfaatkan media sosial. Kedua pelaku bisa memasok ganja sintetis hingga 30 kilogram. Empat sampai lima gram ganja sintetis memudian dijual dengan harga Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu.
"Dengan estimasi itu (harga), maka omzet penjualnya tembus Rp 2,7 sampai dengan Rp 3 Miliar," tutur Eko.
Menurut Eko, pelaku mendistribusikan ganja sintetis ke seluruh wilayah Indonesia melalui online store via BBM, Line, dan Instagram. Mereka memesan ganja sintetis dari Cina dan kemudian diolah kembali agar bisa digunakan sebagai bahan campuran tembakau.
"Narkotika golongan I synthetic cannabinoid dalam bentuk serbuk ini kemudian dicampur dengan tembakau yang biasa diisap oleh para pengguna," jelas dia.
Lokasi industri rumahan yang digunakan pelaku beralamat di Jalan Tunjung Sari, Perum Pesona Paramita 2, Denpasar, Bali.
Tersangka Krisna berperan sebagai penerima dan produsen narkotika dalam bentuk serbuk cannabinoid sintetis untuk bahan pembuatan tembakau narkotika dari Cina. Sementara pelaku lain yakni Anak ikut berperan memproduksi canabinoid sintetis dengan campuran 5- flouro ADB dengan tembakau.
"Kita sita barang bukti ganja sintetis seberat 500 gram dan sejumlah bahan terkait lainnya," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun modus operandi pemasarannya menggunakan jaringan hydra Indonesia atau darknet untuk memasarkan produk ganja hidroponik.
Baca SelengkapnyaPara pelaku diketahui menjual hasis dalam bentuk pods system seharga Rp 3,5 juta per gram.
Baca SelengkapnyaDari komunikasi di media sosial, biasanya pelaku akan mengirimkan barang haram ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaKronologi Terbongkarnya Laboratorium Narkoba Jenis Baru Pinaka di Sentul
Baca SelengkapnyaAdapun barang bukti puluhan kilogram ganja ini diketahui dikirim dari Aceh dengan tujuan Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaPengungkapan kasus clandenstine laboratory atau laboratorium gelap narkotika golongan I jenis DMT adalah pertama kali ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan 20 kg sabu serta beberapa bahan baku pembuatan sabu.
Baca SelengkapnyaKasus narkotika yang kini lebih marak diselundupkan dalam bentuk bahan baku
Baca SelengkapnyaKabid Pemberantasan BNNP Bali Kombespol I Made Sinar Subawa mengatakan pengungkapan tersebut
Baca SelengkapnyaTersangka belajar cara pembuatan narkoba sintetis secara otodidak dari artikel-artikel di internet
Baca SelengkapnyaPara tersangka sebagai peracik mayoritas berusia masih muda. Dalam kegiatan peracikannya, mereka dipandu WN Malaysia lewat video confrence.
Baca SelengkapnyaKasus sindikat tembakau sintetis yang diungkap oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menguak fakta baru.
Baca Selengkapnya