Pengumuman Wali Kota Helmi Hasan Positif Covid-19 Dinilai Bernuansa Politis

Merdeka.com - Pengamat politik pemerintahan dari Universitas Bengkulu (UNIB) Mirza Yasben menilai pengumuman oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni bahwa Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan positif covid-19 bersifat politis. Lebih jauh Mirza menyebut bahwa tindakan tersebut tergolong tindakan politik pragmatis.

"Pada umumnya, semua yang berkaitan dengan kekuasaan itu ialah politik. Apakah politik dalam artian etis normatif ataupun politik dalam artian pragmatis. Jika politik itu bersifat normatif, maka segala unsur di dalamnya harus berbanding lurus dengan peraturan yang telah disepakati. Sedangkan politik yang bersifat pragmatis adalah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan politik. Jadi setiap tindakan politis yang merugikan kompetitor dapat dikategorikan sebagai tindakan politik pragmatis," ujar Kamis (3/9) kemarin.

Sebelumnya Wali Kota Helmi Hasan dinyatakan positif terpapar Covid-19 melalui hasil tes Swab laboratorium di Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Provinsi Bengkulu. Pernyataan itu diumumkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni melalui rilis resmi pada, Senin (31/8/ 2020). Namun pernyataan itu dibantah oleh hasil tes Swab laboratorium Rumah Sakit Mayapada Jakarta dan RS Pelni Jakarta yang menyatakan Helmi berstatus negatif Covid-19 pada, Selasa (1/9/2020).

Mengenai hal itu, Mirza mengatakan wajar jika ada yang beranggapan itu merupakan bagian dari strategi politik salah satu kompetitor. Sebab, pihak yang membuat pernyataan merupakan keluarga organisatoris Pemerintah Provinsi yang merupakan Balon petahana Pilgub 2020.

"Hal yang wajar bila ada yg beranggapan itu merupakan bagian strategi politik. Sebab, salah satu kompetitor adalah terkait secara organisatoris dengan pihak yang mengumumkan. Dalam ranah dunia politik, itu merupakan hal yang wajar," ujar Mirza.

Mirza melanjutkan, meskipun diterpa kabar yang tidak mengenakkan dari pihak RSMY dan pejabat terkait, namun Helmi selalu menanggapinya dengan santun, Bahkan Helmi membalasnya dengan memberikan doa kepada pihak yang bersangkutan.

"Meskipun timbul polemik dari RSMY yg menyebut Pak Helmi Hasan positif Covid 19, namun tidak terdengar komentar Pak Helmi yang menyudutkan pihak RSMY dan para pejabat terkait. Bahkan dia mendoakan agar pejabat terkait sehat sejahtera dan bahagia," lanjut Mirza.

Kepada masyarakat Bengkulu, Mirza mengajak untuk mengubah cara berpikir kesukuan dalam menentukan pemimpin daerah. Sebab hal itu akan menimbulkan perpecahan di dalam masyarakat itu sendiri.

"Mari kita sama-sama mengubah mindset berpikir kita untuk kemajuan Provinsi Bengkulu berwawasan kebangsaan. Pilihlah calon pemimpin yg memiliki track record bersih dan memiliki program serta kemampuan untuk membangun. Terlebih bagi pemimpin yang memikirkan nasib rakyat dan sudah terbukti berpihak kepada rakyat. Juga tidak kalah penting, Kita harus mencari pemimpin yang dapat mengeliminir konflik kesukuan dan kedaerahan," demikian Mirza. (mdk/hhw)