Pengungsi Gempa Bumi di Pasaman Mulai Idap ISPA dan Asam Lambung
Merdeka.com - Korban gempa bumi asal Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat yang mengungsi ke Padang Tarok, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, banyak mengidap penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan asam lambung. Dokter telah melayani 150 orang warga di posko Padang Tarok, Nagari Salareh Aia.
"Paling banyak mereka mengidap penyakit ISPA dan asam lambung," kata Dokter umum posko di Padang Tarok, dr Diki Sarya Prayoga di Lubukbasung, Senin (28/2).
Dia mengatakan, para pengungsi mengidap ISPA akibat masalah cuaca, karena lingkungan yang baru dan mereka baru menyesuaikan. Setelah itu, korban gempa bumi itu terlambat makan setelah gempa bumi melanda daerah itu dan kondisi masih trauma.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
-
Siapa yang terdampak udara buruk? Berdasarkan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Mengapa perubahan iklim membuat orang merasa tertekan? Meskipun hanya sedikit dari individu-individu ini yang mengalami dampak ekstrem akibat perubahan iklim, mereka merasa terganggu oleh kerusakan lingkungan tempat yang mereka pedulikan, frustrasi atas kurangnya tindakan terhadap perubahan iklim, serta perasaan bersalah dan malu.
"Pada umumnya mereka makan siang pada sore hari pascagempa melanda daerah itu dan persediaan makan belum ada," kata dia, dilansir Antara.
Persediaan Obat Cukup
Dia menambahkan, mereka sudah diberi obat dan vitamin. Satu warga dirujuk ke Puskesmas Kayu Pasak akibat suhu tubuh cukup tinggi semenjak dua hari lalu. Namun hasil tes antigen dari pasien tersebut negatif Covid-19.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Agam, Hendri Rusdian menambahkan persediaan obat-obatan di pusat pelayanan di posko itu sangat cukup.
"Obat-obatan ISPA dan asam lambung cukup dan penyakit tidak spesifik," kata Hendri.
Dinas Kesehatan Agam menyiapkan lima petugas kesehatan yang berasal dari dokter umum satu orang, bidang dua orang dan perawat dua orang di posko. Pelayanan itu dibuka selama 24 jam dan petugas dibagi tiga kelompok selama 24 jam.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaKurang lebih 500 warga yang mengungsi di sejumlah posko di Wulanggitang dan Sekolah Dasar Kemiri
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaRentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.
Baca SelengkapnyaBeberapa hari setelah gempa dahsyat mengguncang Jepang, para korban kini menghadapi krisis makanan dan air bersih.
Baca SelengkapnyaHujan deras dan angin kencang melanda Gaza pada Senin (25/11) malam.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaJalan setapak, bangunan sekolah sampai lapangan bola kini berubah menjadi lautan.
Baca SelengkapnyaPembangunan saluran pembuangan banjir belum cukup menyelamatkan penduduk pesisir dari dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Garut tetap berjaga di luar rumah setelah merasakan gempa magnitudo 6,5 yang dimutakhirkan menjadi 6,2. Mereka khawatir terjadi gempa susulan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
Baca Selengkapnya