Pengungsi Korban Longsor Nganjuk Keracunan Massal
Merdeka.com - Puluhan pengungsi korban longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Nganjuk mengalami keracunan massal pada Kamis (18/2) malam. Akibatnya, 4 orang terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Nganjuk, Nafhan membenarkan atas kejadian tersebut. Ia menyatakan, dari korban keracunan tersebut tidak ada yang anak-anak.
"Semua orang dewasa. Anak-anak tidak ada," ujarnya, Jumat (19/2).
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
-
Apa yang menyebabkan keracunan makanan dari beras mentah? Kontaminasi bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Staphylococcus aureus dapat menyebabkan keracunan makanan. Penyimpanan yang tidak tepat juga berkontribusi. Kandungan air beras yang tinggi dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
-
Siapa yang rentan mengalami keracunan makanan? Sejumlah organisme ini rentan menyebabkan keracunan pada orang tua, bayi, anak-anak kecil, wanita hamil beserta bayi yang dikandungnya, dan mereka yang rentan.
-
Kenapa keracunan makanan berbahaya? Meskipun kebanyakan kasus keracunan makanan tidak berujung pada kematian, tetap saja hal ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama bagi kelompok yang rentan seperti anak-anak, lansia, wanita hamil, dan individu dengan sistem imun yang lemah.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
Dia mengatakan, penyebab keracunan karena para pengungsi memakan makanan ringan dari sumbangan donatur.
"Diduga karena makanan ringan dari donatur," ujarnya.
Nafhan juga belum mendapat jumlah total dari korban keracunan ini. Dia hanya mengatakan, yang keracunan ringan lebih dari 10 orang.
"Ringan lebih dari 10 orang dirawat di Puskesmas. Yang di RS belum dipastikan pengungsi atau relawan," jelasnya.
Ia pun memastikan, penyebab keracunan bukan dari makanan yang diolah Tagana Kemensos di Dapur Umum. Karena makanan atau nasi dari dapur umum telah didistribusikan sejak sore. Sedangkan peristiwa keracunan massal terjadi pada pukul 23.00 WIB beberapa jam setelah makanan ringan dari donatur dibagikan.
Hal senada disampaikan oleh Kapolres Nganjuk, AKBP Harviadhi Agung Pratama. Ia menyatakan, penyebab keracunan puluhan pengungsi korban longsor di Ngetos, Kabupaten Nganjuk bukan karena makanan dari Dapur Umum. Melainkan diduga karena mie ayam yang dibagikan oleh donatur.
"Warga yang mengalami gejala tersebut diperkirakan akibat mengosumsi mie ayam yang dibagikan sore hari sekitar pukul 15.00 WIB oleh salah satu donatur atau pemberi bantuan. Jadi saya tekankan bukan dari dapur umum," ujarnya.
Ia menambahkan, warga mulai mengalami gejala muntah, mual, pusing dan diare di Posko Pengungsian pada Kamis malam pukul 22.00 WIB. Untuk menyelidiki kasus tersebut, ia pun menurunkan Satreskrim dan INAFIS. Pihaknya juga telah membawa beberapa sampel makanan mie ayam untuk proses uji lab.
Hasilnya, diduga kuat keracunan itu karena kandungan formaldehida atau formalin di dalam mie ayam tersebut. Karena dari beberapa unsur yang diuji hanya formalin yang angkanya 10.
"Sudah kita lakukan tes security food dengan sampel mie ayam, kuah, bumbu bawah, saos dan kecap. Kandungan Nitritnya nol, Arsenik juga nol, Sianida juga nol, formalin hasilnya di angka 10. Formalin inilah yang kemungkinan menjadi penyebab warga yang mengonsumsi mie ayam itu mengalami gejala (keracunan)," tandasnya.
Terkait dengan temuan itu, pihaknya pun melakukan pelacakan terhadap pemberi makanan tersebut. Dua orang yang diduga memberikan makanan, akan secepatnya dimintai keterangannya.
"Apabila hasil penyelidikan ada unsur pidana maka kami tingkatkan ke proses penyidikan untuk penegakan hukum," katanya.
Harvi mengatakan, data korban keracunan massal di Posko Pengungsian Ngetos adalah 44 orang dengan rincian: 3 orang dirawat RSUD Nganjuk, 1 RS Bhayangkara Nganjuk, 7 orang di Puskesmas, 33 rawat jalan kembali ke Posko Pengungsian.
Diketahui, pengungsi korban longsor Selopuro ditempatkan di SDN Ngetos 3 Ngetos. Sedikitnya terdapat 100 pengungsi dewasa dan 41 pengungsi anak-anak.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaKeracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaAcara reses anggota DPRD dari PPP diduga menjadi pemicu keracunan ratusan warga. Mereka menyantap makanan yang disediakan sebelum sakit.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca SelengkapnyaMeninggalnya enam orang di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah dipastikan karena terjangkit diar
Baca SelengkapnyaUsai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data, ada 364 warga mengalami keracunan usai menyantap nasi boks saat acara reses anggota DPRD Kota Cimahi.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami peristiwa keracunan ini termasuk memanggil pengelola catering.
Baca Selengkapnya