Pengungsi Wamena Mulai Terserang Penyakit ISPA dan Diare
Merdeka.com - Korban demonstrasi anarkis yang berujung kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, mulai terserang beragama penyakit mialgia dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) serta diare.
Penyakit mialgia atau yang bisa disebut nyeri otot adalah suatu keadaan di mana badan terasa pegal-pegal, mulai diakibatkan oleh olahraga yang menyebabkan tubuh merenggang terlalu banyak. Mialgia yang tanpa adanya cedera biasanya disebabkan oleh infeksi dari virus.
"Penyakit yang tertinggi yaitu penyakit mialgia, ISPA, dan penyakit diare tetapi sangat kecil, tetapi penyakit yang paling tinggi yaitu penyakit mialgia dan ISPA"kata Koordinator Tim Gabungan Kesehatan dari Dinas Kesehatan dan TNI/Polri di Wamena, Paminto Widodo ketika dihubungi melalui telepon seluler dari Jayapura, Selasa.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
-
Apa penyebab wabah penyakit beri-beri? Wabah penyakit sudah bermunculan sejak pendudukan Belanda di Bumi Nusantara. Masalah ini membuat para pakar ahli di bidang kesehatan memutar otak untuk menemukan ramuan yang tepat untuk mengatasi wabah tersebut.
Beragam penyakit itu mulai menyerang warga Wamena setelah demonstrasi anarkis yang berujung kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya pada Senin (23/9).
Namun, kata Paminto, setelah korban demo mendapatkan pelayanan kesehatan, kata dia, penyakit-penyakit itu mulai menurun. Grafiknya sudah mulai menurun drastis dari sebelumnya.
"Terutama grafik penyakit mialgia dan Ispa, diare dan malaria," katanya.
Paminto mengatakan rata-rata pasien pengungsi yang dirawat di RSUD Wamena karena luka-luka, kebanyakan di antaranya luka bakar.
Ada juga kasus-kasus kesehatan yang bukan karena dampak langsung kerusuhan, tetapi jumlahnya sedikit, contoh pada Minggu (29/9) ada dua ibu yang hamil di posko pengungsian terpaksa harus dirujuk ke RSUD Wamena untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Demonstrasi yang berujung kerusuhan di Wamena, pada Senin, 23 September 2019 itu menyebabkan 33 orang meninggal dunia, baik warga pendatang maupun warga Papua.
Pendemo juga merusak dan membakar ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta di daerah tersebut.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kurang lebih 500 warga yang mengungsi di sejumlah posko di Wulanggitang dan Sekolah Dasar Kemiri
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaBanjir berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular. Mantan Direktur WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan untuk waspada terhadap lima penyakit ini:
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaKeracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaKasus ISPA di Jakarta meningkat akibat polusi udara yang memburuk.
Baca SelengkapnyaWabah penyakit mulai menjangkiti tentara Israel. Banyak di antaranya parah.
Baca SelengkapnyaPer 1 Maret 2024, tercatat kasus DBD mencapai 16.000 kasus
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaBanjir masih menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Riau, termasuk di Kabupaten Inhu
Baca Selengkapnya